Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Bersedia Akhiri Perang Ukraina jika Zelensky Lakukan Hal Ini, Jubir Putin: Semua akan Selesai

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov memberikan sejumlah tuntutan pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengakhiri perang.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AFP
Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov. Terbaru, Peskov sebut Rusia bersedia akhiri konflik jika Ukraina memenuhi senjumlah tuntutan, Selasa (28/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Rusia memberikan persyaratan untuk dapat mengakhiri invasinya ke Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, bahkan menjanjikan perang tersebut dapat berakhir hari itu juga.

Hanya saja, ia meminta agar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan pasukannya untuk menurunkan senjata.

Baca juga: Sempat Buat Putin Mengamuk, Kini Lithuania Diserang Hacker Rusia Buntut Pemblokiran ke Kaliningrad

Pernyataan tersebut diungkapkan Peskov di hadapan media yang kemudian dikutip oleh TASS.

Mengomentari pernyataan Zelensky yang ingin mengakhiri permusuhan sebelum dingin datang, Peskov menyebut konflik bisa diselesaikan segera.

Bahkan, pertempuran tersebut dapat berhenti sebelum hari ini berakhir.

“Pihak Ukraina dapat mengakhiri semua ini sebelum akhir hari ini," ungkap Peskov, Selasa (28/6/2022).

Agar Rusia berhenti menyerang Ukraina, Peskov pun memberikan sejumlah syarat.

Antara lain agar Presiden memerintahkan pasukannya untuk meletakkan senjata.

Kemudian, Ukraina diharuskan memenuhi semua permintaan Rusia.

"Sebuah perintah diperlukan bagi unit-unit nasionalis untuk meletakkan senjata mereka, sebuah perintah diperlukan bagi militer Ukraina untuk meletakkan senjata mereka; dan mereka harus memenuhi semua tuntutan Rusia," beber Peskov.

"Kemudian semuanya akan selesai sebelum hari berakhir."

"Segala sesuatu yang lain hanyalah spekulasi kepala negara Ukraina," tambah juru bicara itu.

Presiden Rusia Vladimir Putin (depan) didampingi juru bicaranya, Dmitry Peskov.
Presiden Rusia Vladimir Putin (depan) didampingi juru bicaranya, Dmitry Peskov. (AFP)

Baca juga: Jubir Putin Buka Suara soal Nasib 2 Warga AS yang Tertangkap saat Bantu Ukraina Perangi Rusia

Ia kemudian menerangkan bahwa invasi yang disebutnya operasi militer khusus itu ditujukan untuk memenuhi fungsi yang ditentukan Putin.

"Kami mengarahkan diri pada pernyataan yang dibuat oleh Presiden kami bahwa operasi militer khusus berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuannya," kata Peskov.

Ketika ditanya apakah pihak Rusia memiliki perkiraan jangka waktu untuk akhir operasi khusus, Peskov menjawab singkat.

"Tidak," pungkasnya.

Baca juga: Jokowi Berangkat ke Ukraina, Menlu Retno Marsudi Lakukan Komunikasi Intensif dengan Rusia

Rusia Putus Hubungan dengan Barat

Sebelumnya, Peskov mengatakan bahwa hubungan Barat dengan Rusia kini sudah rusak.

Bawahan langsung Presiden Rusia Vladimir Putin itu menekankan bahwa pihaknya tak akan lagi percaya pada Barat.

Dilansir TribunWow.com dari RT, Selasa (21/6/2022), ia pun menyebut krisis yang berlangsung di Ukraina ini akan berlangsung lama.

Diketahui, pihak Barat, terutama negara-negara sekutu NATO dan AS, terang-terangan memihak Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) bertemu dengan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kiev, Minggu (24/4/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) bertemu dengan Menteri Pertahan AS Lloyd Austin (kiri) dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kiev, Minggu (24/4/2022). (Instagram @zelenskiy_official)

Baca juga: Berbicara di KTT G7, Zelensky Sebut Rusia Harus Kalah sebelum Akhir Tahun, Ungkap Permintaan Ini

Mereka menyatakan penentangan atas serangan Rusia ke negara tetangganya.

Bahkan, Barat menjatuhkan sanksi ke Rusia dan memberikan bantuan baik militer maupun logistik untuk mendukung Ukraina.

Tindakan ini pun dinilai sebagai sikap bermusuhan oleh Rusia.

"(Rusia) tidak akan pernah mempercayai (Barat) lagi," kata Peskov saat berbicara kepada NBC News, Senin (21/6/2022).

Menilai bahwa dampak konflik Ukraina akan menjadi krisis yang panjang, Peskov memperkirakan bahwa hubungan akan tetap dingin untuk selamanya.

Di sisi lain, Peskov juga menyatakan bahwa dua warga negara Amerika yang ditangkap di Donbass dianggap oleh Moskow sebagai prajurit bayaran.

Ia mengklaim nasib mereka akan ditentukan oleh keputusan pengadilan dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Peskov bukanlah pejabat Rusia pertama yang menolak kembalinya diplomasi dengan Barat.

Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia dan wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia saat ini, memberikan pernyataan serupa pada hari Senin (20/6/2022).

Ia mengklaim bahwa Moskow seharusnya tidak mendorong perpanjangan perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan Washington.

Medvedev mengatakan bahwa para pejabat Amerika hanya mencoba menghambat langkah Rusia.

"Kami tidak memiliki hubungan apa pun dengan AS saat ini. Mereka berada di nol derajat Kelvin. Dan kita tidak boleh mencairkannya untuk saat ini," tulis Medvedev di media sosial.

"Biarkan mereka datang atau merangkak dan memohon untuk itu. Dan mereka harus menghargainya sebagai tindakan yang sangat murah hati."(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
UkrainaRusiaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinDmitry Peskov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved