Konflik Rusia Vs Ukraina
Sebut Rusia Pakai Rudal Daur Ulang untuk Serang Ukraina, Inggris Menduga Putin Kehabisan Senjata
Intelijen Inggris melaporkan Rusia memakai rudal daur ulang untuk menyerang Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim Rusia menembakkan rudal jelajah tua ke Ukraina karena stok senjatanya telah menipis.
Dilansir TribunWow.com, rudal tersebut diluncurkan setelah didaur ulang dengan cara dilucuti hulu ledak nuklirnya.
Intelijen Inggris menyebut hal tersebut sebagai improvisasi putus asa oleh pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Kyiv dalam Kegelapan setelah Serangan Rusia, Presiden Ukraina Zelensky Salahkan Wali Kota
Bukti yang diperlihatkan adalah gambar rudal jelajah udara AS-15 Kent yang tampaknya ditembak jatuh.
Rudal tersebut dikatakan telah dirancang pada 1980-an sebagai sistem pengiriman nuklir.
Kementerian Pertahanan mengatakan hulu ledak nuklir mungkin telah diganti dengan pemberat, dengan harapan Kremlin mungkin bahwa rudal itu akan mengalihkan perhatian pertahanan udara Ukraina.
"Meskipun sistem inert seperti itu masih akan menghasilkan beberapa kerusakan melalui energi kinetik rudal dan bahan bakar yang tidak terpakai, itu tidak mungkin untuk mencapai efek yang dapat diandalkan terhadap target yang dituju," bunyi pernyataan tertulis Kementerian Pertahanan Inggris dikutip The Guardian, Sabtu (26/11/2022).
"Apa pun maksud Rusia, improvisasi ini menyoroti tingkat penipisan stok rudal jarak jauh Rusia."

Baca juga: Hoaks 3 Warga Ukraina Ditangkap saat Piala Dunia Qatar karena Gambar Nazi, Tim Siber Rusia Terlibat?
Adapun akibat serangan rudal Rusia, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan 6 juta rumah tangga harus bertahan tanpa listrik di tengah musim dingin.
Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa krisis kesehatan besar akan melanda orang-orang Ukraina karena salju dan suhu di bawah nol diimbuhi dengan kurangnya pemanas.
Sekretaris luar negeri Inggris, James Cleverly, mengunjungi Kyiv minggu ini dan menjanjikan dukungan langsung untuk membantu Ukraina melewati musim dingin.
Ia berkomitmen memberi bantuan tambahan sebesar 3 juta poundsterling atau sekitar Rp 57 miliar untuk membantu membangun kembali infrastruktur.
"Saat musim dingin tiba, Rusia terus mencoba dan menghancurkan tekad Ukraina melalui serangan brutalnya terhadap warga sipil, rumah sakit, dan infrastruktur energi. Rusia akan gagal," kata Cleverly.
“Inggris berdiri bahu membahu dengan Ukraina.”