Konflik Rusia Vs Ukraina
Bukan Ingin Menguasai Ukraina, Rusia Jawab kapan Operasi Militernya akan Berakhir
Pemerintah Rusia menyampaikan akan mengakhiri operasi militer di Ukraina setelah tujuan mereka tercapai.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina kini tengah memasuki bulan ke-5 sejak terjadi pada Februari 2022 lalu.
Meski perundingan damai beberapa kali terjadi, belum ada tanda-tanda konflik akan berakhir.
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, pemerintah Rusia menyatakan tujuan operasi militer mereka di Ukraina bukan lah untuk menguasai negara tersebut.
Baca juga: Apa yang Bakal Dibahas Putin dan Jokowi saat Bertemu Diungkap Media Rusia, soal Dialog Perdamaian?
Perwakilan Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dmitry Polyansky menyatakan Rusia hanya ingin memastikan keamanan di Donbas.
Polyansky menyatakan Rusia akan menghentikan operasi militer mereka ketika warga di Donbas benar-benar aman dari serangan.
"Operasi spesial akan berlanjut hingga tujuan tersebut tercapai," jelas Polyansky, Selasa (28/6/2022).
Polyansky lalu menyindir negara-negara barat yang menyuplai senjata ke Ukraina.
Ia mengatakan, aksi mengirim bantuan senjata ke Ukraina justru membantu rezim Kiev/Kyiv yang tega mengorbankan penduduknya sendiri.
Sementara itu juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov memberikan persyaratan untuk dapat mengakhiri invasinya ke Ukraina, bahkan ia menjanjikan perang tersebut dapat berakhir hari itu juga.
Hanya saja, ia meminta agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan pasukannya untuk menurunkan senjata.
Pernyataan tersebut diungkapkan Peskov di hadapan media yang kemudian dikutip oleh TASS.
Mengomentari pernyataan Zelensky yang ingin mengakhiri permusuhan sebelum dingin datang, Peskov menyebut konflik bisa diselesaikan segera.
Bahkan, pertempuran tersebut dapat berhenti sebelum hari ini berakhir.
“Pihak Ukraina dapat mengakhiri semua ini sebelum akhir hari ini," ungkap Peskov, Selasa (28/6/2022).
Agar Rusia berhenti menyerang Ukraina, Peskov pun memberikan sejumlah syarat.
Antara lain agar Presiden memerintahkan pasukannya untuk meletakkan senjata.
Kemudian, Ukraina diharuskan memenuhi semua permintaan Rusia.
Baca juga: Ungkit Kondisi Parkiran, Media Rusia Soroti Keanehan Viral Serangan Pusat Perbelanjaan di Ukraina
"Sebuah perintah diperlukan bagi unit-unit nasionalis untuk meletakkan senjata mereka, sebuah perintah diperlukan bagi militer Ukraina untuk meletakkan senjata mereka; dan mereka harus memenuhi semua tuntutan Rusia," beber Peskov.
"Kemudian semuanya akan selesai sebelum hari berakhir."
"Segala sesuatu yang lain hanyalah spekulasi kepala negara Ukraina," tambah juru bicara itu.
Ia kemudian menerangkan bahwa invasi yang disebutnya operasi militer khusus itu ditujukan untuk memenuhi fungsi yang ditentukan Putin.
"Kami mengarahkan diri pada pernyataan yang dibuat oleh Presiden kami bahwa operasi militer khusus berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuannya," kata Peskov.
Ketika ditanya apakah pihak Rusia memiliki perkiraan jangka waktu untuk akhir operasi khusus, Peskov menjawab singkat.
"Tidak," pungkasnya.
Zelensky Ingin Konflik Selesai Akhir Tahun
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memiliki target untuk mengakhiri konflik melawan Rusia di akhir tahun 2022 ini.
Keinginan Zelensky ini ia ungkapkan saat berbicara dengan para pimpinan negara anggota G7, Senin (27/6/2022).
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, alasan yang mendasari Zelensky ingin segera mengakhiri konflik diketahui bukan karena hendak melakukan negosiasi damai.

Zelensky mengatakan, pasukan militer Ukraina akan menghadapi kesulitan jika harus berperang melawan tentara Rusia saat musim dingin tiba.
Maka dari itu ia ingin para anggota G7 membantu supaya Ukraina bisa unggul atas Rusia sebelum musim dingin tiba.
Zelensky kemudian meminta agar para anggota G7 memberikan sanksi yang lebih berat kepada Rusia.
Menurut penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yakni Jake Sullivan, Zelensky disebut meyakini konflik yang berkepanjangan tidak akan menguntungkannya.
"Dia (Zelensky) sangat fokus untuk mencoba memastikan Ukraina berada di posisi yang menguntungkan di medan perang," kata Sullivan.(TribunWow.com/Anung/Via)