Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pasukan Ukraina Lakukan Serangan Balasan di Kota Kekuasaan Rusia, Hasil akan Terlihat di Agustus

Pasukan militer Ukraina diketahui masih terus melakukan perlawanan di sejumlah wilayah di Ukraina yang kini telah dikuasai tentara Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
BBC.com
Video warga Kherson terus demo tak peduli pasukan Rusia terus mengeluarkan tembakkan peringatan, Minggu (13/3/2022). Ilustrasi perlawanan warga Ukraina di Kherson. 

TRIBUNWOW.COM - Pasukan militer Ukraina sampai saat ini diketahui masih terus melakukan perlawanan di beberapa daerah Ukraina yang telah dikuasai oleh tentara Rusia.

Diperkirakan, hasil dari perlawanan balik ini akan terlihat pada bulan Agustus 2022 mendatang.

Dikutip TribunWow.com dari skynews, informasi ini disampaikan oleh pimpinan intelijen di bawah Kementerian Pertahanan Ukraina.

Baca juga: NATO Prediksikan Akhir Konflik Rusia-Ukraina: Ukraina Siap Membayar Harga yang Sangat Tinggi

Saat ini isu yang sedang ramai diperbincangkan adalah perlawanan balik pasukan Ukraina di Kherson.

Perlawanan balik di Kherson diyakini berjalan lambat namun intelijen Kemenhan Ukraina memastikan akan ada hasil yang nyata pada bulan Agustus mendatang.

Kherson diketahui merupakan kota besar pertama yang berhasil dikuasai oleh Rusia sejak konflik terjadi.

Meskipun dilakukan di dalam wilayah musuh, perlawanan yang dilakukan oleh pasukan Ukraina di Kherson memiliki pengaruh yang tak dapat diremehkan.

Laporan dari Institut Studi Perang di Inggris menjelaskan, perlawanan yang dilakukan Ukraina menyebabkan Rusia sulit mengkonsolidasikan kekuatan di wilayah yang baru saja mereka kuasai.

Pendapat yang sama turut disampaikan oleh Letjen Purnawirawan tentara Amerika Serikat (AS), Mark Hertling.

Hertling mengatakan perlawanan yang dilakukan oleh Ukraina di wilayah kekuasaan musuh akan memiliki dampak yang nyata.

Sementara itu, pasukan Ukraina meninggalkan pertahanan di Severodonetsk di wilayah Luhansk, setelah berminggu-minggu pertempuran sengit, Jumat (24/6/2022).

Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, beberapa analis mengatakan kemenangan Moskow adalah simbolis, bukan strategis.

Lantas, apa artinya jika Rusia berhasil menduduki kota paling timur Ukraina tersebut?

Baca juga: Putin Dituduh Seret Sahabatnya agar Terlibat Konflik di Ukraina, Rusia Dituding Lakukan Provokasi

Kabar mundurnya tentara pertahanan Ukraina dari Severodonetsk diumumkan oleh gubernur regional Serhiy Haidai.

"Mempertahankan posisi hancur berkeping-keping selama berbulan-bulan hanya demi tinggal di sana tidak masuk akal," kata Haidai dalam sambutan yang disiarkan televisi.

Senada dengan penuturan tersebut, seorang pakar militer terkemuka mengatakan jatuhnya kota yang hampir hancur itu tidak terlalu signifikan.

Apalagi pemboman berat Rusia telah menghancurkan hampir setiap posisi pertahanan pasukan Ukraina di daerah itu.

"Ini kerugian kecil, masih ada Lysychansk (kota tetangga yang dikendalikan oleh Ukraina), dan Severodonetsk sebagian besar telah memenuhi tujuannya," terang Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf umum angkatan bersenjata Ukraina.

Kremlin menyerukan pengambilalihan Severodonetsk karena tetap menjadi satu dari sedikit kota yang dikuasai Ukraina di Luhansk.

Daerah itu adalah salah satu wilayah terkecil dan termiskin di Ukraina yang sebagian diambil alih oleh separatis pro-Rusia pada tahun 2014.

"Ada komponen geopolitik untuk Rusia, itu adalah pusat distrik di bagian Luhansk yang tidak berpenghuni. Tapi kami akan menjalaninya, kami lebih tertarik pada aspek militer," kata Romanenko.

Kemenangan Rusia yang diklaim di Luhansk sangat penting bagi Moskow sehingga memerintahkan pemindahan pasukannya dari wilayah selatan Kherson yang diduduki, dan Zaporizhzhia yang diduduki sebagian.

Penampakan serangan pasukan militer Rusia ke Severodonetsk, Ukraina.
Penampakan serangan pasukan militer Rusia ke Severodonetsk, Ukraina. (YouTube Al Jazeera English)

Baca juga: Jembatan Hancur karena Konflik Ukraina-Rusia, 12 Ribu Warga Severodonetsk Terjebak di Dalam Kota

Analis Barat juga menyimpulkan bahwa jatuhnya Severodonestk tidak akan berarti besar bagi Ukraina.

"Hilangnya Severodonetsk adalah kerugian bagi Ukraina dalam arti bahwa setiap medan yang direbut oleh pasukan Rusia adalah kerugian, tetapi pertempuran Severodonetsk tidak akan menjadi kemenangan Rusia yang menentukan," simpul Institute for War, sebuah lembaga pemikir AS yang telah mengikuti perang sejak dimulai tepat empat bulan lalu, pada 24 Februari.

Pertempuran sengit selama dua bulan juga secara signifikan menghancurkan pasukan Rusia di Severodonetsk, di mana populasi sebelum perang berjumlah sekitar 100.000 orang.

"Ukraina telah menurunkan sejumlah besar pasukan Rusia dan mundur," terang Pavel Luzin, seorang ahli yang berbasis di Rusia dengan Jamestown Foundation, sebuah think tank di Washington, DC.

Bagi beberapa pengamat, perspektif jangka panjang Moskow dalam perang tidak terlihat menjanjikan.

Pasalnya, Rusia menderita kerugian besar dan demoralisasi tenaga kerja di tengah sanksi Barat yang mencegah produksi persenjataan presisi tinggi.

"Waktu bekerja melawan Rusia (karena) potensi militernya sebagian besar tak tergantikan," imbuh Luzin.

Salah satu alasan Severodonetsk jatuh adalah karena keunggulan artileri Rusia.

Moskow telah menggunakan beberapa peluncur roket, pengebom, dan bahkan rudal jelajah Tochka U yang sudah ketinggalan zaman untuk menggempur posisi Ukraina dan daerah pemukiman.

"Penerbangan bekerja. Tochka Kami bekerja. Satu set artileri lengkap. Mereka maju ke segala arah," kata Roman Vlasenko dari pemerintahan Severodonetsk dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Jumat.

Namun, pengambilalihan seluruh wilayah Luhansk, yang tampaknya akan segera terjadi setelah kemungkinan jatuhnya Lysychansk, tidak akan membawa kemenangan yang diinginkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Beberapa bulan yang lalu, pasukan Rusia gagal merebut Kyiv dan Ukraina utara, kehilangan ribuan tentara dan ratusan tank dan kendaraan lapis baja.

Mereka mundur pada awal April, dan Putin mengatakan Rusia akan fokus untuk merebut wilayah Donbas yang mencakup Luhansk dan Donetsk.

Tapi setidaknya dua perlima dari Donetsk, provinsi yang jauh lebih besar dan berpenduduk lebih banyak, masih dikendalikan oleh pasukan Ukraina.

Mereka telah membangun instalasi pertahanan yang luas di sana sejak pemberontak merebut sepertiga dari Donetsk pada tahun 2014, dan mengambil alih wilayah itu akan terbukti jauh lebih sulit daripada merebut Luhansk.

Baca juga: Pejabat Boneka Rusia di Ukraina Tewas karena Bom di Mobil, Videonya Beredar di Medsos

Rusia Serentak Menyerang dari 9 Arah

Rusia dikabarkan memulai serangan besar-besaran dari sembilan arah di wilayah Luhanks, Ukraina.

Pejabat militer Ukraina mengatakan bahwa pertarungan sengit masih berlangsung untuk mempertahankan wilayah.

Sementara itu, kota penting Severodonetsk di Luhansk dilaporkan hampir jatuh ke tangan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dilansir TribunWow.com dari Reuters, Rabu (16/6/2022), tampaknya Rusia menunjukkan perkembangan signifikan dalam invasinya ke Ukraina.

Pasukan Moskow kini berada di atas angin setelah berhasil mengisolasi kota Severodonetsk di Luhanks.

Panglima militer Ukraina, Valeriy Zaluzhny, mengatakan Rusia telah memusatkan pasukan serangan utamanya di utara wilayah Luhansk.

Bahkan, pasukan tersebut kini telah berusaha menyerang secara serentak dari sembilan arah.

"Perjuangan sengit untuk wilayah Luhansk berlanjut," kata Valeriy Zaluzhny dalam sebuah pesan online, Rabu (15/6/2022).

Ia mengatakan bahwa Rusia menggunakan pesawat, granat berpeluncur roket, dan artileri.

Hal ini sejalan dengan penilaian Barat baru-baru ini bahwa Ukraina timur yang kini menjadi target utama Kremlin, dapat segera jatuh ke tangan Rusia jika dinamika saat ini berlanjut.

Saat Barat mempercepat pengiriman senjata, Kyiv telah berjanji untuk terus berperang dengan harapan bahwa pertempuran di timur akan menjauhkan Rusia dari negara lain.

Dilansir TribunWow.com dari BBC, Selasa (14/6/2022), dilaporkan sekitar 70 persen wilayah kota Severodonetsk yang juga terletak di Luhanks telah berada di bawah kendali Rusia.

Pasukan Rusia Rebut Setengah dari Severodonetsk
Pasukan Rusia Rebut Setengah dari Severodonetsk (Tribun Video)

Baca juga: Sedang Berkumpul untuk Rapat, Lebih dari 50 Petinggi Militer Ukraina Tewas Kena Serangan Misil Rusia

Pertempuran sengit terjadi selama berminggu-minggu, di mana merebut Severodonetsk telah menjadi tujuan militer utama bagi Rusia.

Dengan mengambil Severodonetsk dan kota terdekatnya Lysychansk, Moskow akan mendapat kendali atas seluruh wilayah Luhansk, yang sebagian besar sudah dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.

Melalui pernyataan di Telegram, Gubernur Provinsi Luhanks, Serhiy Haidai menuliskan bahwa ketiga jembatan menuju Severodonetsk telah hancur.

Ia menyebut penduduk yang tersisa di kota itu dipaksa untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sangat sulit.

Pasalnya, pasukan Rusia diklaim telah menghancurkan infrastruktur gas, air dan listrik kota itu, di samping apa yang dia sebut 'masalah besar' dengan perawatan medis.

"Semua jembatan telah hancur, jadi sayangnya tidak mungkin membawa apa pun ke kota hari ini," kata Haidai dilansir Newsweek, Selasa (14/6/2022).

Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky menggambarkan korban jiwa dalam pertempuran di kota itu sebagai kondisi yang mengerikan.

Ia mengatakan pasukan Ukraina, telah memerangi pasukan Rusia di setiap meter secara harafiah.

"Pasukan Ukraina yang tersisa di kota itu harus menyerah atau mati," kata Eduard Basurin, seorang perwakilan militer dari Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri sendiri.

"Divisi Ukraina yang ada (di Severodonetsk) akan ada selamanya."

Seorang pejabat tinggi Rusia mengatakan tujuan Moskow adalah untuk melindungi republik rakyat Donetsk dan Luhansk yang dideklarasikan sendiri.

"Secara umum, perlindungan republik adalah tujuan utama dari operasi militer khusus," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved