Konflik Rusia Vs Ukraina
Inggris Sebut Putin Jadikan Kelaparan sebagai Senjata dalam Konflik Rusia Vs Ukraina
Menlu Inggris menilai Presiden Rusia Vladimir Putin secara sengaja menjadikan krisis pangan dunia sebagai senjata dalam konflik di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Inggris menyatakan akan melakukan segala cara untuk mengatasi masalah terblokirnya stok gandum di Ukraina agar bisa dikirimkan ke negara-negara yang membutuhkan.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss menganggap Rusia saat ini telah memanfaatkan kondisi krisis pangan dan kelaparan sebagai senjata untuk memerangi Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari Skynews, pernyataan ini disampaikan oleh Truss saat melakukan kunjungan ke Ankara, Turki, Kamis (23/6/2022).
Baca juga: Rusia Disebut Berniat Hancurkan Seluruh Donbas, Presiden Zelensky Ungkap Ukraina Butuh Senjata Berat
"Putin menggunakan kelaparan sebagai senjata. Dia menggunakan ketahanan pangan sebagai alat perang yang tak memiliki perasaan," ungkap Truss.
Truss menjelaskan bahwa Rusia saat ini telah memblokir pelabuhan-pelabuhan yang ada di Ukraina yang menyebabkan 20 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa diekspor ke luar.
"Saya di sini di Turki untuk mendiskusikan rencana membawa gandum keluar," kata Truss.
Truss menegaskan bahwa kapal komersial harus diberikan jaminan keamanan untuk keluar masuk pelabuhan Ukraina dan pelabuhan Ukraina harus dilindungi dari serangan pasukan militer Rusia.
Ia menyampaikan, harus segera diambil tindakan terhadap blokade yang dilakukan Rusia sebelum tiba musim panen pada bulan depan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova menyatakan krisis pangan global yang terjadi akibat konflik di Ukraina sebenarnya hanya berita bohong atau hoaks karangan negara barat.
Dikutip TribunWow.com dari skynews, Zakharova mengaku kecewa atas sikap negara-negara barat yang menyalahkan Rusia atas krisis global yang terjadi.
"Itu adalah kebohongan, tuduhan seperti itu adalah kebohongan total," kata Zakharova.
Zakharova menjelaskan bahwa sanksi ekonomi yang diberikan oleh negara-negara barat terhadap Rusia menyebabkan melonjaknya harga bahan dasar pangan, minyak, pupuk, hingga energi.
Baca juga: Microsoft Bongkar Pergerakan Hacker Rusia Serang 42 Negara Aliansi Ukraina, AS Target Utama
Zakharova juga membandingkan bagaimana negara barat bisa leluasa mengirimkan senjata ke Ukraina.
"Tetapi karena suatu alasan, tidak ada yang bisa dibawa keluar Ukraina?" ucapnya.
Belum lama ini sebuah kamera satelit merekam kapal berbendera Rusia membawa gandum milik Ukraina ke Suriah.
Menanggapi kabar ini, pemerintah Rusia tegas membantah telah membawa kabur gandum milik Ukraina.
Bantahan ini disampaikan oleh representatif Rusia di Suriah, Alexander Lavrentyev.
Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, pernyataan Lavrentyev disampaikan oleh kantor berita RIA.
"Ini lebih dari palsu, informasi tidak terkonfirmasi dan tidak realistis," kata Lavrentyev.
Baca juga: Diplomat Rusia Sebut Adanya Konspirasi Global dalam Struktur Internasional terkait Konflik Ukraina
Lavrentyev menjelaskan, cadangan utama gandum terletak di Nikolaev dan Odesa.
"Kapal Rusia tidak memiliki akses ke dermaga tersebut (Nikolaev dan Odesa) karena mereka dikuasai oleh Ukraina," jelas Lavrentyev.
Sebelumnya diberitakan, sebuah kamera satelit milik Maxar merekam bagaimana kapal berbendera Rusia membawa keluar gandum milik Ukraina.
Seperti yang diketahui, isu krisis pangan menguat di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina, yang mana kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain atas terjadinya krisis pangan ini.
Namun baru-baru ini Rusia terekam kamera satelit membawa gandum milik Ukraina ke Suriah.
Baca juga: AS dkk Sindir Rusia soal Ukraina saat Pertemuan G20 di Yogyakarta, Menteri Putin Langsung Bereaksi
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, awalnya kapal ini terekam berada di Sevastopol, Crimea penuh dengan barang bawaan gandum.
Beberapa hari kemudian, kapal yang sama diketahui telah bersandar di Suriah.
Beberapa truk terlihat mengantre untuk mengangkut gandum dari kapal berbendera Rusia tersebut.
Sementara itu, pemerintah Rusia mengatakan ada unsur kesengajaan dari pihak Ukraina yang menyebabkan terjadinya krisis pangan global.
Rusia menyebut milisi Ukraina sengaja membakar persediaan gandum yang disimpan di pelabuhan di Mariupol.

Dikutip TribunWow.com, media Rusia rt.com turut menyertakan video berisi penampakan berton-ton gandum dalam kondisi hitam karena hangus dibakar.
Kementerian Pertahanan Rusia menuding pembakaran gandum dilakukan oleh milisi nasionalis Ukraina.
Aksi tersebut dilakukan pada saat mereka kabur dari serangan pasukan militer Rusia.
Menurut pernyataan Kemenhan Rusia, aksi bakar gandum itu dikarenakan para milisi Ukraina enggan meninggalkan persediaan pangan untuk para penduduk di Mariupol.
Total terdapat 50 ribu ton gandum yang rusak.
"Aksi kejahatan tak manusiawi ini menunjukkan ke seluruh dunia wajah asli dari rezim Kiev," ujar Kemenhan Rusia.
Kemenhan Rusia menyebut nasionalis Ukraina menggunakan metode terorisme pangan terhadap penduduknya sendiri.
Kemenhan Rusia juga menekankan bahwa pasukan militer Rusia selama melakukan operasi militer spesial selalu berada di pihak warga sipil, memperlakukan mereka secara manusawi dan tidak menyerang infrastruktur publik.
Baca juga: Rusia Putus Hubungan dengan Barat Buntut Konflik Ukraina, Jubir Putin: Tak akan Pernah Percaya Lagi
Putin Sengaja Ciptakan Krisis
Presiden Rusia Vladimir Putin dituduh sengaja ingin terjadi bencana krisis pangan global.
Tuduhan ini disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky menyebut, saat ini Ukraina dihalangi tidak bisa melakukan ekspor gandum ke negara-negara lain.
Dikutip TribunWow.com dari aljazeera.com, Zelensky mengatakan, pasukan Rusia kini tengah memblokir beberapa pelabuhan di Ukraina.
Pemblokiran ini menyebabkan Ukraina tidak bisa mengekspor 22 juta ton gandum yang telah diproduksi.
Zelensky memperingatkan apabila Ukraina terus dihalangi melakukan ekspor maka ancaman kelaparan akan terjadi.
Ancaman kelaparan ini akan terjadi di negara-negara yang bergantung terhadap gandum dari Ukraina.
Tak hanya bencana kelaparan, Zelensky mengungkit adanya masalah baru yang akan tercipta yakni krisis migrasi.
"Ini adalah sesuatu yang jelas-jelas ingin dicapai oleh pemimpin Rusia," ujar Zelensky.
Zelensky menyebut Rusia sengaja menghalangi ekspor supaya seluruh negara di Eropa menderita dan Ukraina tidak bisa mendapatkan pemasukan. (TribunWow.com/Anung/Via)