Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Diduga Gunakan Gim Sejenis Pokemon GO untuk Tipu Anak-anak Ukraina agar Ungkap Lokasi Militer

Agen layanan khusus Rusia dituding telah menipu anak-anak Ukraina dengan semacam aplikasi permainan.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
koreatimes.co.kr
Ilustrasi seorang Gamer sedang memainkan Pokemon Go di Jongno, Seoul, Korea Selatan. Terbaru, Rusia dituding gunakan gim semacam Pokemon Go untuk mengungkap lokasi sasaran militer Ukraina, Rabu (25/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Agen layanan khusus Rusia dituding telah menipu anak-anak Ukraina dengan semacam aplikasi permainan.

Gim ponsel tersebut digunakan untuk mengungkapkan target militer di Ukraina dengan mengunggah foto-foto di aplikasi tersebut.

Aplikasi tersebut mengadopsi permainan Pokemon GO di mana para pemain akan diinstruksikan untuk berjalan ke lokasi yang diminta.

Sejumlah tentara Rusia di medan perang mendapat surat dan gambar dari anak-anak, diunggah Selasa (26/4/2022).
Sejumlah tentara Rusia di medan perang mendapat surat dan gambar dari anak-anak, diunggah Selasa (26/4/2022). (YouTube Tribun MedanTV)

Baca juga: Daftar Tentara Rusia Tersangka Kejahatan Perang di Ukraina, Termasuk 2 Anggota Grup Rahasia Wagner

Baca juga: VIDEO Zelensky Pilih Tolak Saran untuk Serahkan Ukraina ke Rusia sebagai Imbalan Berakhirnya Perang

Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Rabu (25/5/2022), layanan keamanan Ukraina membeberkan trik yang dikhawatirkan telah memberikan informasi penting kepada Rusia.

Trik ini melibatkan permainan augmented reality dengan instruksi untuk mengunggah foto dan data tertentu.

Seperti halnya PokemonGo, permainan tersebut mengharuskan anak-anak mencari 'kotak' dengan hadiah virtual termasuk uang tunai.

Sepanjang rute mereka diminta mengambil foto sekitarnya, termasuk lokasi militer dan infrastruktur penting di berbagai pemukiman yang diincar Rusia.

Sebuah perusahaan IT yang dikendalikan oleh layanan khusus Rusia diketahui memiliki akses ke administrasi aplikasi tersebut.

Mereka telah menggunakan anak-anak untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi sasaran strategis utama.

Dinas Keamanan Ukraina mengumumkan dugaan itu kemarin dan mempublikasikan rinciannya.

Dua remaja ditahan di wilayah Kirovohrad karena mengambil foto pos pemeriksaan, lift, dan rute transportasi melalui permainan itu.

"Sambil berjalan di rute, anak-anak mengambil foto dari medan, fasilitas militer dan infrastruktur penting di pemukiman yang berbeda," ungkap Dinas Keamanan Ukraina melalui sebuah pernyataan.

"Jadi, musuh menggunakan anak-anak Ukraina untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi fasilitas penting yang strategis 'dalam kegelapan'."

Baca juga: VIDEO Rusia Rekrut Anak di Bawah Umur dan Pensiunan untuk Perangi Ukraina

AS Peringatkan Bahayanya Hacker Rusia

Konflik siber yang terjadi akibat perang antara Ukraina dan Rusia disebut-sebut masih berpotensi semakin meningkat.

Peringatan ini disampaikan oleh Rob Joyce selaku Direktur Keamanan Siber di Agensi Keamanan Nasional alias National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS).

Sampai saat ini, belum pernah terjadi serangan siber besar-besaran oleh Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, kendati demikian Joyce mengaku khawatir akan terjadinya serangan siber dari Rusia.

"Saya masih sangat khawatir tentang ancaman yang muncul dari kondisi Rusia-Ukraina," kata Joyce.

Joyce sendiri terkejut karena Rusia tidak serta merta melakukan serangan siber besar-besaran untuk melumpuhkan infrastruktur Ukraina di tengah konflik ini.

Menurut Joyce, serangan siber tidak dilakukan sekali dalam skala besar namun secara terus menerus.

Ia mengungkit bagaimana Rusia menyebarkan sembilan jenis virus yang dapat menghapus sistem komputer.

Pada Selasa (10/5/2022) kemarin, AS, Inggris, Uni Eropa, dan negara-negara lainnya menuding Rusia melakukan serangan ke satelit komunikasi yang digunakan oleh pasukan militer Ukraina.

Serangan ini kemudian disebut turut berdampak kepada warga sipil.

Baca juga: VIDEO Pemimpin Chechnya Siap Serang Polandia, Sekutu Putin Diduga Mau Balas Dendam

Sejauh ini Rusia tergolong tenang dan tidak melakukan serangan siber seusai menerima sanksi dari perusahaan-perusahaan negara-negara barat.

Namun beberapa pejabat menyampaikan kepada BBC, mereka khawatir apabila efek sanksi mulai terasa nyata terhadap perekonomian Rusia, maka bukan tidak mungkin Rusia akan melakukan serangan siber ke perusahaan-perusahaan barat.

Sebelumnya, kelompok hacker bernama Killnet mengeluarkan sebuah ancaman akan mematikan alat ventilator yang ada di rumah sakit di Inggris.

Di Inggris sendiri sampai saat ini ada ribuan alat ventilator digunakan di banyak rumah sakit yang ada di Inggris.

Alat-alat tersebut kini masih digunakan untuk membantu pernapasan pasien Covid-19 yang mengalami gejala berat.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, apabila kelompok Killnet benar-benar terbukti memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia, serangan peretasan Killnet terhadap Inggris dapat direspons dengan aksi militer NATO.

Ahli menyampaikan serangan hacker yang membahayakan jiwa manusia ini dapat berpotensi memicu terjadinya perang dunia ke-3.

Pakar Kejahatan Siber Pemerintah Inggris mengakui bahwa sistem di rumah sakit memang rentan terkena serangan hacker.

Namun pemerintah menyatakan tetap bersikap waspada.

Sebuah sumber menjelaskan kepada Thesun bahwa pemerintah Inggris memiliki sistem keamanan siber yang kokoh dan siap merespons cepat serangan peretasan yang ditujukan kepada Inggris.

Diketahui ancaman tersebut dikeluarkan gara-gara adanya seorang hacker pro Putin yang ditangkap di London seusai meretas website pemerintah Romania.

Killnet mengancam akan mematikan alat kesehatan tersebut apabila rekannya tidak segera dikeluarkan.

Sebelum ditangkap, hacker pro Putin ini sempat menyampaikan dukungannya terhadap invasi Rusia ke Ukraina lewat media sosial (medsos) Facebook.

Hacker pendukung Putin ini kemudian ditangkap atas dugaan membantu Killnet saat menyerang website pemerintah Romania.

Killnet sendiri mengakui pihaknya bertanggung jawab telah meretas website pemerintah hingga Kementerian Pertahanan Romania.

Killnet memberikan tenggat waktu 48 jam untuk melepaskan hacker yang ditangkap di London.

Sebuah sumber yang melakukan investigasi terkait kasus ini, mengiyakan bahwa ancaman yang disampaikan oleh Killnet adalah ancaman yang kredibel.

"Seluruh ventilator akan diserang. Hanya pada saat itu kalian mulai menyadari kesalahan yang telah kalian buat," ujar grup Killnet.

Diketahui hacker yang ditangkap di London telah dilepaskan di saat ancaman grup Killnet dipublikasikan.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
RusiaUkrainaPokemon GoVladimir PutinVolodymyr ZelenskyTentara
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved