Tragedi Arema Vs Persebaya
VIDEO - Profesor di Inggris Komentari Tembakan Gas Air Mata Polisi dan Buruknya Stadion Kanjuruhan
Kinerja anggota polisi kini jadi sototan media asing terkait manajemen stadion Kanjuruhan yang buruk.
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Profesor di Universitas Keele Inggris, Clifford Stott memberikan komentarnya terkait tragdei Kanjuruhan yang turut menjadi sorotan dunia.
Bagaimana tidak, tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu sampai menewaskan ratusan orang dan dua orang polisi.
Tentu peristiwa memilukan ini menjadi sorotan hingga tersebar ke media asing.
Termasuk dalam laman Washington Post, Clifford Stott, menuliskan pendapatnya.
Clifford Stott menyinggung tentang tindakan pihak polisi Indonesia.
Selain itu, Clifford Stott juga menyoroti manajemen stadion Kanjuruhan yang buruk.
"Clifford Stott mempelajari sikap kepolisian di event olahraga (Indonesia), meninjau dari video yang disediakan The Post, yang terjadi di Kanjuruhan adalah akibat langsung dari tindakan polisi yang dikombinasikan dengan manajemen stadion yang buruk," lansir Washingtonpost.com.
Baca juga: VIDEO - Polisi Hati-hati dalam Tetapkan Tersangka Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ada 35 Saksi
Clifford Stott menyebut kejadian kunci tragedi Kanjuruhan dimulai saat penembakan gas air mata dengan posisi pintu tertutup.
"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah yang besar,"
"Dan itulah tepatnya yang terjadi," jelas Clifford Stott.
Dalam rilis yang sama, The Post menunjukkan bukti video yang memperlihatkan penembakan gas air mata ke penggemar baik di lapangan atau di tribun.
"Polisi tak lama setelah pertandingan berakhir, menembakkan setidaknya 40 amunisi ke penggemar baik di lapangan atau di tribun."
"Sebagian besar gas air mata melayang menuju bagian tempat duduk tribun 11, 12, dan 13."
Mahfud MD Sebut Kapolri akan Umumkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan Malam Ini
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menyampaikan tersangka tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang akan diumumkan Kapolri hari ini, Kamis (6/10/2022).
Mahfud MD menjelaskan jika Kapolri juga akan mengumumkan anggota Polri yang diduga melakukan pelanggaran kode etik.
"Insyaallah, malam ini Kapolri akan mengumumkan Tersangka pelaku tindak pidana dan Terduga pelanggaran etik dlm Tragedi Sepakbola Kanjuruhan Malang."
"Pengumuman tersebut akan mempermudah investigasi yg dilakukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yg dibentuk dengan Kepres 19/2022," tulis Mahfud MD.
Sebelumnya, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, mengungkapkan ada 31 polisi yang diperiksa terkait kasus itu.
"Saat ini dari Irwasum maupun Propam sudah melakukan pemeriksaan terhadap 31 anggota Polri," ujarnya dalam konferensi pers di Malang, Jawa Timur, Rabu (5/10/2022), dilansir Tribunnews.com.
Namun, Dedi tidak menjelaskan secara rinci pemeriksaan itu apakah terkait soal aturan FIFA yang melarang penggunaan gas air mata di stadion.
New York Times Nilai Polisi Indonesia Kurang Terlatih dalam Mengendalikan Massa
Dikutip dari Tribunnews.com, kinerja Polri juga disorot media asing New York Times.
Dalam akun Twitter mereka, dituliskan jika Polisi Indonesia masih kurang terlatih dalam mengendalikan massa.
"Kepolisian Indonesia sangat termiliterisasi, kurang terlatih dalam pengendalian massa, dan dalam hampir semua kasus, (Polri) tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kesalahan langkah, kata para ahli," cuit New York Times, Selasa (4/10/2022).
Lebih lanjut, artikel New York Times yang dikutip The Indian Express, membahas soal tanggapan para ahli terkait kinerja polisi Indonesia dalam tragedi di Kanjuruhan.
Tak hanya itu, anggaran Polri yang meningkat dari tahun ke tahun juga turut menjadi sorotan. (*)
Tonton video terkait Peristiwa Menarik Lainnya di YouTube TribunWow.com
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Tragedi di Kanjuruhan, Profesor di Inggris Sindir Sikap Polisi dan Manajemen Stadion yang Buruk