Konflik Rusia Vs Ukraina
Dibombardir Ukraina, Pasien Rumah Bersalin di Wilayah Pro Rusia Berlindung di Lorong
Berikut penampakan sebuah rumah sakit bersalin di wilayah pro Rusia yang menjadi target serangan pasukan militer Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sebuah rumah sakit bersalin di wilayah pro Rusia telah menjadi target serangan artileri pasukan militer Ukraina.
Serangan ini diketahui terjadi di Donetsk pada Senin (13/6/2022).
Dikutip TribunWow.com, media Rusia rt.com turut menunjukkan sebuah video yang menampilkan kondisi di dalam rumah bersaling tersebut.

Baca juga: Pejabat Rusia Sebut Kiamat Nuklir akan Lenyapkan Eropa Buntut Klaim Eks Menlu Polandia soal Ukraina
Baca juga: VIDEO - Perang di Donbas Bisa Jadi Penentu, Ukraina Alami Kehilangan Besar jika Kalah dari Rusia
Tampak jendela rumah bersalin tersebut pecah, pecahan kaca terlihat berserakan di bawah.
Sejumlah wanita hamil terekam berkumpul di lorong.
Berdasarkan keterangan seorang karyawan, rumah bersalin tersebut diserang hingga 20 kali.
Seorang pasien wanita bercerita bahwa dirinya tidak menggunakan rumah bersalin sebagai tempat persembunyian.
Dalam insiden ini tidak ada pasien ataupun karyawan rumah bersalin yang mengalami luka.
Kementerian Kesehatan Donetsk menyatakan seluruh warga sipil berhasil dievakuasi.
Sebelumnya, serangan ke rumah bersalin juga pernah dilakukan oleh pasukan militer Rusia di Kota Mariupol, Ukraina, pada Rabu (9/3/2022).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akhirnya menjawab soal alasan serangan bombardir yang menargetkan rumah bersalin di Mariupol.
Kuleba di Turki, Kamis (10/3/2022).
Saat ditanya oleh wartawan tentang serangan Rusia ke rumah bersalin, Lavrov justru menyalahkan media massa.
Ia menjelaskan bagaimana media tidak memberikan cerita yang berimbang terkait serangan ke rumah bersalin tersebut.
Lavrov lalu memaparkan bahwa rumah bersalin yang diserang oleh Rusia sudah dalam kondisi kosong dan tidak ada pasiennya.
Dirinya juga menyampaikan rumah bersalin itu telah dikuasai oleh kelompok radikal Ukraina.
Setidaknya ada 17 orang mengalami luka-luka seusai pasukan militer Rusia melakukan serangan udara ke sebuah rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol, Ukraina, pada Rabu (9/3/2022).
Pada foto yang beredar di media sosial (medsos) tampak kondisi rumah bersalin yang diserang Rusia rusak parah.
Sebagian bangunan rumah bersalin tersebut tampak hancur, sedangkan di bagian luar terdapat puing-puing dan bangkai mobil yang rusak akibat serangan udara Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari thesun.co.uk, pada foto yang lain tampak sejumlah wanita mengalami luka-luka keluar dari bangunan yang baru saja diserang oleh Rusia.
Seorang ibu hamil mengalami luka di kaki terpotret sedang ditandu oleh empat pria.
Gubernur regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko menjelaskan, dalam serangan itu tidak terdapat kroban jiwa.
Ia mengatakan, serangan dilakukan oleh pihak Rusia saat momen gencatan senjata berlaku.
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Mariupol, Serhiy Orlov mengaku tidak menduga Rusia akan menyerang rumah bersalin.
"Kami tidak mengerti bagaimana mungkin di era modern ini terjadi pemboman di rumah sakit anak-anak. Orang-orang tidak dapat percaya ini terjadi," ujar Olrov.
Rusia Ulangi Insiden Mariupol di Severodonetsk
Serangan Rusia telah menyebabkan kebakaran besar di sebuah pabrik kimia di kota Severodonetsk Ukraina di mana pertempuran tanpa henti berkecamuk.
Otoritas setempat, Sergei Haidai mengatakan kepada TV Ukraina bahwa kebakaran hari Sabtu (11/6/2022) dimulai setelah kebocoran puluhan ton minyak dari radiator yang rusak di pabrik Azot.
Seperti halnya di Pabrik Baja Azovtal Mariupol bulan lalu, ratusan warga sipil juga dilaporkan masih berlindung di pabrik tersebut.
Baca juga: VIDEO - Dipicu Perang Rusia-Ukraina, Risiko Konflik Nuklir Berada di Titik Tertinggi
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Minggu (12/6/2022), wilayah Severodonetsk telah menjadi titik fokus upaya Rusia untuk maju di Ukraina timur.
Pertempuran telah berlangsung lebih dari tiga bulan, dengan upaya awal Rusia untuk merebut kota-kota besar termasuk ibu kota Kyiv tersendat.
Sekarang, Rusia malah mencoba untuk merebut wilayah Luhansk dan Donetsk, wilayah industri yang sebagian besar secara kolektif dikenal sebagai Donbas.
Merebut Severodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk akan membawa Rusia lebih dekat ke tujuannya karena akan memberi mereka kendali atas Luhansk.
Adapun, dalam pernyataannya, Haidai mengakui sebagian besar Severodonetsk sekarang berada di tangan Rusia.
Hal ini senada dengan pernyataan Militer Rusia yang mengatakan bahwa semua daerah pemukiman Severodonetsk sekarang berada di bawah kendalinya.
"Pabrik kimia Azot telah berada di bawah pengeboman berat selama berjam-jam," kata Haidai pada hari Sabtu (11/6/2022).
Dia tidak mengatakan apakah ada korban jiwa dan apakah kobaran api itu kemudian padam.
Namun, pejabat Ukraina itu memperkirakan bahwa sebanyak 800 warga sipil bersembunyi di tempat perlindungan bom bawah tanah di pabrik Azot.
Menggambarkan situasi saat ini di Severodonetsk, Haidai mengatakan itu sulit, tetapi masih terkendali.
"Tentara kita menang dalam pertempuran jalanan, tapi sayangnya, artileri musuh hanya membongkar- lantai demi lantai rumah-rumah yang digunakan oleh pasukan kita sebagai tempat perlindungan," tutur kepala daerah Luhansk tersebut.
"Jadi, ketika kami mendorong musuh keluar dari satu jalan, mereka mulai menggunakan tank dan artileri mereka untuk menghancurkan daerah itu dari rumah ke rumah."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menderita kerugian sangat signifikan di Donbas.
Dia juga mengatakan pasukan Ukraina telah merebut kembali desa-desa dan kota-kota di wilayah tenggara Kherson dan Zaporizhzhia.
Di sisi lain, Ukraina telah memohon lebih banyak senjata dari sekutunya, memperingatkan bahwa Rusia memiliki artileri setidaknya 10 kali lebih banyak.(TribunWow.com/Anung/Via)