Konflik Rusia Vs Ukraina
Menhan Putin Kini Disebut Jadi Bahan Lelucon Para Tentara Rusia terkait Konflik di Ukraina
Menteri Pertahanan Rusia disebut tengah menjadi bahan olok-olok para tentara Rusia karena minimnya kemenangan di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Para pejabat AS memperkirakan bahwa Rusia telah kehilangan 75.000 tentara tewas dan terluka selama enam bulan pertempuran di Ukraina.
Kini, militer Rusia diyakini menderita kekurangan tenaga kerja yang akut.
Perintah terakhir Putin untuk meningkatkan jumlah militer terjadi pada tahun 2017.
Ketika itu, Putin meminta peningkatan jumlah tentara menjadi lebih dari 1 juta orang.
Sementara itu, menurut beberapa laporan media independen, jenderal Rusia percaya bahwa perang di Ukraina dapat berlangsung beberapa tahun lagi.
Baca juga: Tentara Ukraina Pakai Taktik Bumi Hangus, Rusia Sebut Pasukan Zelensky Bertindak seperti Teroris
Rusia Diklaim Mulai Goyah
Sebelumnya, Menteri pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan Rusia tidak mungkin berhasil menduduki Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, hal ini dikarenakan negara-negara Barat telah menjanjikan 1,5 miliar euro (Rp 22,6 triliun) lebih untuk membantu meningkatkan militer Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.
Menurut Ben Wallace, invasi Presiden Rusia Vladimir Putin telah goyah dan mulai gagal.
Baca juga: China Tuduh AS Ingin Ciptakan Perang Dingin Jilid 2 Lewat Konflik Rusia-Ukraina
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Kamis (11/8/2022), pada sebuah konferensi di Kopenhagen, 26 negara setuju untuk memberikan lebih banyak bantuan keuangan dan militer ke Ukraina.
Wallace mengatakan penting untuk memahami bahwa pertempuran dan hilangnya nyawa masih terjadi.
Ia juga menambahkan bahwa Rusia mulai gagal di banyak bidang.
"Invasi mereka telah terus-menerus dimodifikasi sejauh mereka benar-benar hanya fokus di bagian selatan dan timur, sangat jauh dari apa yang disebut operasi khusus tiga hari mereka," kata Wallace.
"Presiden Putin bertaruh pada Agustus mendatang atau beberapa bulan ke depan, kita semua akan bosan dengan konflik ini, dan komunitas internasional akan mempedulikan hal yang berbeda. Nah, hari ini adalah bukti sebaliknya."
Baca juga: Serang Ukraina, Pasukan Vladimir Putin Ternyata Pakai Komponen Barat, Rusia Gunakan Intel hingga AMD
Komitmen itu muncul setelah pemerintah di Kyiv berulang kali meminta Barat untuk mengirim lebih banyak senjata, termasuk artileri jarak jauh.