Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Siksa Warga Rusia yang Jadi Tahanan Perang, 2 Tentara Ukraina Ini Diburu Putin Dihargai Rp 245 Juta

Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin menjanjikan hadiah sebesar Rp 245 juta untuk informasi 2 tentara Ukraina penyiksa tawanan perang Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
YouTube Kompastv
Konstantin Nemichev, satu dari dua anggota resimen Azov Ukraina yang kini menjadi buruan pemerintah Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Dua tentara Ukraina bernama Konstantin Nemichev (28) dan Sergey Velichko (26) kini tengah menjadi buruan pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kedua tentara Ukraina ini disebut bertanggung jawab atas kasus penyiksaan dan pembunuhan terhadap para tentara Rusia yang menjadi tahanan/tawanan perang.

Dikutip TribunWow dari RT, tak tanggung-tanggung, pemerintah Rusia bahkan bersedia membayar hadiah sebesar Rp 245 juta untuk mereka yang mempunya informasi tentang Nemichev dan Velichko.

Baca juga: Menhan Putin Tuduh AS Ganggu Keamanan Regional Asia Tenggara, Manfaatkan Konflik Rusia dan Ukraina?

Pengumuman perburuan kedua tentara Ukraina ini disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Rusia, Rabu (24/8/2022).

Nemichev dan Velichko diketahui merupakan komandan di resimen Azov yang kini telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Rusia sejak Juni 2022 lalu.

Pemerintah Rusia memasukkan nama Nemichev dan Velichko dalam daftar 10 kriminal berbahaya paling dicari.

"Pimpinan Kementerian Dalam Negeri Federasi Rusia telah memutuskan untuk menawarkan hadiah dalam bantuan untuk menahan komandan batalion nasionalis Ukraina Konstantin Nemichev dan Sergey Velichko," ujar Kemendagri Rusia.

Sebelumnya Kemendagri Rusia sempat menjelaskan bahwa Nemichev dan Velichko telah melakukan penyiksaan terhadap setidaknya delapan tentara Rusia.

Sementara itu, seorang sukarelawan asal Perancis menuturkan kesaksian mencengangkan saat bertugas di Ukraina.

Ia mengaku sempat ditawan tentara Azov dan melihat sendiri kekejaman mereka pada tawanan Rusia.

Diungkapkan bahwa pasukan kontroversial tersebut banyak melakukan kejahatan perang dan merupakan penganut Nazi di era modern.

Ia pun mempertanyakan mengapa Barat masih terus memasok senjata untuk kelompok berbahaya itu.

Video tentara Ukraina melakukan penganiayaan terhadap tahanan.
Video tentara Ukraina melakukan penganiayaan terhadap tahanan. (rt.com)

Baca juga: Rusia Yakin Tentaranya dalam Bahaya di Tangan Ukraina, Sebut Jadi Subyek Penyiksaan dan Intimidasi

Diketahui, militer Rusia memperkirakan bahwa lebih dari 6.500 orang asing dari setidaknya 62 negara beroperasi di seluruh Ukraina.

Kebanyakan dari mereka terlibat langsung di dalam medan pertempuran.

Satu dari antaranya adalah Adrian Bocquet, mantan tentara Angkatan Darat Perancis yang menghabiskan beberapa minggu di Ukraina.

Ia bertugas mengirimkan peralatan dan pasokan medis.

Selama berada di area konflilk, Bocquet mengaku menyaksikan kekejaman yang dilakukan oleh Resimen Azov, pasukan tempur neo-Nazi yang beroperasi di bawah Garda Nasional Ukraina.

"Di sana (Ukraina), di tempat itu saya melihat kejahatan perang. Saya melihat banyak kejahatan perang. Satu-satunya kejahatan yang saya lihat selama hari-hari saya di sana dilakukan oleh pasukan Ukraina”, kata Bocquet, dilansir TribunWow.com dari Daily Telegraph, Jumat (13/5/2022).

Bocquet mengatakan dia menghabiskan beberapa minggu di negara itu untuk membantu pengiriman bantuan kemanusiaan medis ke rumah sakit dan panti asuhan.

Tetapi sebagian dari bantuan ini justru berakhir di tangan militer Ukraina.

“Saya melihat tentara Rusia yang ditawan, diikat dan dipukuli. Mereka dibawa (ke daerah penahanan) dalam kelompok tiga atau empat dengan minibus," kata Bocquet.

Ekspresi dingin tentara Rusia saat menerima penghargaan dari Wakil Menteri Pertahanan Rusia atas jasa di konflik Rusia-Ukraina.
Ekspresi dingin tentara Rusia saat menerima penghargaan dari Wakil Menteri Pertahanan Rusia atas jasa di konflik Rusia-Ukraina. (Twitter/Dailymail.co.uk)

"Setiap prajurit yang keluar dari minibus menerima peluru dari senapan Kalashnikov di lutut. Mereka yang mengaku sebagai perwira ditembak di kepala."

Namun Bocquet merasa kaget atas banyaknya pemberitaan yang tak sesuai dengan kenyataan di medan perang.

"Ketika saya kembali ke Prancis, saya sangat terkejut dengan apa yang dikatakan orang-orang yang diundang di acara TV itu," kata Bocquet.

"Ada jurang pemisah antara apa yang saya lihat dan dengar di TV dan apa yang saya lihat di lokasi. Bagi saya itu keji."

Relawan tersebut mengatakan bahwa dia melihat pejuang Resimen Azov beroperasi di seluruh negeri, dengan ciri khas tambalan rune gaya Nazi mereka menonjol.

"Saya sangat terkejut bahwa Eropa masih memberikan senjata kepada kekuatan yang dalam pandangan saya adalah neo-Nazi, yang memiliki lambang neo-Nazi. Kami tidak membicarakannya. Ini adalah lencana SS yang diperlihatkan di seluruh Ukraina, di mana-mana," tutur Bocquet.

"Tidak ada seorang pun di Ukraina yang khawatir tentang ini, sementara kami mempersenjatai mereka dengan senjata Eropa. Mereka pergi dan melakukan kejahatan perang, saya melihatnya sendiri," tambahnya.

Mantan tentara itu mengatakan dia sempat menghadapi 10 jam menegangkan dalam penahanan oleh Azov.

Mereka menggeledah dan menanyainya tentang apa yang dia lakukan di negara itu.

Dia akhirnya diusir dari negara itu melalui Slovakia sebelum melakukan perjalanan ke Polandia, kemudian naik pesawat kembali ke Prancis.

Bocquet adalah orang asing terbaru yang berada di Ukraina untuk mengungkap dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Ukraina.

Bulan lalu, prajurit nasional Denmark di Ukraina mengkonfirmasi kepada media lokal bahwa tentara Rusia yang ditangkap telah dieksekusi.

Beredar Video Tentara Ukraina Siksa Prajurit Rusia

Pada Selasa (5/4/2022) beredar di media sosial sebuah video menampilkan aksi sejumlah tentara Ukraina melakukan penganiayaan terhadap beberapa tahanan.

Video ini muncul di tengah memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina.

Total terdapat dua video yang beredar di medsos.

Beredar video tentara Rusia yang menjadi tahanan perang disiksa oleh tentara Ukraina secara sadis.
Beredar video tentara Rusia yang menjadi tahanan perang disiksa oleh tentara Ukraina secara sadis. (rt.com)

Baca juga: Ukraina Dituduh Kirim Agen Rahasia Bunuh Jurnalis Rusia, Penasihat Zelensky Salahkan Mata-mata Putin

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, dalam satu video ditampilkan sejumlah tentara Ukraina secara brutal menangkap sejumlah warga sipil.

Terekam bagaimana seorang tentara menghajar seorang pria yang berdiri dalam posisi membungkuk dan berdarah-darah.

Setelah memukuli pria tersebut, pelaku pemukulan melihat seorang pria lain.

Pria lain ini juga dalam kondisi babak belur dan celananya basah karena air seni.

Para tentara Ukraina itu kemudian ramai-ramai meledek pria yang mengompol tersebut.

Setelah itu para tentara Ukraina tersebut menanyakan para pria yang ditangkap apakah mereka menghormati pasukan militer Ukraina.

Seorang pria yang ditangkap tampak ketakutan berteriak "Jaya lah Ukraina," ucap pria tersebut.

Video kedua menampilkan belasan tentara Ukraina berseragam menghajar empat orang yang terkapar di bawah.

Dalam video kedua ini, para tentara memukuli para tahanan lalu memborgol mereka.

Seorang tentara terlihat menendang tahanan di bagian kepala.

Aksi pemukulan tahanan ini telah dikonfirmasi oleh Walikota Dnipro, Boris Filatov.

Boris menyebut aksi tersebut dilakukan oleh anggota badan intelijen Ukraina yang sedang melakukan penangkapan penjahat.

Boris menjustifikasi aksi pemukulan itu dan menjelaskan bahwa para pria yang ditangkap itu merupakan bos-bos kriminal.

Mereka dituding telah melakukan penganiayaan terhadap pasukan militer Ukraina, hingga melukai warga sipil.

Boris menyampaikan, penangkapan kriminal ini merupakan peringatan terhadap para penjahat bahwa mereka tidak bisa lari dari hukuman.

Sebelumnya pemerintah Rusia menyatakan tengah melakukan penyelidikan terkait beredarnya sebuah video penyiksaan tentara Rusia oleh tentara Ukraina.

Di dalam video tersebut ditampilkan para tentara Rusia yang telah menjadi tahanan perang disiksa secara sadis hingga ada yang tewas saat diinterogasi.

Komite Investigatif Rusia menyatakan, video tersebut beredar luas di dunia maya.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, saat ini Kepala Komite Investigatif Rusia, Alexander Bastrykin mengatakan tengah mengumpulkan segala bukti yang terkait dengan insiden tersebut.

Sementara ini video itu diduga diambil di sebuah fasilitas militer milik pasukan Ukraina di bagian timur Ukraina.

Komite Investigatif Rusia menduga ada keterlibatan kelompok nasionalis Ukraina dalam penyiksaan terhadap tentara Rusia yang menjadi tahanan perang.

Ada beberapa bagian video yang beredar di internet.

Di dalam sebuah video ditampilkan tentara Rusia yang menjadi tahanan perang dalam kondisi berbaring di tanah penuh luka dan babak belur.

Tentara yang terluka kemudian diinterogasi oleh sejumlah pria bersenjata yang mana menggunakan aksesori khas tentara Ukraina.

Beberapa tentara Rusia yang terluka parah tampak tewas di tengah proses interogasi.

Pada video lain turut diperlihatkan tiga tentara Rusia kakinya ditembak dari jarak dekat. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved