Breaking News:

Terkini Nasional

Turun Gunung, 7 Eks Kapolri Ramai-ramai Temui Listyo Sigit Prabowo, Pakar: Apa Lagi Yang Diperlukan?

Bambang Rukminto, peneliti ISESS Bidang Kepolisian mempertanyakan kedatangan 7 mantan Kapolri temui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Pertemuan 7 mantan Kapolri dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Rabu (27/10/2022). Mereka adalah Dai Bachtiar, Bambang Hendarso Danuri, Roesmanhadi, Chaerudin Ismail, Soetanto, Timur Pradopo, dan Badrodin Haiti. 

TRIBUNWOW.COM - Tujuh orang mantan Kapolri mendatangi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Mabes Polri, Kamis (27/10/2022).

Dilansir TribunWow.com, para purnawirawan Polri tersebut mengaku prihatin dengan kondisi institusi saat ini dan bermaksud memberikan dukungan moral bagi Listyo Sigit.

Namun langkah ini dipertanyakan Bambang Rukminto, peneliti ISESS Bidang Kepolisian.

Baca juga: Berkaca dari Teddy Minahasa, Masinton Pasaribu Minta Kapolri Batasi Gaya Hidup Mewah Personelnya

Adapun tujuh mantan Kapolri yang hadir adalah Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Jenderal (Purn) Roesmanhadi, dan Jenderal (Purn) Chaerudin Ismail.

Kemudian, ada Jenderal (Purn) Tan Sri Dai Bachtiar, Jenderal (Purn) Soetanto, Jenderal (Purn) Timur Pradopo, dan Jenderal (Purn) Badrodin Haiti.

"Mantan Kapolri menemui Kapolri Jenderal Listyo Sigit, ini adalah sebuah bentuk dukungan reformasi di tubuh kepolisian atau apa?," ucap Bambang Rukminto dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (27/10/2022).

Menurut Bambang, Presiden Joko Widodo sendiri sudah cukup memberikan dukungan besar bagi Kapolri.

Hal ini terlihat dari pemanggilan seluruh pejabat tinggi dan Kapolda serta Kapolsek di Istana Negara pada Jumat (14/10/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi meminta Kapolri untuk melakukan perubahan, dan memberikan teguran pada seluruh jajaran.

Langkah ini, menurut Bambang, sudah cukup menjadi penyokong Listyo Sigit untuk bergerak membenahi Polri.

"Kalau melihat sebelumnya, dua minggu yang lalu, Presiden juga memberikan dukungan secara tidak langsung dengan mengumpulkan Kasatwil di jajaran kepolisian," tutur Bambang.

"Artinya dukungan apalagi yang diperlukan Pak Listyo Sigit untuk melakukan pembenahan di institusi kepolisian ini."

"Kalau melihat problem-problem di kepolisian ini, ini adalah akumulasi dari problem sistemis yang terjadi."

Bambang Rukminto, peneliti ISESS Bidang Kepolisian buka suara soal kedatangan 7 mantan Kapolri temui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kamis (27/10/2022).
Bambang Rukminto, peneliti ISESS Bidang Kepolisian buka suara soal kedatangan 7 mantan Kapolri temui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kamis (27/10/2022). (Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV)

Baca juga: Mulai dari Sambo hingga Teddy, Mahfud MD Ungkap Sikap Kapolri Listyo Sigit Sengaja Umbar Oknum Polri

Sementara itu, dijumpai setelah pertemuannya dengan Kapolri, Dai Bachtiar, mantan Kapolri periode 2001-2005 membeberkan tujuan pertemuan tersebut.

Menurut Dai Bachtiar, para mantan Kapolri tersebut merasa prihatin dengan kasus-kasus besar yang mendera institusi dan membuat citra polisi anjlok.

"Jadi kehadiran kami para purnawirawan Polri ini terpanggil tentu dengan situasi yang kita sama-sama prihatin adanya peristiwa," beber Dai Bachtiar dikutip Kompas.com.

"Pada pertemuan kali ini memang ada sesuatu yang kita ingin berikan masukan, terutama kepada peristiwa yang akhir-akhir ini terjadi."

"Tentu kami memberikan dorongan semangat, spirit, bagi mereka untuk tabah dan juga berpikir rasional untuk menghadapi situasi ini," tandasnya.

Baca juga: Setelah Dipanggil Jokowi, Kapolri Listyo Sigit Gemetaran saat Konferensi Pers di Istana Negara

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 02.36:

Arteria Dahlan Sebut Masalah Polri seperti Sinetron

Penangkapan Irjen Pol Teddy Minahasa yang baru ditunjuk 5 hari menjadi Kapolda Jawa Timur, begitu mengejutkan publik.

Dilansir TribunWow.com, anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan, menilai hal ini menambah buruk harkat Polri yang sudah jatuh akibat kasus Ferdy Sambo.

Menurut Arteria Dahlan, serangkaian kasus yang melibatkan aparat belakangan ini seolah seperti sebuah drama sinetron yang berkepanjangan.

Baca juga: Kronologi Kapolda Jatim Irjen Teddy Minahasa Ditangkap terkait Kasus Narkoba, Kini Terancam PTDH

Sebagaimana diketahui, Teddy Minahasa menjadi tersangka atas kasus dugaan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Ia dijerat pasal 114 ayat 2 UU Narkotika, susbsider pasal 112 ayat 2, juncto pasal 132 ayat 1, juncto pasal 55, undang-undang nomor 35 tahun 2009 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

Teddy Minahasa yang sebelumnya menjabat Kapolda Sumatera Barat diduga telah menjual barang bukti sabu-sabu ke seorang pengedar bernama Linda Pujiastuti di Jakarta.

Mengetahui kasus ini, Arteria menyesalkan bertambahnya pelanggaran yang kembali dilakukan oleh aparat.

Apalagi saat kasus Ferdy Sambo masih bergulir, belum lagi tragedi di Stadion Kanjuruhan yang juga dipicu ulang polisi melemparkan gas air mata.

"Kita sedih, kecewa, prihatin," kata Arteria dikutip kanal YouTube tvOneNews, Jumat (14/10/2022).

"Kejadian demi kejadian terjadi pada tubuh Institusi Polri, ibarat episode dalam sinetron yang tidak berkesudahan."

"Kemarin kita dapat episoden Sambo, kemudian episode Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan banyak orang, sekarang episode yang namanya Teddy Minahasa, polisi menjual barang bukti narkoba sitaan."

Anggota komisi III DPR Arteria Dahlan mencecar Menko Polhukam Mahfud MD terkait kasus Ferdy Sambo saat rapat bersama di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Anggota komisi III DPR Arteria Dahlan mencecar Menko Polhukam Mahfud MD terkait kasus Ferdy Sambo saat rapat bersama di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/8/2022). (Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV)

Baca juga: Sosok Irjen Teddy Minahasa, Kapolda Jatim Baru Pengganti Irjen Nico Afinta: Pernah Jadi Ajudan JK

Kasus yang bertubi-tubi menimpa Polri telah menghancurkan kepercayaan publik pada institusi tersebut.

Padahal, sejak kasus Sambo mencuat, seluruh pihak sedang berusaha meningkatkan nama baik Polri di hadapan publik.

"Ini harga mahal, jelas sekali trust publiknya terkoyak, turun kepercayaan publik pada Polri," ucap Arteria.

"Dari kasusnya Sambo ini kita coba tingkatkan terus dengan penuh kerja keras, kemudian juga semakin memperlihatkan Polri sebagai polisi rakyat bersekat dengan rakyatnya."

Kasus yang melibatkan Teddy Minahasa dinilai ironis oleh Arteria.

Apalagi mengingat jenderal bintang dua tersebut baru saja ditunjuk untuk menjadi seorang Kapolda di Jawa Timur.

"Ini ironi, seorang polisi, perwira tinggi bintang dua yang baru-baru saja dipromosikan oleh seorang Kapolri, ternyata melakukan penjualan barang bukti narkoba," beber Arteria.

"Bagian dari peredaran dan mungkin saja terindikasi kartel atau mafia narkoba."(TribunWow.com)

Berita terkait lainnya

Tags:
KapolriListyo SigitBambang Rukminto
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved