Konflik Rusia Vs Ukraina
Duga Zelensky Dihasut Barat, Rusia Sebut Ukraina yang Kerap Serukan Perdamaian Kini Tolak Berdialog
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dikatakan menolak bernegosiasi dengan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Selain itu, para pejabat Ukraina semakin khawatir mereka mungkin akan ditekan untuk mengorbankan tanah demi kesepakatan damai.
"Perang harus diakhiri dengan pemulihan total integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina," kata Andriy Yermak, kepala staf kepresidenan Ukraina dalam sebuah posting Twitter kemarin.
Mendukung hal itu, Presiden Polandia Andrzej Duda menawarkan dukungan Warsawa, dengan mengatakan masyarakat internasional harus menuntut penarikan penuh Rusia dan bahwa mengorbankan wilayah apa pun akan menjadi pukulan besar ke barat.
"Suara-suara yang mengkhawatirkan telah muncul, mengatakan bahwa Ukraina harus menyerah pada tuntutan (Presiden Vladimir) Putin,” kata Duda, pemimpin asing pertama yang berpidato di parlemen Ukraina secara langsung sejak invasi Rusia.
"Hanya Ukraina yang berhak memutuskan masa depannya."
Baca juga: Misteri Keberadaan Jenderal Kanada di Mariupol, Diduga Terlibat Skandal hingga Jadi Tawanan Rusia
Baca juga: Rusia Temukan Bukti Pasukan Nasionalis Ukraina Jadikan Warga Sipil Tameng untuk Perang
Ancaman Bencana Kelaparan Akibat Konflik
Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina disebut tidak hanya akan merugikan kedua negara tersebut.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic memperingatkan hampir 1/4 atau 25 persen populasi manusia di bumi terancam kelaparan akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan oleh Vucic pada acara pameran pertanian internasional di Novi Sad pada Sabtu (21/5/2022).
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Vucic memperingatkan, jika sampai terjadi kelaparan maka akan ada masalah baru yang tercipta.
Menurut keterangan Vucic, ancaman kelaparan pada musim dingin mendatang akan menjadi yang terburuk sejak 70 tahun terakhir.
Turut hadir dalam acara tersebut, Presiden Hungaria, Viktor Orban.
Orban dalam acara itu mengungkit naiknya harga bahan dasar makanan akibat konflik Rusia dan Ukraina.
"Kita akan mengalami musim dingin yang sulit, tetapi Serbia dan Hungaria memiliki cadangan makanan yang penting, dua negara kita aman perkara gas bumi," ujar Orban.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku sangat prihatin dengan kelaparan yang meluas.