Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Disalahkan, 23 Orang di Ukraina Tewas akibat Serangan Misil saat Konvoi Bantuan Kemanusiaan
Total 23 orang di Ukraina tewas dalam serangan misil yang disebut merupakan ulah pasukan militer Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Aneksasi adalah jenis langkah yang menempatkan dia sendirian melawan seluruh umat manusia. Sinyal yang begitu jelas sekarang dibutuhkan dari setiap negara di dunia. Saya percaya pada kemampuan Anda untuk bertindak," tegas Zelensky.
Baca juga: Incar Jembatan, Ini Cara Ukraina Rebut Kembali Wilayah Kherson yang Dikuasai Pasukan Militer Rusia
Rusia Rencanakan Referendum Palsu
Warga Ukraina di Balakliia, Kharkiv, menggambarkan bagaimana Rusia telah merencanakan referendum palsu untuk mencaplok wilayah Kyiv.
Dilansir TribunWow.com, penduduk di wilayah yang baru dibebaskan tersebut mengaku sempat diiming-imingi untuk memberikan data pribadinya.
Data tersebut nantinya akan ditukar dengan obat-obatan dan kebutuhan pokoh kainnya.
Baca juga: Datangi Rumah Warga Ukraina 1 per 1 Pakai Senjata Lengkap, Ini Cara Tentara Rusia Gelar Referendum
Kisah ini terungkap melalui penuturan penduduk setelah wilayahnya dibebaskan tentara Ukraina.
Penduduk yang telah menghabiskan enam bulan di bawah pendudukan Rusia mengantri untuk membeli roti, salami, dan makarel beku.
"Ketika Rusia tiba, saya kehilangan 10 kilogram. Istri saya kehilangan delapan kilogram. Hampir tidak ada yang bisa dimakan selama dua bulan pertama," ungkap seorang warga Valery dikutip dari The Guardian, Minggu (25/9/2022).
Diketahui, pasukan Rusia datang ke Balakliia pada bulan Maret, segera setelah invasi diumumkan.
Mereka mengibarkan bendera Rusia di atas gedung administrasi, dan memarkir tank mereka di halaman pabrik yang luas.
Namun, dua minggu lalu tentara Ukraina mengusir mereka dalam serangan balasan yang dramatis.

Baca juga: Leher Terjerat dan Tangan Diikat, Ini Kondisi Ratusan Mayat Izyum Diduga Warga Ukraina Korban Rusia
Penduduk di Balakliia mengatakan bahwa Rusia telah dengan hati-hati merencanakan referendum untuk beberapa waktu.
Para penduduk kota yang berjumlah 15.000 orang terpaksa bergantung pada bantuan Rusia karena keterbatasan logistik.
Bantuan kemanusiaan juga disediakan tentara Rusia, tetapi untuk menerimanya, penduduk setempat harus memberikan alamat mereka, dan menyerahkan paspor dan nomor identifikasi Ukraina mereka.