Breaking News:

Viral Medsos

Viral Kisah Gadis di Pinrang Rela Jadi Kuli Pasir, Putus Sekolah hingga Pernah Jadi Pemulung

Viral kisah wanita muda yang rela menjadi kuli pasir untuk membantu perekonomian keluarganya.

Dok Pribadi/Tribun Timur
Evi Mahmud, gadis cantik yang viral karena bekerja sebagai kuli pasir di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. 

TRIBUNWOW.COM - Viral kisah wanita muda yang rela menjadi kuli pasir untuk membantu perekonomian keluarganya.

Dilansir Tribun Timur, wanita muda itu bernama Evi Mahmud (25). Warga Pakoro, Desa Massewae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

Evi Mahmud bekerja keras untuk memindahan pasir ke dalam truk menggunakan sekop.

Ia mengaku hanya dibayar Rp 15.000 per satu truk.

Dalam video beredar di media sosial tersebut, tampak gadis itu sibuk menyekop pasir ke atas truk.

Tidak hanya menjadi kuli pasir, ia juga kadang-kadang menjadi kuli batu kerikil, atau pengupas kelapa.

Dalam video tersebut juga tampak tulisan "Jangan malu dan gengsi. Keras kehidupan bosku".

Baca juga: Viral Kisah Warga Tandu Jenazah Guru Honorer, Jalan Kaki 13 Jam Lewati Jalan Berlumpur Sejauh 40 Km

Cerita Evi Mahmud

Kegiatan Evi yang menjadi kuli kasar ini kerap ia bagikan di media sosialnya.

Bahkan videonya yang bekerja sebagai kuli kasar itu sudah 16 ribu kali ditonton di akun youtubenya.

Dikonfirmasi, Evi mengaku pertama kali jadi kuli tahun 2018.

"Awalnya diajak nenek jadi kuli pasir sejak tahun 2018 sampai sekarang."

"Selain jadi kuli pasir, saya juga jadi kuli batu kerikil atau pengupas kelapa," kata Evi kepada Tribun-Timur.com, Rabu (25/5/2022).

Diakuinya, dia hanya kuli panggilan dan upahnya tidak menentu.

"Kalau jadi kuli pasir dan batu kerikil itu biasanya saya tunggu panggilan. Jadi tidak setiap hari juga," ucapnya.

Selain itu, Evi juga membantu pekerjaan orangtuanya.

"Jadi mama saya ada usaha jual kelapa. Nah, saya bantu untuk kupas kelapa dan jual ke tetangga-tetangga," tuturnya.

Baca juga: 3 Fakta Hilangnya Anak Ridwan Kamil, Penampakan TKP Sungai di Swiss hingga Gagal Naik ke Darat

Gadis kelahiran 1997 ini menuturkan jika ia mulai berangkat bekerja pukul 08.00 Wita dan pulang pukul 17.00 Wita.

"Saya berangkat ke sungai itu jam 8 pagi untuk menyekop pasir ke atas truk."

"Biasanya untuk satu truk pasir itu, saya bersama dua atau tiga orang teman."

"Kemudian kita diupah Rp 50 ribu. Nah, uang itu dibagi tiga lagi. Jadi saya dapat Rp 15 ribu," bebernya.

Saat ditanya, apakah upah Rp15 ribu itu cukup untuk memenuhi kebutuhannya, gadis berambut panjang ini mengatakan kalau hal itu dicukup-cukupkan saja.

"Yang penting ada pembeli ikan. InsyaAllah cukup," ujarnya.

Baca juga: Emmiril Khan Hilang di Sungai Aare, Ernest sampai Juragan 99 Beri Doa untuk Anak Ridwan Kamil

Putus Sekolah

Anak dari Marianti dan Mahmud ini bercerita jika ia terpaksa berhenti sekolah karena keterbatasan dana dan kendaraan.

Evi berhenti sekolah pada saat kelas 1 di MAN Pinrang.

"Dulu sekolah di MAN Pinrang. Tapi terpaksa berhenti karena jarak rumah dan sekolah saya jauh dan saya tidak punya kendaraan waktu itu," paparnya.

Ia pun menghabiskan hari-harinya dengan mencari nafkah untuk menghidupi kebutuhannya dengan ibunya.

"Kebetulan mama dan bapak saya juga sudah lama cerai. Jadi saya hidup sama mama saya. Untuk memenuhi kebutuhan, saya bantu mama dengan menjadi kuli," imbuhnya.

Evi membeberkan, jika ia tidak pernah malu melakukan pekerjaan ini.

"Alhamdulillah tidak pernah dapat cibiran. Saya juga tidak gengsi. Karena kalau gengsi yang dipikirkan, kita tidak bisa makan," imbuhnya.

Sempat Jadi Pemulung

Sebelum menjadi kuli pasir, Evi pernah menjadi pemulung saat duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Sejak kecil, orangtua Evi sudah berpisah.

Evi kemudian ikut dengan ibunya.

Untuk membantu kebutuhan hidup, Evi mengumpulkan sedikit-demi barang bekas untuk ditukar dengan uang.

"Untuk bantu mama itu, saya jadi pemulung waktu SD," kata Evi kepada Tribun-Timur.com, Kamis (26/5/2022).

Gadis kelahiran 1997 ini menjadi pemulung hingga duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Jadi pemulung sampai SMP. Karena waktu itu, mas-mas yang saya tempati jual barang bekas itu meninggal. Dari situ, saya berhenti jadi pemulung," tuturnya.

Tak hanya menjadi pemulung barang bekas, dulunya Evi juga menjadi pemulung sisa-sisa padi saat musim panen.

"Pernah juga jadi pemulung sisa-sisa padi di sawahnya orang. Saya senang sekali itu kalau sudah masuk musim panen, saya bisa tambah-tambah uang lewat pekerjaan itu," ucapnya.

Di tengah semangatnya mencari uang, Evi terpaksa harus putus sekolah di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

"Saya sekolah di MAN Pinrang. Tapi terpaksa berhenti waktu kelas satu. Karena jarak rumah dan tempat sekolah jauh sementara saya tidak punya kendaraan," terangnya.

Kini, Evi merasa nyaman menjadi kuli pasir meskipun mendapat upah yang kecil yakni Rp15 ribu per harinya.

Ia juga membantu usaha ibunya yang berjualan kelapa untuk dibawa ke pelanggan. (*)

Baca berita Viral lainnya

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kisah Gadis Cantik Jadi Kuli Pasir di Pinrang, Pernah Jadi Pemulung hingga Putus Sekolah dan Viral! Gadis Cantik Jadi Kuli Pasir di Pinrang: Jangan Malu dan Gengsi, Keras Kehidupan Bosku

Sumber: Tribun Timur
Tags:
PinrangSulawesi SelatanViralViral VideoSosok
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved