Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Khawatir Rusia dan AS akan Perang, Dubes Putin: Konfrontasi Langsung Antar-Kekuatan Nuklir Terbesar

Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov, menyinggung mengenai kemungkinan dua negara adidaya itu berperang.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube World Affairs
Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov mengaku mendapat kiriman surat yang isinya bujukan agar sang Dubes Rusia tersebut mau mengkhianati negaranya sendiri. Terbaru, Antonov memperingatkan bahayanya jika Rusia berperang dengan AS, Jumat (18/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Duta besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS), Anatoly Antonov, menyinggung mengenai kemungkinan dua negara adidaya itu berperang.

Ia mengatakan bahwa kenekatan AS mengirim senjata ke Ukraina, meski telah diperingatkan Rusia, akan menimbulkan konflik langsung.

Dikhawatirkan, situasi yang kian memanas itu akan memicu perang nuklir yang menjadi kekuatan utama keduanya.

Pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan tingkat tinggi di Geneva, Swiss pada Juni 2021.
Pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan tingkat tinggi di Geneva, Swiss pada Juni 2021. (Saul Loeb/AFP)

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-115, Berikut Perkembangan Perang, Diplomasi, hingga Ekonomi Global

Baca juga: Media China Ungkap Tujuan Rahasia AS Dukung Ukraina, Sebut Justru Ingin Perpanjang Konflik

Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Sabtu (18/6/2022), Antonov menyebut AS memiliki determinasi untuk melihat kekalahan Rusia.

Karenanya pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus-menerus mengirim paket bantuan militer ke Ukraina.

Namun, memompa Ukraina dengan senjata adalah jalan menuju konfrontasi lebih lanjut antara Rusia dan Amerika Serikat.

"Kepicikan orang Amerika terlihat dalam situasi saat ini. Kewalahan oleh keinginan untuk menimbulkan kekalahan strategis di Rusia, para elit lokal meningkatkan taruhan dalam meningkatkan ketegangan, dengan mengirim senjata ke rezim Kyiv," kata Antonov.

"Benar-benar jelas bahwa ini adalah jalan menuju konfrontasi militer langsung antara kekuatan nuklir terbesar, yang penuh dengan konsekuensi tak terduga."

Duta Besar tersebut menekankan bahwa rencana AS untuk mencekik Rusia dengan sanksi telah gagal dilakukan.

Alih-alih, sanksi ekonomi terhadap Moskow hanya mendatangkan kerugian kepada AS dan negara-negara dunia lainnya.

"Pemberlakuan pembatasan yang tidak dipikirkan dengan matang hanya memperburuk keadaan dalam ekonomi AS. Artinya, ternyata dalam hiruk pikuk anti-Rusia, Washington siap menembak dirinya sendiri dan menari pada saat yang sama. Kelihatannya tidak masuk akal," tutur Antonov.

Pada saat yang sama, ia mencatat bahwa upaya AS untuk melemahkan Rusia tidak menyurutkan niat Moskow untuk menyelesaikan misinya di Ukraina.

"Ini sama sekali tidak akan mempengaruhi tekad Angkatan Bersenjata Rusia untuk memenuhi tugas yang ditetapkan selama operasi militer khusus untuk melindungi penduduk Donbass, serta untuk mencapai denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina," sebut Antonov.

Baca juga: 100 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Harian Konflik Antara Putin dan Zelensky

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina: Pertempuran Ditingkatkan di Donbas, Apa Pentingnya Wilayah Itu bagi Putin?

Bahayanya jika AS Terus Kirim Senjata ke Ukraina

Mantan pejabat tinggi Amerika Serikat mengungkapkan peringatan mengenai bantuan militer yang terus diberikan kepada Ukraina.

Doug Bandow, mantan ajudan Presiden AS ke-40 Ronald Reagan itu menganjurkan cara lain untuk mengatasi konflik antara Rusia dan Ukraina itu.

Ia pun mengangkat isu pengiriman nuklir yang sempat diinisiasikan negara Eropa.

Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Jumat (17/6/2022), Bandow menyarankan cara lain alih-alih melanjutkan konfrontasi dengan Rusia dan meningkatkan pasokan senjata berat ke Ukraina.

Menurutnya, negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, harus mempengaruhi rezim Kiev untuk mengakhiri krisis.

Rekan senior Institut Cato dan mantan asisten khusus presiden itu menyatakan hal tersebut dalam sebuah artikel untuk majalah The American Conservative.

Bandow kemudian menyebutkan bagaimana Radoslaw Sikorski, mantan Menteri Pertahanan dan Luar Negeri Polandia, dan sekarang anggota Parlemen Eropa, mengusulkan untuk memasok Kiev dengan senjata nuklir.

Baca juga: Zelensky Ungkap Hasil Pertemuan dengan 4 Kepala Negara Eropa, Ukraina Dapat Bantuan hingga Undangan

Ia menilai usulan tersebut bukanlah hal yang bijak lantaran pengiriman nuklir itu justru akan memperparah pertempuran yang terjadi.

"Melakukan ini hari ini, ketika konflik yang mengerikan sudah berkecamuk, berarti mengubahnya menjadi bencana yang nyata," kata Bandow.

"Bahkan pemerintah Polandia, terlepas dari kenyataan bahwa ia bersaing dengan negara-negara Baltik dalam menghasut NATO untuk berperang, tidak mendukung proposal Sikorsky."

"Namun, satu hal yang dilakukan oleh seorang tokoh politik yang dihormati di masa lalu yang ingin mengubah konflik menjadi konfrontasi nuklir menyoroti betapa berbahayanya konflik ini,"imbuhnya.

Berdasarkan kompleksitas krisis Ukraina dan keterlibatan Washington di dalamnya, Bandow mendesak pemerintahan Joe Biden untuk bertindak langsung terhadap Zelensky.

"Prioritas utama pemerintahan Biden adalah keamanan Amerika, rakyat dan wilayahnya, kebebasan dan kemakmurannya. Dengan demikian, upaya harus di atas segalanya untuk mengakhiri pertempuran di Ukraina sesegera mungkin," beber Bandow.

"Semakin lama berlanjut, semakin Ukraina sendiri akan menderita dan semakin tinggi ancaman bagi Eropa dan bahaya bagi Amerika."

"Dan semakin banyak orang akan tergoda oleh ide-ide gila seperti Sikorsky. Perang yang melibatkan kekuatan nuklir adalah ide yang benar-benar mengerikan," pungkasnya.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaVladimir PutinUkrainaVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved