Konflik Rusia Vs Ukraina
Serangan Rusia Buat Ukraina Jadi Neraka, Pemimpin Uni Eropa Justru Masih Perdebatkan Keanggotaannya
Uni Eropa belum memberikan keputusan mengenai keanggotaan Ukraina yang semakin gencar diserang Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Serangan pasukan Rusia di timur wilayah Ukraina telah membuat negara tersebut mengalami kehancuran tak terkira.
Dilansir TribunWow.com, sedikit demi sedikit Rusia mempererat cengkeramannya di wilayah Severodonestk dan Lysychansk, provinsi Luhanks.
Namun di tengah kekacauan tersebut, pihak Uni Eropa masih memperdebatkan apakah Ukraina akan diizinkan bergabung dalam aliansi mereka.
Baca juga: Prediksi Rusia akan Lawan Eropa, Ukraina Bersiap Hadapi Serangan Dahsyat seusai Bergabung dengan UE
Seperti dilaporkan The Moscow Times, Kamis (23/6/2022), para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan akan berkumpul di Brussel, Belgia hari ini.
Mereka rencananya akan membahas seruan untuk secara resmi memberikan status kandidat Ukraina untuk bergabung dengan blok itu.
Pertemuan ini dilakukan ketika pasukan Rusia perlahan-lahan maju di wilayah Donbas timur meskipun ada perlawanan sengit dari militer Kyiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia telah melakukan komunikasi telepon secara maraton atas nama negaranya menjelang pertemuan.
Dalam sehari, Zelensky menghubungi 11 kepala negara Eropa untuk mengangkat kasus yang terjadi di negaranya.
"Kami sedang mempersiapkan keputusan bersejarah Dewan Eropa. Hanya ada beberapa jam tersisa sebelum itu," kata Zelensky dalam pidato hariannya, Rabu (22/6/2022).
Tapi sementara pencalonan yang didukung Komisi Eropa secara luas diharapkan akan disetujui, beberapa anggota masih ragu tentang status Ukraina.
Sementara setiap proses aksesi kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun jika tidak beberapa dekade.

Baca juga: Berhasil Bebas, Warga Ukraina Sebut Ada Tentara Asing di Severodonestk, Akui Sempat Dilarang Keluar
Di sisi lain, medan pertempuran Ukraina timur Donbas mengalami pemboman besar-besaran oleh Rusia.
Pasukan Moskow telah menyerang wilayah Luhansk dan kota strategis penting Severodonetsk selama berminggu-minggu.
Mereka perlahan-lahan bergerak maju, meskipun ada perlawanan sengit dari militer Ukraina yang bersenjata lengkap.
Serangan semakin dahsyat lantaran pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin memperketat cengkeraman mereka di Severodonetsk, dan kota kembarnya Lysychansk.
Menduduki dua kota ini akan memberi Moskow kendali atas seluruh Luhansk, memungkinkan Rusia untuk menekan lebih jauh ke Donbas.
"Tentara Rusia hanya menghancurkan segalanya di Lysychansk," kata Sergiy Gaiday, gubernur wilayah Luhansk melalui Telegram.
"Benar-benar neraka di luar sana."
"Prajurit kami memegang posisi mereka dan akan terus bertahan selama diperlukan," tambahnya.
Separatis pro-Rusia mengklaim mereka sudah berada dekat dengan sekitar Lysychansk dan Severodonetsk.
"Selama beberapa hari terakhir, pekerjaan besar telah dicapai," ucap Andrei Marochko, seorang perwira di tentara separatis Luhansk, mengatakan kepada televisi pemerintah Rusia.
Baca juga: Murka Aset Rusia yang Dibekukan akan Diberikan ke Ukraina, Menlu Putin Kecam Pejabat Uni Eropa
Rusia Nilai Ukraina Tak Pantas Gabung Uni Eropa
Mendapat dukungan dari sejumlah pimpinan Uni Eropa, Ukraina saat ini tinggal menunggu keputusan sebelum resmi menjadi anggota Uni Eropa (UE).
Komisi Eropa diketahui telah memberikan rekomendasi untuk memberikan status kandidat kepada Kyiv di aliansi UE.
Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, sementara itu seorang pejabat di Rusia justru menilai Ukraina tidak pantas bergabung dengan Uni Eropa.

Baca juga: Zelensky Peringatkan Rusia akan Semakin Brutal Serang Ukraina karena Alasan Ini: Jelas Sekali
Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Parlemen Rusia, Viacheslav Volodin.
Volodin menyebut terjadi korupsi besar-besaran di Ukraina, kasus kriminal merajalela, oligarki berkuasa hingga kondisi ekonomi hancur.
"Eropa memahami ini dengan sangat baik," ujar Volodin.
Menurut keterangan Volodin, Uni Eropa siap memberikan Ukraina status kandidat karena Amerika Serikat (AS) dan Belgia ingin konflik terus berlangsung.
"Besok minggu bersejarah dimulai. Ada beberapa keputusan yang menentukan untuk Ukraina," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dalam pidato video rutin pada Minggu malam, (19/6/2022).
"Dan dalam minggu seperti itu, kita harus memprediksi aktivitas permusuhan yang lebih besar dari Rusia. Dan tidak hanya melawan Ukraina, tetapi juga melawan negara-negara Eropa lainnya."
"Kami sedang mempersiapkan. Kami siap. Kami memperingatkan para sekutu."
Diketahui, para pemimpin Eropa akan bertemu minggu ini untuk memberikan keputusan akhir mereka mengenai aplikasi keanggotaan jalur cepat Ukraina.
Meskipun begitu, presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Moskow tidak menentang langkah tersebut.
Zelensky turut meyakini pasukan militer Rusia akan semakin intensif melakukan serangan pada minggu ini.
Bukan tanpa alasan, Zelensky mengatakan semua ini karena kemungkinan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa semakin besar.
"Sudah jelas, minggu ini kita memperkirakan Rusia akan meningkatkan aktivitas serangan," ujar Zelensky, Minggu (19/6/2022).
"Kami bersiap, kami siap," ucapnya.
Para pimpinan Uni Eropa akan mempertimbangkan status keanggotaan Ukraina pada pertemuan tingkat tinggi di hari Kamis (23/6/2022) dan Jumat (24/6/2022) mendatang.
Sebagai informasi, jika nanti disetujui, proses Ukraina menjadi anggota resmi Uni Eropa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk selesai.(TribunWow.com/Via/Anung)