Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

VIDEO - Harga Energi Mahal Gegara Sanksi Barat, Rusia: Sebenarnya Kalau Dicabut Bisa Kembali Normal

Rusia mengatakan mahalnya harga global ialah sanksi barat yang dijatuhkan ke negaranya, bila sanksi dicabut semua bisa kembali normal.

TRIBUNWOW.COM - Harga sumber daya energi global menjadi mahal setelah beberapa negara menjatuhkan sanksi terhadap Rusia imbas invasi yang dilakukan ke Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan harga daya energi bisa kembali normal jika sanksi-sanksi tersebut dicabut.

Dikutip dari Kompas.com, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov memberikan penjelasan.

Baca juga: VIDEO Rusia Matikan Aliran Gas hingga 21 Juli, Jerman Peringatkan Uni Eropa Bersiap Setop Permanen

Baca juga: VIDEO - Bersiap Rebut Kembali Daerah yang Dikuasai oleh Rusia, Zelensky Susun Rencana Militer

Diungkapkannya, bila pembatasan atau sanksi Barat dihapus bermanfaat bagi negara-negara dunia.

Hal ini berdampak pada penurunan harga sumber daya energi dan bahan pangan.

"Berapa lama harga energi tetap tinggi akan tergantung pada dinamika ekonomi global dan durasi pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara Barat," kata Siluanov.

Disebutkan pula, bila Barat mencabut sanksinya yang dijatuhkan untuk Rusia maka harga pasar akan mereda dan menemukan keseimbangan.

Sebagaimana diketahui, Barat mengenai sanksi ke Rusia pada ahan makanan, sumber daya energi, dan logistik dan barang dan jasa lainnya.

Niat Barat menjatuhkan sanksi ini untuk menekan Rusia agar menghentikan agresinya ke Ukraina.

Selama ini, Barat sangat mendukung Ukraina yang kini melawan Rusia.

Tak hanya sanksi, sejumlah dukungan juga dipasok berupa bantuan militer dan kemanusiaan. (*)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Artikel ini telah tayang di Tribun Video dengan judul Rusia Ungkap Mahalnya Harga Energi Gegara Sanksi Barat, Sebenarnya Kalau Dicabut Bisa Kembali Normal

Sumber: Tribun Video
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVolodymyr ZelenskyVladimir Putin
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved