Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Muncul Rasa Benci ke Putin di Kalangan Ibu para Tentara Rusia: Mereka Ingin Perang Ini Berakhir

Sejumlah ibu-ibu para tentara Rusia mulai berkumpul karena alasan yang sama yakni tak setuju anak mereka terus beperang di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Twitter/@holodmedia
Warga Rusia berfoto menirukan pose mayat di Bucha, Ukraina. Ilustrasi protes masyarakat Rusia terhadap pemerintah atas perang di Ukraina. 

TRIBUNWOW.COM - Kebencian terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin mulai tumbuh di kalangan ibu para tentara pasukan militer Rusia.

Rasa benci ini muncul karena ketidakjelasan nasib para tentara Rusia yang diturunkan ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, seorang ibu berinisial V adalah satu dari banyak orangtua tentara Rusia yang tak puas akan kebijakan pemerintahnya melakukan serangan ke Ukraina.

Baca juga: Putus Kontak sejak Anaknya Perangi Pasukan Ukraina, Ibu di Rusia Dapat Kabar Buruk dari Medsos

Meski anak V dinyatakan hilang tanpa kejelasan, ia tak melihat Ukraina sebagai musuh.

V merasa wajar Ukraina melawan balik karena negara mereka diserang.

Saat ini V telah menjalin kontak dengan para ibu tentara Rusia lainnya yang sepemikiran dengannya.

V mengatakan, kalangan ibu-ibu para tentara Rusia mulai membenci pemerintah Rusia yang memutuskan melakukan operasi militer spesial di Ukraina.

"Mereka membenci pemerintah. Mereka benci Putin," ujar V.

"Mereka semua ingin perang ini berakhir. Seluruh ibu menginginkannya," tegasnya.

V menjelaskan bagaimana mayoritas ibu para tentara Rusia adalah orang-orang desa.

Ia menceritakan pasukan militer yang dikirim ke Ukraina adalah mereka yang berasal dari wilayah-wilayah terpencil, bukan anak pejabat.

Baca juga: VIDEO Mykolaiv Ukraina Diguncang 8 Ledakan Dahsyat, RS hingga Rumah Warga Jadi Sasaran Rudal Rusia

Video diduga istri para tentara Rusia yang berperang di Donbas, Ukraina timur melakukan demo dan mempertanyakan keberadaan suami mereka.
Video diduga istri para tentara Rusia yang berperang di Donbas, Ukraina timur melakukan demo dan mempertanyakan keberadaan suami mereka. (Twitter @antiputler_news)

Rasa kesal dan frustasi juga tumbuh di masyarakat Ukraina.

Rakyat Ukraina kini mulai memprotes pemerintah mereka karena mengirimkan warga sipil yang tak memiliki pengalaman militer untuk berperang menghadapi pasukan Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari Skynews, seiring naiknya korban jiwa dari pihak Ukraina, warga di sana mulai memprotes lantaran anggota keluarga mereka ada yang dikirim untuk berperang melawan Rusia padahal tak memiliki pengalaman perang.

Warga Kyiv/Kiev bernama Viktoriia Bilan-Raschuk (43) menjelaskan bagaimana suaminya dikirim untuk berperang di Severodonetsk padahal tak memiliki latar belakang militer.

Mirisnya, Viktoriia harus menabung uang demi bisa membeli perlengkapan militer untuk suaminya.

Viktoriia mengaku siap untuk memprotes kondisi yang ia alami.

"Pemerintah tidak melakukan banyak hal untuk mendukung mereka. Semakin lama ini berlangsung, makin banyak orang yang akan marah," kata dia.

Wanita Ukraina Dilatih Hadapi Pasukan Rusia

Beberapa ahli mengadakan sebuah program yang bertujuan untuk melatih warga sipil khususnya para wanita di Ukraina seputar ilmu membela diri untuk persiapan berperang melawan pasukan militer Rusia.

Program pelatihan ini diketahui diadakan di Zaporizhzhia yang terletak di bagian selatan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, dalam beberapa foto yang beredar tampak para wanita berpakaian sipil berlatih menggunakan senjata senapan otomatis di antaranya adalah AK-47.

Wanita sipil di Ukraina mengikuti program pelatihan persiapan berperang di Zaporizhzhia untuk melawan pasukan Rusia.
Wanita sipil di Ukraina mengikuti program pelatihan persiapan berperang di Zaporizhzhia untuk melawan pasukan Rusia. (AFP)

Dalam foto lainnya tampak seorang wanita berlatih mengincar target menggunakan senjata senapan otomatis dari tempat berlindung.

Di foto lainnya terdapat seorang pria yang memberikan instruksi kepada wanita Ukraina tentang penggunaan senjata.

Selain dilatih menggunakan senjata, program ini juga mengajarkan strategi untuk berperang di daerah perkotaan.

Edukasi tentang strategi tersebut diharapkan dapat mempersiapkan warga untuk melakukan perang gerilya melawan pasukan Rusia.

Untuk saat ini pasukan militer Ukraina berjumlah 240 ribu orang namun dapat bertambah hingga jutaan orang jika ditambah sukarelawan warga sipil dan prajurit dari negara lain.

Di bawah kondisi darurat militer, pelatihan ini diadakan gratis untuk semua penduduk kota.

Sergey Yelin (47), yang mendirikan pusat pelatihan tersebut, mengatakan bahwa kursus dasar ini mencakup pengajaran kepada siswa bagaimana cara berdiri dan membidik, teknik pengendalian pemicu, pernapasan, dan berbagai cara menembakkan senjata.

Untuk wanita, program ini berlangsung selama 15 jam tetapi dia mengatakan bahwa kursus dasar dapat dikuasai dalam lima atau enam jam.

"Kami mengadakan beberapa latihan taktis untuk warga sipil karena kami semua tahu bahwa jika musuh memasuki kota, akan terjadi pertempuran jalanan," kata Yelin.

"Dan itu biasanya terjadi di lokasi yang sulit seperti rumah yang hancur, di ruang bawah tanah atau di dalam toko."

Para instruktur bekerja dengan militer dan warga sipil yang menawarkan pelatihan di tiga bidang: penanganan senjata dasar, kursus khusus, dan elemen taktis untuk senapan serbu Kalashnikov, biasanya untuk pasukan khusus.

Sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari, sekitar 4.000 orang telah dilatih di pusat tersebut.

"Kita perlu tahu bagaimana melakukan ini untuk diri kita sendiri dan untuk keluarga kita karena kita berada tepat di garis depan," kata Yana Piltek (33), siswa lainnya.

Piltek mengatakan dia tidak takut berkelahi dan tidak akan ragu untuk membela kampung halamannya.

"Kami berlatih untuk menang dalam pertarungan di kota. Dan jika itu yang terjadi, kami tidak akan membiarkan kota kami ditaklukkan." (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Vladimir PutinVolodymyr ZelenskyUkrainaRusia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved