Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Miliarder AS Sebut Negaranya Sama-sama Menderita Gara-gara Beri Rusia Sanksi Ekonomi

Miliarder AS menjelaskan bagaimana sanksi ekonomi yang diberi AS kepada Rusia justru merugikan diri sendiri.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
YouTube BBC NEWS
Momen Presiden Rusia Vladimir Putin berkomunikasi secara daring dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Desember 2021. Terbaru, AS dipastikan akan menderita kerugian karena memberikan sanksi kepada Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Miliarder asal Amerika Serikat (AS), Ray Dalio menjelaskan bagaimana kebijakan sanksi ekonomi terhadap Rusia yang dilakukan oleh AS juga memiliki dampak buruk terhadap negaranya sendiri.

Dalio diketahui merupakan manajer sebuah perusahaan pengelola investasi global, Asosiasi Bridgewater.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Dalio menyampaikan saat ini satu-satunya senjata yang dimiliki oleh AS untuk melawan Rusia adalah sanksi ekonomi.

Baca juga: Hancurkan Kantor Polisi hingga Apartemen, Rusia Membabi Buta Bombardir 2 Kota di Timur Ukraina

Namun sanksi ekonomi ini hanya berhasil menyebabkan penurunan produk domestik bruto Rusia sebesar 15 persen yang mana masih bisa diatasi oleh Rusia.

Menurut Dalio, sanksi yang saat ini diberikan oleh AS kepada Rusia gagal mencapai tujuannya dan malah merugikan diri sendiri.

"Saya dapat memberi tahu Anda dengan pasti bahwa barat juga menderita dari sanksi," kata Dalio.

Dalio menceritakan bagaimana negara-negara lain mulai melepaskan obligasi pemerintahan AS karena takut mereka akan bernasib sama seperti Rusia.

Dalio menyebut konflik Rusia-Ukraina akan secara drastis memengaruhi seluruh dunia seperti masa-masa menjelang perang dunia II dimana kekuatan di dunia terbagi menjadi dua kubu dengan masing-masing pendukungnya.

Sementara itu, tepuk tangan penonton bersahutan ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato dalam acara Forum Ekonomi Internasional di St Petersburg pada Jumat (17/6/2022).

Satu dari beberapa topik yang dibahas oleh Vladimir Putin adalah serangan sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Dilansir TribunWow.com, seperti yang diketahui setelah konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi, negara-negara barat beramai-ramai memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato dalam acara Forum Ekonomi Internasional di St Petersburg pada Jumat (17/6/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato dalam acara Forum Ekonomi Internasional di St Petersburg pada Jumat (17/6/2022). (youtube the Guardian)

Baca juga: AS dkk Sindir Rusia soal Ukraina saat Pertemuan G20 di Yogyakarta, Menteri Putin Langsung Bereaksi

Dari tayangan YouTube The Guardian, Putin menganggap upaya negara-negara barat untuk menghancurkan Rusia sebagai tindakan bodoh.

Menurut Putin, sanksi yang dilakukan oleh negara barat gagal meraih tujuan menghancurkan ekonomi Rusia.

Mengomentari adanya kekhawatiran mata uang Rusia melemah terhadap USD, Putin menyebut hal tersebut hanya perang informasi.

Putin menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) dan negara-negara barat lainnya telah salah mengisolasi negara.

Putin kemudian menegaskan operasi militer spesial di Ukraina dipastikan akan terus berjalan.

Pernyataan Putin ini kemudian mendapat tepuk tangan dari audiens.

Putin mengatakan, tujuan utama operasi militer spesial di Ukraina adalah melindungi rakyat di Donbas.

Baca juga: Rusia Ngaku Dikirimi Inggris Pesan Bernada Arogan terkait Nasib 2 Tentara Sukarelawan di Ukraina

Sanksi Global Jadi Bumerang untuk Barat

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia akan menjadi bumerang terhadap pihak Barat.

Di antaranya adalah dalam bentuk harga pangan dan energi yang lebih tinggi.

Namun di sisi lain, Moskow justru akan bisa menyelesaikan masalah yang kini dialami dan menjadi negara adi daya.

Dilansir TribunWow.com dari kanal media Aljazeera, Kamis (10/3/2022), Putin mengatakan tidak ada alternatif untuk apa yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus di Ukraina.

Ia tegas mengatakan Rusia bukanlah negara yang akan mengkompromikan kedaulatannya hanya untuk semacam keuntungan ekonomi jangka pendek.

"Sanksi ini akan dikenakan dalam hal apa pun," kata Putin dalam pertemuan dengan jajaran pemerintahan Rusia pada hari Kamis (10/3/2022).

"Ada beberapa pertanyaan, masalah dan kesulitan, tetapi di masa lalu kami telah mengatasinya dan kami akan bisa mengatasinya sekarang."

"Pada akhirnya, ini semua akan mengarah pada peningkatan kemerdekaan, swasembada, dan kedaulatan kami," tegasnya.

Pidato tersebut disiarkan televisi dua minggu setelah pasukan Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina.

Putin menggambarkan sanksi Barat sebagai tindakan yang merugikan diri sendiri.

Ia yakin Rusia dapat menahan apa yang disebutnya sebagai perang ekonomi melawan bank, bisnis, dan oligarki bisnisnya.

Putin mengatakan Rusia adalah produsen energi utama yang memasok sepertiga gas Eropa.

Sehingga pihaknya akan terus memenuhi kewajiban kontraktual meskipun telah dikecam dengan sanksi termasuk larangan pembelian minyaknya oleh Amerika Serikat.

"Mereka mengumumkan bahwa mereka menutup impor minyak Rusia ke pasar Amerika. Harga di sana tinggi, inflasi sangat tinggi, telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah," ujar Putin.

"Mereka mencoba menyalahkan hasil kesalahan mereka sendiri pada kami. Kami sama sekali tidak ada hubungannya dengan itu."

Untuk melawan sanksi tersebut, Rusia telah melarang ekspor peralatan telekomunikasi, medis, mobil, pertanian, listrik dan teknologi, dan lain-lain hingga akhir 2022.

Secara total, lebih dari 200 item dimasukkan dalam daftar penangguhan ekspor, mencakup gerbong kereta api, kontainer, turbin, dan barang lainnya.

Namun, Putin juga mengakui bahwa sanksi yang dijatuhkan sejak invasi pertama kini mulai terasa.

"Jelas bahwa pada saat-saat seperti itu permintaan masyarakat untuk kelompok barang tertentu selalu meningkat, tetapi kami tidak ragu bahwa kami akan menyelesaikan semua masalah ini sambil bekerja dengan tenang," yakin Putin.

"Secara bertahap, orang akan menyesuaikan diri, mereka akan mengerti bahwa tidak ada peristiwa yang tidak bisa kita tutup dan selesaikan."(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved