Kabar Tokoh
Berita Anies Baswedan: Ahli Ungkap Makna Foto Bareng Anies Bersama AHY hingga Surya Paloh dan JK
Guru besar komunikasi politik menyoroti makna foto bersama Anies dengan sejumlah petinggi parpol termasuk AHY.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Isu duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di 2024 semakin ramai dibicarakan seusai beredarnya sebuah foto bareng yang diambil pada Minggu (18/9/2022).
Dalam foto tersebut Anies berpose bersama AHY, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Presiden PKS Ahmad Syaikhu hingga Ketum Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh.
Dikutip TribunWow dari tvonenews, foto ini beredar di media sosial seusai diunggah oleh Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief dengan caption "Kita tidak tahu doa siapa yang akan diterima "langit"."
Baca juga: Berita Anies Baswedan - Demokrat Ingatkan Anies yang Bahas Rencana di 2024: Selesaikan Itu Dulu
Namun ahli melihat wacana duet Anies-AHY masih jauh dari kenyataan.
Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Karim Suryadi menyebut foto tersebut tidak bisa diartikan sebagai sinyal kuat Anies akan berduet dengan AHY di 2024.
Menurut Prof. Karim pertemuan itu hanya kebetulan yang mana tokoh-tokoh yang ada di foto seperti PKS, Demokrat dan NasDem memiliki nada politik yang sama.
Prof. Karim menjelaskan bagaimana PKS dan Demokrat memposisikan diri sebagai oposisi, lalu NasDem yang meskipun masuk koalisi pemerintah tapi kritis.
"Sebagai bujang yang belum punya pasangan Anies memang sangat menggoda dan banyak orang kegeeran untuk menjadi pendampingnya," kata Prof. Karim.
Prof. Karim menjelaskan, melihat budaya politik di Indonesia, komunikasi politik dilakukan secara serius bukan dalam pertemuan yang bersifat kebetulan.
"Semuanya mengandung makna," ujar Prof. Karim.
Kendati demikian, Prof. Karim menyampaikan ada kemungkinan terjadi komunikasi politik saat para tokoh tersebut bertemu bersama.
"Budaya politik kita, budaya komunikasi kita tidak pernah meletakkan sesuatu yang penting pada pertemuan yang biasa-biasa saja, yang insidental saja," ungkapnya.
Baca juga: Berita Anies Baswedan: Anies Jawab Isu Dihambat Jadi Capres 2024 oleh Sosok Misterius
Demokrat Ungkap Kriteria Capres-Cawapres
Teriakkan 'AHY presiden' terus disuarakan oleh audiens saat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan pidato pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, Jumat (16/9/2022).
Di dalam acara tersebut, AHY turut membahas sikap Partai Demokrat dalam pemilihan umum (pemilu) 2024.
Dikutip TribunWow dari Kompastv, meski membahas soal pemilu termasuk calon presiden dan calon wakil presiden, AHY sama sekali tidak menyatakan atau mendeklarasikan diri akan maju di 2024 nanti.
Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Sandiaga Uno Beri Sinyal akan Pisah di 2024? Gerindra Beri Peringatan
AHY hanya memaparkan kriteria capres dan cawapres yang akan diusung oleh Demokrat di 2024 nanti.
Pertama, AHY menjelaskan capres dan cawapres yang akan diusung oleh Demokrat harus sesuai dengan kriteria sikap politik partai Demokrat yakni perbaikan dan perubahan.
"Saat ini Demokrat tengah intens membangun komunikasi dengan dua partai," ujar AHY tanpa merinci siapa partai politik yang kini ia dekati.

AHY lalu menyampaikan, capres dan cawapres jagoan Demokrat nantinya harus memiliki integritas dan kapasitas.
"Pasangan itu harus memiliki elektabilitas atau dukungan terkuat dari rakyat," kata AHY.
AHY juga menekankan pentingnya antara capres dan cawapres memiliki chemistriy dan saling percaya serta melengkapi.
Meski tak menyatakan akan maju di 2024, AHY memberikan sinyal bahwa ada kader internal Demokrat yang akan diupayakan masuk dalam ajang Pilpres 2024.
"Demokrat siap untuk memperjuangkan kader utamanya menjadi bagian dari pasangan capres dan cawapres yang akan diusung," papar AHY.
Demokrat Bantah Bela Anies demi AHY di 2024
Sebelumnya diberitakan, pernyataan seorang kader Partai Demokrat kini tengah menjadi sorotan seusai menuding adanya upaya dari pihak tertentu yang ingin menjegal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar tak maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief yang juga menyebut Pilpres 2024 tidak akan adil jika dicampuri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Dikutip TribunWow dari Tribunews, pernyataan Andi Arief turut diamini oleh Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani.
Baca juga: Berita Prabowo Subianto: Jadi Sosok Capres 2024 Paling Dipercaya Publik karena Loyal ke Jokowi
Kamhar mengungkit bagaimana adanya gerakan dari relawan Jokowi yang ia sebut memiliki pengaruh sama atau lebih dari partai politik.
"Jelas juga terbaca jika arah politik relawan menjalankan dua skenario," kata Kamhar.
Skenario pertama yang dimaksud Kamhar adalah pelanggengan kekuasaan.
Lalu skenario kedua menurut penjelasan Kamhar adalah menyiapkan pengganti jika skenario pertamanya gagal dan mendapat penolakan yang kuat dari rakyat.
"Untuk skenario kedua ini jelas terbaca publik bukan mengarah ke Mas Anies, malah sebaliknya Mas Anies lah yang dianggap sebagai ganjalan," kata Kamhar.
Kamhar turut membantah komentar dari pengamat politik Adi Prayitno.
Adi Prayitno sempat menyebut aksi Demokrat menyuarakan isu penjegalan Anies adalah hal yang berlebihan.
Menurut Adi Prayitno, niat asli Demokrat adalah menyandingkan Anies dengan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di tahun 2024 nanti.
Kamhar tegas membantah tanggapan Adi Prayitno.
Kamhar mengambil contoh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas tinggi belum tentu menjadi rebutan partai politik.
"Faktanya yang disebutnya tertinggi pun, katakanlah Mas Ganjar juga tidak menjadi rebutan partai-partai. Malah sebagai anggota partai, partai tempat bernaungnya pun sampai saat ini belum memberikan sinyal dukungan," kata Kamhar.
Kamhar meminta Jokowi belajar kepada mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menurut Kamhar tidak mencampuri urusan pilpres.
"Hemat saya, ini yang menjadi substansi kritik Bang Andi Arief, agar Pak Jokowi bersikap dan berdiri sebagai negarawan," jelasnya.
"Bukan mengintervensi (Pilpres) atau mempersiapkan jagonya," kata Kamhar.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah satu dari beberapa tokoh nasional yang memiliki elektabilitas tinggi sebagai calon presiden (capres) 2024.
Saat ini sudah ada tiga partai politik (parpol) yang mempertimbangkan mengusung Anies dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Dikutip TribunWow dari Kompas, ketiga partai tersebut memiliki alasannya tersendiri dalam mengusung Anies.
(TribunWow.com/Anung/Via)