Konflik Rusia Vs Ukraina
Bantah Jual Senjata ke Rusia, Korea Utara Ungkap Tujuan AS Sebar Rumor Bohong
Korea Utara membantah telah menjual senjata ke Rusia yang disebut-sebut kehabisan senjata gara-gara konflik di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat (AS) sempat menyebarkan rumor, menyebut Rusia kini terpaksa membeli senjata dari Korea Utara (Korut).
Menurut AS hal tersebut terjadi gara-gara Rusia menerima sanksi ekonomi dari banyak pihak karena konflik di Ukraina.
Dikutip TribunWow dari bbc, menanggapi kabar ini, Korea Utara (Korut) tegas membantah menyuplai senjata ke Rusia.
Baca juga: Sebut Relasi Rusia dan Ukraina Bisa Jadi seperti Korut dan Korsel, Ahli Jawab Kapan Perang Berakhir
Pada Kamis (22/9/2022), Korut menyampaikan bantahan lewat media Korut KCNA.
KCNA mengutip pernyataan seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korut tentang isu penjualan senjata ke Rusia.
"Kita tidak pernah mengekspor senjata atau amunisi ke Rusia sebelumnya dan kami tidak berencana untuk menjualnya," ujar pejabat tersebut.
Pejabat Kemenhan Korut itu menyebut AS sedang berusaha menyebarkan rumor bohong demi kepentingan politik dan militer mereka.
Sebelumnya Rusia disebut tengah kesulitan menyuplai persenjataan ke pasukan militernya gara-gara efek sanksi.
Dikutip TribunWow dari bbc, temuan ini disampaikan oleh media asal Amerika Serikat (AS) yakni New York Times (NYT).
NYT mengklaim berhasil memeroleh informasi intelijen terkait Rusia yang telah membeli sebanyak jutaan peluru artileri dari Korut.
Namun tidak pasti berapa jumlah persenjataan yang diperoleh Rusia dari Korut.
Seorang pejabat AS menjelaskan kepada Associated Press (AP), bergantungnya Rusia kepada Korut membuktikan bahwa pasukan militer Rusia kini tengah menderita akibat sanksi yang diberikan oleh negara-negara barat.
Korut sendiri telah mengakui kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.

Kim Jong Un selaku pimpinan tertinggi Korut juga menyatakan bahwa AS lah penyebab terjadinya konflik antara Rusia-Ukraina.
Sebelumnya, pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden menjelaskan kepada media Rusia telah membeli drone buatan Iran.
Intelijen US juga menduga kuat sejumlah teknisi Rusia pergi ke Iran untuk menjalani pelatihan mengoperasikan senjata Mohajer-6 dan Shahed.
Iran sendiri telah tegas membantah mengirimkan senjata baik ke Ukraina atau ke Rusia.
Baca juga: Sorot Sikap Negara Barat Bela Ukraina, Rusia Khawatirkan Keselamatan Putin saat Terbang ke Indonesia
Korut Sindir Biden Kakek Tua Pikun
Sebelumnya komentar pedas dilontarkan oleh media pemerintah Korut terkait isu konflik antara Rusia dan Ukraina.
Negara pimpinan Kim Jong Un itu menilai Amerika Serikat (AS) sebagai provokator yang semakin memperburuk situasi konflik antara Rusia dan Ukraina.
Bahkan media pemerintah Korut tersebut menyebut Presiden AS Joe Biden sebagai kakek tua yang ceroboh.

Baca juga: Ditanya soal Krisis akibat Konflik Rusia, Istri Zelensky Bandingkan Nasib Ukraina dengan Inggris
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, pernyataan ini disampaikan oleh kantor berita milik pemerintah Korut yakni Korean Central News Agency (KCNA).
Korut menyoroti bagaimana AS berusaha untuk mendiskreditkan Rusia dalam konflik ini.
KCNA lalu mengungkit bagaimana AS telah membunuh jutaan orang tak bersalah di Afghanistan hingga Irak.
Kemudian KCNA mengungkit momen Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang dan tak bisa dibiarkan berkuasa.
"Memanggil kepala negara lain sebagai seorang penjahat perang dan diktator pembunuh tanpa alasan yang jelas adalah sebuah penghinaan terhadap negara lain dan pelanggaran nyata terhadap kedaulatan," ujar KCNA.
KCNA lalu menyatakan Biden mengucapkan hal tersebut karena pikun dan ceroboh.
"Ucapannya yang sembrono menunjukkan kecerobohan seorang kakek tua yang pikun," tulis KCNA.
Biden sendiri diketahui saat ini telah berusia 79 tahun.
KCNA lalu menyindir bagaimana masa depan AS berada di tangan seseorang ynag begitu lemah.
Selanjutnya KCNA mengomentari bagaimana sanksi yang diberikan oleh AS kepada Rusia justru pada akhirnya akan merugikan AS sendiri. (TribunWow.com/Anung/Via)