Konflik Rusia Vs Ukraina
Di Bangunan Sekolah, Tentara Rusia Tinggalkan Pesan Minta Maaf untuk Anak-anak Ukraina, Ini Isinya
Aksi tak biasa dilakukan oleh pasukan militer Rusia yang meninggalkan pesan permintaan maaf kepada anak-anak di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Seolah menunjukkan penyesalan, aksi tak biasa dilakukan pasukan militer Rusia di Ukraina.
Di sebuah sekolah yang terletak di bagian utara Kyiv/Kiev, tentara Rusia meninggalkan pesan permintaan maaf seusai meninggalkan daerah tersebut pada bulan lalu.
Permintaan maaf ini ditulis oleh tentara Rusia untuk anak-anak atau siswa yang bersekolah di bangunan tersebut.
Baca juga: 24 Jam Serang Pasukan Ukraina, Rusia Berhasil Kuasai Sebagian Besar Severodonetsk
Baca juga: Inggris Sebut Putin Gunakan Taktik Mirip Hitler dalam Konflik Rusia-Ukraina, Ini Alasannya
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, pesan ini ditemukan oleh pasukan militer Ukraina di Desa Katyuzhanka.
Kondisi sekolah yang ditulisi pesan tersebut sudah dalam kondisi rusak parah.
Perlengkapan belajar mengajar hancur, hingga terdapat lubang galian di lapangan sepak bola.
Sementara itu, surat yang ditulis oleh tentara Rusia ini ditemukan di dalam sebuah ruangan kelas, ditaruh di dekat papan tulis.
Berikut isi surat yang ditulis atas nama tentara Rusia:
"Anak-anak, kami meminta maaf atas kekacauan ini, kami mencoba menyelamatkan sekolah ini tetapi telah terjadi serangan.
Hiduplah dalam damai, jaga diri kalian masing-masing dan jangan ulangi kesalahan yang dibuat oleh orangtuamu.
Ukraina dan Rusia adalah satu!!!
Damai selalu bersamamu."
Terkait surat tersebut, sang kepala sekolah Mikola Mikitchik mengaku jijik melihat isinya.
Pada kasus lain, niat baik ingin melindungi dua perempuan warga Ukraina, seorang tentara Rusia justru tewas ditembak oleh rekannya sendiri sesama pasukan militer Rusia.
Dua perempuan yang dilindungi oleh tentara Rusia tersebut adalah Karolina (29) dan ibunya yakni Iryna Perlifon (52).
Keduanya diketahui hendak kabur dari Kharkiv ketika pasukan militer Rusia datang menyerang pada Februari 2022 lalu.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, pada saat kabur Iryna dan Karolina bertemu dengan dua orang tentara Rusia.
Pada saat itu Iryna dan Karolina dilanda rasa takut akan dibunuh oleh kedua tentara Rusia tersebut.
Tak disangka kedua tentara Rusia itu justru menawarkan diri untuk membantu.
Iryna dan Karolina kemudian disembunyikan oleh kedua tentara Rusia di sebuah garasi.
"Kami takut terjadi hal terburuk namun mereka justru membantu," ujar Karolina.
Baca juga: Penampakan Bendungan TKP Ditemukannya Anak Ridwan Kamil di Swiss, Memiliki Arus Deras
Selama 15 menit Karolina dan Iryna bersembunyi di dalam garasi tersebut hingga rombongan tentara Rusia lain melintas di dekat mereka.
Rombongan tentara Rusia ini kemudian menyadari bahwa dua tentara Rusia yang telah lebih dulu ada di sana menyembunyikan Karolina dan Iryna.
Kedua tentara Rusia tersebut bersama Karolina dan Iryna langsung diberondong tembakan oleh rombongan tentara Rusia yang baru saja datang ini.
Karolina mengaku dirinya mendengar tentara Rusia yang baik hati menangis dan memohon agar jangan menembak.
"Memohon, mengucapkan jangan tembak, jangan tembak," ungkap Karolina.
Dalam insiden ini ibu Karolinya yakn Iryna tewas seusai terkena tembakkan di bagian kepala.
Satu tentara Rusia yang menolong mereka tewas, kemudian satu lainnya berhasil kabur bersama Karolina.
Bersama tentara Rusia yang selamat, Karolina kemudian kabur menggunakan mobil.
Kejadian yang menimpa Karolina bukan kali pertama terjadi di mana tentara Rusia menunjukkan sifat baik dan mencoba melindungi warga sipil.
Tinggal di sebuah desa terpencil di dekat Kyiv/Kiev, seorang wanita berinisial A (50) tak pernah menyangka bakal mengalami pengalaman yang begitu mengerikan akibat konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Pada tanggal 7 Maret 2022 kemarin, rumah yang ditinggali A dan suaminya dimasuki paksa oleh tentara dari negara lain.
Menurut pengamatan A, tentara itu merupakan prajurit Chechen yang merupakan aliansi pasukan militer Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, A lalu dibawa paksa oleh tentara Chechen itu ke sebuah rumah yang tak jauh dari rumah A.
"Buka pakaian mu atau ku tembak kau," ucap A menirukan ancaman tentara Chechen tersebut.
"Dia terus mengancam akan membunuh ku jika aku tidak melakukan seperti yang dia minta. Lalu dia mulai melakukan tindakan asusila kepada ku," ucap A sambil menangis tersedu-sedu.
A bercerita, ketika ia dirudapaksa, datang empat orang tentara.
Saat itu A berpikir dirinya sudah pasti akan mati.
Namun keempat tentara yang merupakan pasukan militer Rusia itu justru membawa pergi sang tentara Chechen.
A lalu pulang ke rumahnya mendapati suaminya ditembak di bagian perut.
"Dia (suami) mencoba mengejar ku untuk menyelamatkan ku, namun dia ditembak," jelas A.
A akhirnya mengobati suaminya semampu yang ia bisa hingga akhirnya suaminya tewas dua hari kemudian karena luka tembakkan di perut.
Setelah sang suami meninggal, A dan tetangganya mengubur jasad korban di halaman belakang rumah.
Sementara itu tentara Rusia yang menyelamatkan A, selama beberapa hari menetap di rumah A.
A mengaku sempat diancam oleh tentara Rusia tersebut untuk menyerahkan barang berharga milik suaminya.
"Sebagian besar dari mereka adalah pembunuh, cabul, dan penjarah. Hanya sebagian kecil yang baik," ujar A.
Seusai para tentara Rusia itu pergi, A mengaku menemukan obat-obatan narkotika milik para tentara tersebut.
(TribunWow.com/Anung/Via)