Pilpres 2024
Munculnya Ganjar, Anies hingga Masalah Rekam Jejak Buat Prabowo Makin Tak Laku Jadi Capres di 2024
Pengamat politik menyebut sederet alasan Prabowo Subianto yang elektablitasnya sebagai capres 2024 terus anjlok.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas pada Oktober 2022, elektabilitas dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin menurun kini berada di angka 17,6 persen.
Padahal sebelumnya pada survei Juni 2022, Prabowo masih bisa meraih sebesar 25,3 persen.
Dikutip TribunWow dari Kompas, menurut pengamat, ada beberapa alasan mengapa elektabilitas sang Menteri Pertahanan RI sebagai calon presiden (capres) di 2024 terus menurun.
Baca juga: Beda Nasib dari Anies, Prabowo Disebut Selamat dari Hujatan karena Mesra dengan Jokowi dan Megawati
Faktor pertama adalah Prabowo sudah berkali-kali ikut dalam pemilihan presiden (pilpres) namun berulang kali juga mengalami kekalahan.
“Figur-figur lama seperti Prabowo tidak menawarkan lagi pilihan-pilihan baru,” ujar Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi pada Kompas.com, Jumat (28/10/2022).
“Publik sudah jenuh, apalagi dengan rekam jejak Prabowo yang berkali-kali nyapres, bahkan pernah jadi cawapres gagal. Ini menjadi memori kolektif dari publik,” tuturnya.
Selanjutnya Ari menyoroti munculnya sosok-sosok muda yang menjadi saingan Prabowo, di antaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ari melanjutkan, solusi yang dapat dilakukan oleh Prabowo untuk mendongkrak elektabilitas adalah menggaet calon wakil presiden (cawapres) yang sesuai selera masyarakat.
“Butuh pendamping yang bisa mendongkrak tingkat keterpilihannya seperti sosok Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa,” ungkap Ari.
Ari juga mengusulkan agar Prabowo mengalah maju sebagai cawapres.
“Berlaku sebagai mentor dan pengarah capres jika bersedia menjadi calon RI-2. Dalam bayangan ideal saya sebagai pasangan Ganjar Pranowo-Prabowo Subianto,” papar Ari.
Baca juga: Bukan ke Anies atau Prabowo, Pendukung Ganjar akan Dukung Sosok Ini jika Ganjar Tak Maju di 2024

Awalnya Prabowo Hanya Senyam-senyum Enggan Maju
Prabowo yang secara tegas menyatakan kesiapannya untuk nyapres di 2024 ternyata awalnya ogah maju.
Dikutip TribunWow dari Kompas, fakta ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Muzani menjelaskan, dirinya dulu pada tahun 2020 sempat meminta Prabowo bersiap untuk maju di 2024.
"Omongan pertama enggak jawab, senyum, kedua senyum lagi. Sampai akhirnya diminta oleh semua kader dan pengurus partai seluruh Indonesia untuk maju lagi," jelas Muzani, Sabtu (22/10/2022) malam.
"Karena tidak ada lagi sosok seperti beliau (Prabowo) di Indonesia."
Muzani bercerita, Prabowo kala itu enggan maju karena faktor usia.
Seperti yang diketahui saat ini Prabowo sudah berumur 71 tahun atau 10 tahun di atas Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang kini berusia 61 tahun.
Muzani mengatakan, Prabowo akhirnya bersedia maju setelah dibujuk oleh seluruh kader Gerindra.

"Namun, setelah kami meyakinkan Indonesia butuh sosok beliau (Prabowo), langsung bersedia kembali. Apalagi kondisi saat ini sangat penting menjaga kondisional dan persamaan keamanan. Pak Prabowo bisa terus menjaga hubungan baik dengan Amerika, China, Rusia, Eropa. Pak Prabowo sudah teruji dalam hal itu," ungkapnya.
Sebagai informasi, tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi lawan Prabowo di 2024 nanti adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat ini berusia 53 tahun dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kini juga berumur 53 tahun.
Kelemahan Prabowo di 2024
Masih ada waktu cukup lama sebelum pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dimulai.
Namun elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2024 saat ini dinilai sudah maksimal.
Dikutip TribunWow dari Kompas, kesimpulan ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Unggul Dipasangkan dengan Airlangga Hartanto dalam Survei, Salip Prabowo-Puan
Ari melihat ke depannya elektabilitas Prabowo justru berpotensi kalah dibandingkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Terkait kelemahan Prabowo di 2024, Ari menyoroti rekam jejak sang Menteri Pertahanan RI yang tidak pernah menang saat mencalonkan diri sebagai capres.
Seperti yang diketahui pada pemilu 2014 dan 2019, Prabowo berturut-turut kalah melawan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
"Jejak rekamnya yang selalu gagal di pilpres-pilpres sebelumnya menjadi handicap (rintangan) bagi Prabowo," ujar Ari.
Ari melanjutkan, munculnya tokoh-tokoh baru yang lebih fresh juga menjadi rintangan tersendiri bagi Prabowo.
Kemudian Ari membahas soal elektabilitas Anies yang bisa naik tapi juga bisa menurun.
"Akan tetapi elektabilitas Anies akan berpotensi menurun jika Nasdem gagal membantah dan mengolah isu Anies adalah toleran dengan praktik politik identitas," kata Ari.
Sementara itu Ari meyakini elektabilitas Ganjar akan terus melejit naik meskipun Ganjar saat ini belum mendapat restu dari PDIP untuk menjadi capres 2024.
Ari mengungkit bagaimana posisi Ganjar yang kini dikucilkan PDIP justru mendulang simpati masyarakat.
"Sehingga publik menaruh iba dan semakin jatuh hati dengan ketegaran Ganjar," ucap Ari.
"Tingginya elektabilitas Ganjar di tengah hambatan dan tentangan dari partainya justru melejitkan dirinya daripada Prabowo atau Anies."
(TribunWow.com/Anung)