Konflik Rusia Vs Ukraina
Rekrut Pasukan Elit Afghanistan untuk Perangi Ukraina, Rusia Janjikan Gaji hingga Tempat Tinggal
Pemerintah Rusia disebut kini tengah aktif merekrut pasukan elit Afghanistan untuk membantu berperang melawan Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
"Saya mungkin dipersilakan untuk terus tinggal ketika perang berakhir, belum lagi saya akan menjadi pahlawan dan berperang melawan musuh," ujarnya.
Di sisi lain, warga Nigera yang lain yakni Kereti Usoroh mengaku ingin menjadi relawan perang karena tidak bisa tinggal diam melihat konflik yang terjadi di sana.
"Saya telah hidup dengan nyaman. Jika saya ingin pergi ke Eropa, saya akan melakukannya melalui jalur pendidikan, bukan perang," ujar Usoroh yang bekerja sebagai pengacara di Nigeria.
Pemerintah Nigeria sendiri telah memperingatkan tidak akan menoleransi negara yang menggunakan tentara bayaran.
Sementara itu Kedutaan Besar Ukraina di Nigeria telah menolak para warga negara Nigeria yang tiba di kedutaan untuk mendaftar menjadi relawan.
Tak hanya Nigeria, negara-negara Afrika lain seperti Senegal dan Aljazair juga tidak mendukung dan melarang penggunaan tentara bayaran.
Tentara Inggris Bergabung karena Bosan
Seorang tentara Inggris berusia 19 tahun diam-diam kabur tanpa izin meninggalkan posnya untuk pergi ke Ukraina membantu perang melawan Rusia.
Tindakan prajurit tersebut dinilai tidak bertanggungjawab dan dapat membahayakan Inggris karena dikhawatirkan Rusia akan menganggap aksi remaja tersebut sebagai bentuk keterlibatan Inggris dalam konflik di Ukraina.
Teman dari tentara yang menghilang tanpa izin tersebut menduga yang bersangkutan kabur karena bosan.
Dikutip TribunWow.com dari TheSun.co.uk, tentara yang kabur diketahui bertugas di divisi Coldstream.
Divisi ini memiliki tugas utama untuk melindungi keluarga kerajaan Inggris termasuk Ratu Inggris saat ini yakni Ratu Elizabeth II.
Tentara yang kabur ini disebut muak karena dirinya pernah dijanjikan akan ditugaskan ke Afghanistan namun tidak jadi.
Rekan tentara yang kabur bercerita, para prajurit Inggris yang berada di divisi Coldstream bosan hanya diberikan tugas seremonial atau seputar upacara.
"Dia pergi tanpa izin, membeli tiket dan sedang dalam perjalanan ke Ukraina untuk bergabung dalam perang," ujar sumber yang namanya dirahasiakan.