Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Saat Wawancara Eksklusif, Menlu Rusia Tuduh BBC Tidak Beritakan soal Pasukan Ukraina Bom Warga Sipil

Di tengah wawancara eksklusif antara Melu Rusia Sergei Lavrov dengan BBC, Lavrov melemparkan sebuah tudingan kepada media asal Inggris tersebut.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
bbc.com
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kanan) saat menjalani wawancara eksklusif dengan BBC, Kamis (16/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pada Kamis (16/6/2022) media asal Inggris BBC melakukan wawancara eksklusif dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Isu yang dibahas di antaranya adalah seputar konflik antara Rusia dan Ukraina.

Di tengah berlangsungnya wawancara, Lavrov menuding BBC tidak memberitakan kebenaran yang terjadi ketika pasukan militer Ukraina membombardir warga sipil.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kanan) saat menjalani wawancara eksklusif dengan BBC, Kamis (16/6/2022).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (kanan) saat menjalani wawancara eksklusif dengan BBC, Kamis (16/6/2022). (bbc.com)

Baca juga: Kamera Satelit Pergoki Kapal Berbendera Rusia Bawa Gandum Milik Ukraina ke Negara Ini

Baca juga: Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Sebut Negaranya Sulit Menang Perang Melawan Rusia, Ini Alasannya

Dikutip TribunWow.com, warga sipil yang dimaksud oleh Lavrov adalah warga yang melepaskan diri dari Ukraina yang diketahui berada di Ukraina timur.

Menurut keterangan Lavrov, di daerah tersebut para warga sipil separatis yang pro Rusia telah dibombardir selama delapan tahun oleh pasukan militer Ukraina.

Menjawab tudingan Lavrov, jurnalis yang mewawancarai Lavrov menjelaskan bahwa BBC telah berkali-kali mengontak pimpinan di daerah separatis untuk izin datang melakukan liputan namun selalu ditolak.

Jurnalis BBC tersebut mengatakan kepada Lavrov jika genosida memang terjadi maka separatis di Luhansk dan Donetsk harusnya tertarik mengundang media untuk datang ke sana.

"Kenapa kita tidak diperbolehkan masuk," tanya jurnalis BBC tersebut.

"Saya tidak tahu," kata Lavrov.

Di sisi lain, warga negara Inggris Aiden Aslin sempat melakukan wawancara dengan media Rusia rt.com sebelum dirinya menerima vonis hukuman mati di pengadilan di Donetsk.

Aslin ditangkap pasukan militer Rusia saat terlibat dalam konflik di Ukraina kemudian menyerah pada pertengahan April 2022.

Saat diwawancara rt.com, Aslin mengaku sudah sejak lama mengikuti perjalanan konflik Ukraina sejak tahun 2014 lalu.

Pada awalnya Aslin mengaku dirinya merupakan orang yang pro terhadap Rusia dan pro Donbass.

Dikutip TribunWow.com, Aslin bercerita, pandangannya terhadap Rusia mulai berubah setelah ia melihat pemberitaan dari media-media barat seperti CNN hingga Fox News.

Namun semenjak menyerah ke milisi Republik Rakyat Donetsk, Aslin mengaku pandangannya kembali berubah dan kini ia merasa memiliki banyak kesamaan dengan prajurit di Donbass ketimbang tentara Ukraina.

Melihat perjalanan hidupnya, Aslin bercerita ia seharusnya mencari pekerjaan untuk warga sipil, bukannya bergabung dengan pasukan militer Ukraina.

"Tidak memilih untuk menjadi bidak politik di dalam sistem militer," kata Aslin.

Aslin kini merasa dirinya telah ditelantarkan oleh negaranya sendiri yakni Inggris dan Ukraina.

Saat ini Aslin meminta kepada warga negara lain yang ingin bergabung dengan Ukraina untuk kembali mempertimbangkan pilihan mereka.

Ia mengatakan jangan sampat tertipu ikut dalam konflik di Ukraina yang seharusnya tidak perlu terlibat.

Dua warga negara Inggris bernama Shaun Pinner dan Aiden Aslin dijatuhi vonis hukuman mati seusai menjalani persidangan di Donetsk.

Keduanya ditangkap oleh pasukan militer Rusia seusai terlibat membantu tentara Ukraina dalam konflik di Ukraina.

Informasi terbaru, Aslin dan Pinner diketahui telah menghubungi media massa di negara asalnya mengirimkan permohonan tertulis.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Aslin dan Pinner menjelaskan bahwa mereka terancam dihukum mati jika permintaan pemerintah Rusia tidak dikabulkan.

Dengan suara bergetar, Pinner menjelaskan dirinya menghadapi ancaman hukuman 20 tahun penjara hingga mati seusai dihukum sebagai kombatan ilegal.

"Kami ketakutan," ujar Pinner.

Menanggapi kabar ini, keluarga Aslin telah menemui kedutaan Besar Ukraina di Notting Hill, London Barat.

Di sana ia menjelaskan bahwa Aslin dan Pinner merupakan bagian resmi dari pasukan militer Ukraina.

"Harus diperlakukan dengan hormat seperti tahanan perang lainnya. Mereka bukan dan tidak pernah menjadi tentara bayaran," ujar keluarga Aslin.

Keluarga Aslin kini berharap vonis Aslin dapat berubah, mereka juga memohon bantuan pemerintah Inggris dan Ukraina untuk berusaha maksimal membantu keselamatan Aslin dan Pinner.

Aslin dan Pinner kini memiliki waktu satu bulan untuk mengajukan banding atas vonis hukuman mati yang mereka terima.

Media Rusia memberitakan, vonis Aslin dan Pinner dapat berkurang menjadi 25 tahun penjara hingga hukuman penjara seumur hidup.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah Inggris disebut tengah mendapat masalah besar gara-gara ada dua warga negaranya terlibat dalam konflik di Ukraina dan kini berakhir ditangkap oleh tentara Rusia.

Dua orang itu adalah Shaun Pinner dan Aiden Aslin.

Keduanya bahkan sempat dipertontonkan ke publik lewat sebuah acara milik stasiun televisi (TV) pemerintah Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari Skynews.com, eks diplomat Inggris, Lord Ricketts menyoroti bagaimana hal ini merupakan masalah besar bagi pemerintah Inggris.

Ricketts mengungkit bagaimana pemerintah Inggris sebenarnya telah melarang keras warganya agar tidak pergi ke Ukraina.

Ricketts juga menyampaikan bagaimana pemerintah Rusia memanfaatkan momen ini untuk menekan Ukraina lewat pemerintah Inggris.

Dalam situasi ini, menurut Ricketts pemerintah Inggris tengah mengalami dilemma bagaimana harus merespons.

Saat ditampilkan di TV Rusia, Shaun dan Aiden berharap agar mereka dapat pulang kembali ke Inggris dengan cara pertukaran tahanan dengan politisi pro Rusia Viktor Medvedchuk yang kini ditahan oleh Ukraina.

(TribunWow.com/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinSergei Lavrov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved