Pilpres 2024
Makin Banyak Warga Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Survei LSJ Sebut Banyak yang Bersimpati ke Menhan
Survei LSJ menunjukkan Menhan Prabowo adalah sosok capres yang memiliki sentimen positif tertinggi.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto adalah sosok calon presiden yang memiliki sentimen positif paling tinggi dibandingkan capres lainnya.
Hasil ini diperoleh oleh lembaga survei Jakarta (LSJ) tentang riset sentimen publik terhadap capres 2024.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews, LSJ menyimpulkan dari hasil survei yang mereka lakukan, banyak warga yang akan bersimpati kepada Prabowo jika sang Menhan mengumumkan akan maju di 2024.
Baca juga: Bukan Ganjar dan Prabowo, Elektabilitas Anies di 2024 Paling Kuat saat Duet dengan Sosok Ini
"Berdasarkan hasil riset LSJ, Prabowo Subianto merupakan satu-satunya capres yang memiliki sentimen positif di atas 60 persen dari warganet atau netizen," kata Direktur Riset LSJ Fetra Ardianto dalam rilis survei secara daring, Minggu (24/7/2022).
"Terus meningkatnya sentimen positif dan elektabilitas Prabowo Subianto semakin menegaskan bahwa publik luas menyambut positif apabila ia mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dalam waktu dekat."
"Publik yang semakin simpati pada Prabowo menunggu ketegasan sikap Prabowo untuk didaulat menjadi Capres 2024-2029," pungkasnya.
Berikut hasil survei LSJ soal sentimen positif terhadap sosok capres 2024:
1. Ketum Gerindra/Menhan RI Prabowo Subianto - 62,8 persen.
2. Gubernur Jabar Ridwan Kamil - 32,2 persen.
3. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo - 25,1 persen.
4. Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) - 25,1 persen.
5. Gubernur DKI Jakarta Anies baswedan - 20,2 persen.
6. Ketua DPR RI Puan Maharani - 17,9 persen.
7. Ketum Golkar/Menko Perekonomian Airlangga Hartarto - 10,8 persen.
8. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno - 8,9 persen.

Baca juga: Akui Kenal Dekat Kang Emil, NasDem Ungkap Kendala Usung Duet Anies-Ridwan Kamil di 2024
Ferta menyampaikan, LSJ menganalisis percakapan warganet sejak 10 Juli hingga 20 Juli 2022.
Adapun, riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks.
Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti “Prabowo Subianto”, “Ganjar Pranowo”, “Anies Baswedan”, dan sebagainya. Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
Duet Prabowo-Jokowi di 2024
Di awal tahun 2022, sempat muncul sekelompok relawan yang mendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di tahun 2024 mendatang.
Kelompok relawan tersebut menamakan diri mereka Sekretariat Bersama Prabowo-Jokowi 2024-2029.
Bahkan kelompok relawan itu telah mendeklarasikan dukungan mereka terhadap duet Prabowo-Jokowi.

Baca juga: 4 Poin Pidato Megawati: Soroti Keanehan Harga Minyak Goreng hingga Singgung Pemilu 2024
Ada beberapa alasan yang disampaikan oleh kelompok relawan itu mengapa mendukung Prabowo-Jokowi.
"Deklarasi Sekber Prabowo-Jokowi mendorong Prabowo Subianto, calon presiden dan Joko Widodo, calon wakil presiden, sebagai bagian dari Kabinet Indonesia Maju Jilid II untuk maju dalam Pemilu 2024," kata Ketua Koordinator Sekber Prabowo-Jokowi, G. Gisel, dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/1/2022).
Dikutip dari Kompas.com, berikut ini adalah sejumlah alasan dari relawan Sekber Prabowo-Jokowi.
Alasan pertama, Gisel menyoroti soal pentingnya sosok Prabowo-Jokowi untuk melanjutkan kerja dan pembangunan nasional.
Seperti yang diketahui, saat ini Jokowi menjabat sebagai RI 1 sedangkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI.
Kemudian, Gisel mengungkit bagaimana masa periode kedua Jokowi tidak bisa berjalan baik karena adanya tantangan krisis global dan pandemi Covid-19.
Gisel lalu membandingkan Indonesia dengan negara tetangga.
"Beruntung sampai saat ini Indonesia belum jatuh pada jurang resesi. Sedangkan, banyak negara sudah mengalami resesi, termasuk negara tetangga Singapura," ujar Gisel.
Lalu Gisel juga mengungkit soal kebijakan pemerintah melahirkan Undang-Undang Cipta Kerja yang menurutnya mempermudah investasi melalui penyederhanaan regulasi terkait bisnis dan investasi.
Kemudian, Gisel menyoroti soal langkah pemerintah memindahkan Ibu Kota negara.
"Kemudian, yang tidak kalah penting adalah agenda pemindahan status Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang direncanakan akan dimulai pada semester I tahun 2024," kata Gisel. (TribunWow.com/Anung)