Agenda Presiden
Akrab dengan Biden hingga Boris Johnson, Ini yang Disampaikan Jokowi dalam KTT G7 di Jerman
Pertemuan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dengan pemimpin dunia di KTT G7 berlangsung lancar diwarnai momen akrab.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT G7 di Schloss Elmau, Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman, Senin (27/6/2022).
Dilansir TribunWow.com dari sejumlah dokumentasi, terlihat jelas keakraban Jokowi dengan para pemimpin dunia yang juga hadir di acara tersebut, antara lain Presiden AS Joe Biden dan PM Inggris Boris Johnson.
Dalam kesempatan tersebut Jokowi menyampaikan sejumlah pesan terkait kerja sama dan perdamaian dunia.
Baca juga: Jokowi Berangkat ke Ukraina, Menlu Retno Marsudi Lakukan Komunikasi Intensif dengan Rusia
Jokowi diketahui sampai di Jerman pada Minggu (26/6/2022), dan berangkat ke lokasi pertemuan menggunakan helikopter Sikorsky CH53, berdampingan bersama PM India Narendra Modil.
Perjalanan berlangsung selama kurang lebih 30 menit hingga akhirnya tiba di Elmau yang dikelilingi pegunungan.
Jokowi disambut oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dan berfoto bersama rekan-rekan kepala negara lainnya.
Ia pun sempat disapa dan bersalaman dengan PM Jepang Fumio Kishida dan PM Italia Mario Draghi.
Kemudian, Jokowi yang berdiri di barisan paling depan sempat bercanda dengan Biden yang berdiri di sebelahnya.
Keduanya terlihat bercanda dan tertawa, bahkan Biden tanpa canggung merangkul Jokowi sebanyak dua kali.
PM Kanada Justin Trudeau juga merangkul Jokowi ketika mengucapkan salam.

Baca juga: Ajudan Putin Ucap Terima Kasih ke Jokowi karena Telah Undang sang Presiden Rusia ke G20
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi working lunch, working session, dan sembilan kali pertemuan bilateral dengan kepala negara lainnya.
Menteri luar negeri Retno Marsudi melalui pernyataan resmi, menyampaikan pesan-pesan yang diusung Jokowi dalam pertemuan tersebut.
"Sesi pertama dilakukan dalam bentuk working lunch, di mana statement Bapak Presiden difokuskan pada isu energi," terang Retno Marsudi dilansir kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/6/2022).
"Dan sesi kedua, working session, di mana Bapak Presiden memfokuskan statement pada isu pangan."
Lebih lanjut, Jokowi melakukan pertemuan bilateral antara lain dengan Boris Johnson, Olaf Scholz, Narendra Modi, Justin Trudeau, Fumio Kishida, Presiden Prancis Emmanuel Macron,dan lain-lain.
Keakraban kembali terlihat ketika Jokowi dan Boris Johnson bertemu.
Perdana Menteri Inggris itu bercanda dengan memukul pelan lengan Jokowi yang disambut senyuman sang Presiden.

Ia mengaku senang bertemu Jokowi dan meminta maaf belum bisa sering melakukan komunikasi secara intensif.
Namun Boris Johnson berjanji akan menemui Jokowi di acara G20 yang akan dilangsungkan pada bulan November 2022 mendatang.
Jokowi Pamit Kunjungi Rusia dan Ukraina
Sebelumnya, Jokowi mengumumkan pada Minggu (26/6/2022) ini akan pergi melakukan serangkaian perjalanan ke beberapa negara.
Dua negara yang akan dikunjungi Jokowi adalah Rusia dan Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari Instagram @jokowi, RI 1 mengatakan satu dari beberapa tujuan perjalanan luar negerinya kali ini adalah melakukan misi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Sebelum menemui Presiden Rusia Vladimir Putin, Jokowi mengatakan akan lebih dulu mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Jokowi menegaskan keinginannya untuk mengajak Putin dan Zelensky agar mau berdialog mengakhiri perang yang sudah berlangsung sejak Februari 2022 lalu.
Di akhir pesannya, Jokowi meminta doa dari masyarakat Indonesia.
Berikut caption lengkap yang ditulis Jokowi:
"Saya bersama Ibu Negara dan rombongan terbatas, hari ini memulai perjalanan kunjungan ke beberapa negara.
Pertama-tama, saya ke Munich, Jerman, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. Di acara ini, Indonesia hadir sebagai negara mitra G7, sekaligus sebagai pemegang presidensi G20.
Dari Jerman, saya memulai misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia. Saya akan mengunjungi Ukraina bertemu dengan Presiden Zelenskyy, lalu ke Rusia menemui Presiden Vladimir Putin. Di dua negara tersebut, saya mengusung misi yang sama: mengajak kedua pemimpin untuk membuka ruang dialog dan menghentikan perang.
Setelah itu, saya ke Persatuan Emirat Arab untuk melanjutkan kembali pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi antara kedua negara.
Mohon doa dari rakyat di seluruh Tanah Air untuk lancarnya perjalanan ini."

Baca juga: Putin Dituduh Seret Sahabatnya agar Terlibat Konflik di Ukraina, Rusia Dituding Lakukan Provokasi
Konflik antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus terjadi meskipun beberapa kali telah diadakan perundingan damai.
Semenjak gagalnya perundingan damai di Turki, belum ada lagi agenda besar perundingan damai yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, namun NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).
"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.
Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.
Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.
Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.
"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.
"Namun Ukraina berperang demi kemerdekaannya, demi haknya untuk berdiri, demi hak untuk menjadi negara demokrasi tanpa menyerah kepada kekuatan Rusia."
"Dan Ukraina siap untuk membayar harga yang sangat tinggi untuk mengorbankan diri mereka demi nilai-nilai tersebut."
"Bukan hak kita untuk menjelaskan kepada mereka sejauh mana pengorbanan harus dilakukan," papar Stoltenberg. (TribunWow.com/Via/Anung)