Konflik Rusia Vs Ukraina
Cibir Tentara Ukraina yang Menyerah ke Rusia di Mariupol, Kadyrov: Mengapa Tidak Mati Saja?
Pimpinan Chechnya, Ramzan Kadyrov, menyindir pasukan Ukraina yang telah menyerah dari pabrik Azovstal di Mariupol.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pimpinan Chechnya, Ramzan Kadyrov, menyindir pasukan Ukraina yang telah menyerah dari pabrik Azovstal di Mariupol.
Ia menyebut ribuan tentara itu tidak memiliki semangat dan ide karena lebih memilih menyerah ke Rusia.
Menurut Kadyrov, seharusnya pasukan tersebut memperjuangkan prinsip mereka sampai ajal menjemput.

Baca juga: Rusia Deklarasikan Kemenangan di Mariupol setelah Seluruh Pasukan Ukraina di Pabrik Baja Menyerah
Baca juga: Sempat Ngotot Bertahan, Komandan Azov Ukraina Perintahkan Pasukan di Mariupol Menyerah ke Rusia
Dilansir TribunWow.com dari RIA Novosti, Sabtu (21/5/2022), Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan sehari sebelumnya bahwa wilayah pabrik Azovstal di Mariupol telah sepenuhnya dibebaskan.
Kompleks raksasa pabrik metalurgi tersebut telah menjadi pertahanan terakhir tentara Ukraina di Mariupol.
Ribuan angkatan bersenjata Ukraina dan resimen Azov bersembunyi di bunker dan kehabisan pasokan lantaran dikepung Rusia.
Namun pada akhirnya, seluruh tentara diinstruksikan untuk menyerah setelah ada campur tangan pemerintah dan PBB.
"Fasilitas bawah tanah perusahaan, tempat para militan bersembunyi, berada di bawah kendali penuh Angkatan Bersenjata Rusia," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Menurut Kremlin, sejak Senin (16/5/2022), sebanyak 2.439 tentara dan Resimen Azov meletakkan senjata mereka.
Mengomentari penyerahan diri tersebut, Kadyrov mempertanyakan sikap tentara Ukraina.
Menurutnya, lebih baik mati memperjuangkan prinsip dibanding mengalah pada musuh.
Di sisi lain, ia juga memuji pasukan Chechnya dan Rusia yang berhasil memojokkan mereka hingga terjebak di Azovtal.
"Mengapa mereka tinggal di sana begitu lama jika mereka menyerah? Mengapa mereka tidak mati saja?," ujar Kadyrov.
Menurutnya, banyak anak muda yang ditipu oleh neo-Nazi meninggal dan terluka, sehingga mereka tanpa ragu-ragu menyerah pada akhirnya.
"Mereka tidak punya semangat, tidak ada ide, maka dari itu mereka menyerah."
Kadyrov menganggap penyerahan diri yang dilakukan tentara Ukraina tak sebanding dengan Rusia.
Menurutnya, Rusia tidak akan pernah membiarkan siapa pun memenangkan pertarungan melawannya.
"Kami akan melakukan apa saja untuk mewujudkan apa yang telah diumumkan presiden," pungkas Kadyrov.
Baca juga: Setelah Dievakuasi, 900 Prajurit Ukraina dari Mariupol akan Dikirim ke Penjara Koloni Rusia
Baca juga: Bandingkan Jumlah Korban Tewas, Wali Kota Mariupol Sebut Putin Lebih Jahat Dibanding Hitler
Nyatakan Rusia Perang Lawan NATO di Ukraina
Sebelumnya, Kadyrov menyatakan hal kontroversial mengenai perang Rusia dan Ukraina.
Ia menyebut konflik tersebut sejatinya adalah perang antara Rusia dengan aliansi NATO.
Kadyrov pun mengecam negara-negara NATO dan menuntut permintaan maaf dari Barat.
Baca juga: Puji Gadis Ukraina Cantik-cantik, Kadyrov Sebut Mereka Ditipu AS dan Kecewa karena Hal Berikut
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RIA Novosti, Rabu (18/5/2022), Kadyrov menuturkan pendapatnya soal perang Ukraina.
Ia terang-terangan mengatakan Rusia sedang bertempur melawan NATO.
"Hari ini kami tidak berperang melawan Ukraina, Bandera, kami berperang melawan NATO," kata Kadyrov, berbicara di acara maraton pendidikan New Horizons dari Komunitas Pengetahuan Rusia.
"NATO mempersenjatai mereka, Barat mempersenjatai mereka, tentara bayaran mereka ada di sana."
"Itulah mengapa tidak mudah bagi negara kita, tetapi ini adalah pengalaman yang sangat bagus. Kami akan membuktikan sekali lagi bahwa Rusia tidak dapat dikalahkan."
Di sisi lain, Kadyrov menyamakan tindakan NATO yang dituduhkannya sebagai praktik Satanisme.
Menurutnya, aliansi pakta pertahanan itu berusaha untuk menghapuskan budaya dan sejarah Rusia.
"Musuh utama negara kita adalah Satanisme. Dan mereka (negara-negara NATO - red.) melakukan segalanya untuk mencabik-cabik kita dan membunuh budaya kita, menghancurkannya sepenuhnya. Sehingga kita melupakan sejarah kita, pahlawan kita," kata Kadyrov.
"Kita melihat bagaimana mereka menghancurkan monumen di Ukraina dan di tempat lain. Di Polandia, apa yang mereka lakukan dengan duta besar? Ini adalah trik tidak manusiawi, ini adalah Setanisme."
Dia mencatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas memilih kebijakan yang tepat.
Ia dielu-elukan telah mencegah penyebaran fenomena negatif semacam itu di Rusia.
Sementara itu, ketika berbicara di saluran TV Rossiya 24, Kadyrov meminta negara-negara Barat untuk meminta maaf kepada Rusia dan mencabut sanksi darinya.
Diketahui, dengan latar belakang invasi Rusia di Ukraina, banyak negara Barat telah memperkenalkan beberapa paket pembatasan terhadap Rusia.
Sejumlah bank domestik terputus dari sistem SWIFT, Visa dan Mastercard berhenti melayani kartu bank Rusia di luar negeri, dan sejumlah perusahaan global mengumumkan penarikan mereka dari pasar Rusia.
"Kami tidak bisa dicampakkan dan bertekuk lutut. Mereka harus mengakui, meminta maaf, dan mencabut semua sanksi terhadap Rusia," tegas Kadyrov.
Kadyrov mencatat bahwa lebih dari 40 negara menentang Rusia, dan mereka berusaha menjatuhkan sanksi terhadap seluruh rakyat Rusia.(TribunWow.com)