Kabar Tokoh
Gerindra Dipilih karena Sosok Prabowo, Survei Kompas Ungkap Dukungan dari Jawa dan Sumatera Menurun
Survei litbang Kompas menunjukkan bagaimana Gerindra dan Prabowo telah menjadi satu kesatuan di mata para pendukungnya.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Total ada ribuan responden yang ikut serta dalam jajak pendapat Litbang Kompas.
Pada survei yang dilakukan oleh Kompas ini, hampir semua responden memilih untuk mendukung partai Gerindra karena sosok sang ketua umumnya yakni Prabowo Subianto.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, informasi ini disampaikan oleh Peneliti Litbang Kompas Eren Masyukrilla.
Baca juga: Survei Paslon Pilpres 2024, Prabowo Kalahkan Anies saat Dipasangkan dengan Sosok Ini
Eren menjelaskan bagaimana Gerindra diuntungkan lantaran popularitas partai dan sosok Prabowo telah melebur menjadi satu.
“Kuatnya keterikatan sosok Prabowo sebagai representasi dari Gerindra tampaknya memang kian tak terpisahkan,” tutur Eren, Jumat (22/7/2022).
Total ada 48,3 persen responden yang memilih Gerindra karena tokoh.
Kemudian terdapat 18,5 persen yang memilih Gerindra karena visi dan misinya.
Lalu hanya ada 13,9 persen responden yang memilih karena nyaman.
Kemudian 11,3 persen responden memilih Gerindra karena program kerja.
Dibandingkan Pemilu 2019, pemilih loyal Gerindra naik dari 60,4 persen menjadi 64,8 persen di Juni 2022.
Namun di sisi lain, pemilih Gerindra di Jawa dan Sumatera mengalami penurunan dari 53, 1 persen pada tahun 2019 lalu menjadi 47,9 persen pada Juni 2022.
Kenaikan pendukung justru terjadi di Bali dan Nusa Tenggara.
Dalam Pemilu 2019, hanya 2,5 persen warga yang memilih Partai Gerindra, kini angka tersebut naik menjadi 9,2 persen.
Elektabilitas Prabowo sebagai capres juga mengalahkan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Figur yang tepat untuk diusung sebagai calon presiden menjadi kunci untuk merawat loyalitas pemilih Gerindra saat ini,” jelas Eren.
“Tingkat loyalitas pemilih Gerindra pun akan menurun menjadi pada kisaran dua perlima jika partai ini mengusung calon presiden yang tak sesuai ekspektasi pemilih,” pungkasnya.

Baca juga: Survei Pilpres 2024 Seluruh Wilayah Indonesia, Ganjar Paling Atas hingga Ridwan Kamil Paling Bawah
Survei Kompas dilakukan dari 26 Mei-4Juni 2022.
Jajak pendapat ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Metode itu memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error lebih kurang 2,8 persen.
Sementara itu sampai saat ini Gerindra belum mengumumkan siapa capres yang akan diusung di tahun 2024.
Diketahui kini Gerindra telah membangun koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Duet Prabowo-Jokowi di 2024
i awal tahun 2022, sempat muncul sekelompok relawan yang mendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di tahun 2024 mendatang.
Kelompok relawan tersebut menamakan diri mereka Sekretariat Bersama Prabowo-Jokowi 2024-2029.
Bahkan kelompok relawan itu telah mendeklarasikan dukungan mereka terhadap duet Prabowo-Jokowi.

Baca juga: 4 Poin Pidato Megawati: Soroti Keanehan Harga Minyak Goreng hingga Singgung Pemilu 2024
Ada beberapa alasan yang disampaikan oleh kelompok relawan itu mengapa mendukung Prabowo-Jokowi.
"Deklarasi Sekber Prabowo-Jokowi mendorong Prabowo Subianto, calon presiden dan Joko Widodo, calon wakil presiden, sebagai bagian dari Kabinet Indonesia Maju Jilid II untuk maju dalam Pemilu 2024," kata Ketua Koordinator Sekber Prabowo-Jokowi, G. Gisel, dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/1/2022).
Dikutip dari Kompas.com, berikut ini adalah sejumlah alasan dari relawan Sekber Prabowo-Jokowi.
Alasan pertama, Gisel menyoroti soal pentingnya sosok Prabowo-Jokowi untuk melanjutkan kerja dan pembangunan nasional.
Seperti yang diketahui, saat ini Jokowi menjabat sebagai RI 1 sedangkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan RI.
Kemudian, Gisel mengungkit bagaimana masa periode kedua Jokowi tidak bisa berjalan baik karena adanya tantangan krisis global dan pandemi Covid-19.
Gisel lalu membandingkan Indonesia dengan negara tetangga.
"Beruntung sampai saat ini Indonesia belum jatuh pada jurang resesi. Sedangkan, banyak negara sudah mengalami resesi, termasuk negara tetangga Singapura," ujar Gisel.
Lalu Gisel juga mengungkit soal kebijakan pemerintah melahirkan Undang-Undang Cipta Kerja yang menurutnya mempermudah investasi melalui penyederhanaan regulasi terkait bisnis dan investasi.
Kemudian, Gisel menyoroti soal langkah pemerintah memindahkan Ibu Kota negara.
"Kemudian, yang tidak kalah penting adalah agenda pemindahan status Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang direncanakan akan dimulai pada semester I tahun 2024," kata Gisel. (TribunWow.com/Anung)