Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Gubris Rusia, Finlandia dan Swedia Resmi Daftar Keanggotaan NATO meski Ditentang Turki

Walaupun mendapat ancaman dari Rusia, Finlandia dan Swedia nekat mendaftarkan diri menjadi anggota NATO.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TribunVideo
Finlandia dan Swedia Bakal Bergabung dengan NATO. Terbaru, Finlandia dan Swedia resmi mendaftarkan keanggotaan ke NATO, Rabu (18/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Walaupun mendapat ancaman dari Rusia, Finlandia dan Swedia nekat mendaftarkan diri menjadi anggota NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengkonfirmasi bahwa kedua negara itu telah resmi menandatangani berkas yang diperlukan.

Namun Turki menunjukkan penolakan lantaran memiliki hubungan kurang baik dengan Swedia.

Bendera-bendera anggota negara NATO yang dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung dalam Hari Peringatan Holocaust, Kamis (27/1/2022).
Bendera-bendera anggota negara NATO yang dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung dalam Hari Peringatan Holocaust, Kamis (27/1/2022). (Instagram @nato)

Baca juga: VIDEO NATO Latihan Militer Landak Estonia dengan Finlandia dan Swedia setelah Diperingatkan Rusia

Baca juga: Kerahkan 15 Ribu Tentara di Perbatasan Rusia, Latihan Militer NATO Dinilai Ancam Kemananan Moskow

Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Rabu (18/5/2022), Stoltenberg mengatakan bahwa Finlandia, dan Swedia telah secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan aliansi militer terbesar di dunia, NATO.

Langkah keduanya didorong oleh masalah keamanan akibat perang Rusia di Ukraina.

Keputusan ini disambut baik oleh Stoltenberg, dan sejumlah anggota NATO lainnya.

"Saya menyambut hangat permintaan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Anda adalah mitra terdekat kami," kata Stoltenberg kepada wartawan pada hari Rabu setelah menerima surat lamaran mereka dari duta besar kedua negara Nordik.

"Ini adalah momen bersejarah, yang harus kita dapatkan."

Aplikasi tersebut kini akan dipertimbangkan oleh 30 negara anggota NATO, diperkirakan proses itu akan memakan waktu sekitar dua minggu.

Dilansir The Guardian, Rabu (18/5/2022), Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson sebelumnya mengatakan ada pergeseran seismik dalam arsitektur keamanan Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina.

"Finlandia dan Swedia telah sepakat untuk menjalani seluruh proses ini secara bergandengan tangan, dan kami akan mengajukan permohonan bersama besok,” kata Andersson dalam konferensi pers bersama dengan presiden Finlandia, Sauli Niinistö, di Stockholm.

"Keanggotaan NATO memperkuat keamanan di Swedia tetapi juga di kawasan Laut Baltik."

"Fakta bahwa kami mendaftar bersama dengan Finlandia berarti kami dapat berkontribusi pada keamanan di Eropa utara."

Pengumuman itu datang ketika Gedung Putih mengatakan Niinistö, dan Andersson akan bertemu dengan presiden AS, Joe Biden, pada hari Kamis dan membahas tawaran mereka untuk bergabung.

Finlandia, yang berbagi perbatasan 810 mil (1.300 km) dengan Rusia, dikenal sebagai negara netral atau tidak berpihak sejak akhir perang dunia kedua.

Sementara Swedia tetap berada di luar aliansi militer selama lebih dari dua abad.

Keduanya telah lama melihat keanggotaan NATO sebagai provokasi yang tidak perlu terhadap Rusia.

"Dalam beberapa bulan terakhir, juga menjadi jelas bahwa keamanan Swedia dan Finlandia terkait erat," kata Andersson.

Terkait pendaftaran ke NATO, Niinistö mengatakan serangan Rusia di Ukraina telah mengubah segalanya.

Ia menambahkan bahwa keanggotaan NATO Finlandia dan Swedia berarti wilayah Nordik sekarang akan menjadi benteng tidak hanya demokrasi, kesejahteraan dan hak asasi manusia - tetapi juga keamanan.

Stoltenberg telah berulang kali mengatakan kedua negara akan disambut dengan tangan terbuka, tetapi aplikasi mereka harus disetujui oleh semua 30 anggota aliansi termasuk Turki.

Ankara mengatakan tidak akan mendukung tawaran tersebut, mengutip sejarah Swedia dan Finlandia yang menampung anggota kelompok militan Kurdi dan keputusan pada 2019 untuk memberlakukan embargo ekspor senjata di Ankara atas operasi militer Turki di Suriah.

Turki menuduh Finlandia dan Swedia melindungi orang-orang yang dikatakannya terkait dengan kelompok yang disebutnya sebagai teroris.

Presiden Finlandia mengatakan rekannya dari Turki, Recep Tayyip Erdoğan, telah mendukung aplikasi ketika mereka berbicara sebulan yang lalu.

Tetapi dalam seminggu terakhir dia mengatakan hal yang tidak menguntungkan.

Namun, baik Swedia maupun Finlandia tetap optimis untuk dapat meneruskan diskusi tersebut.

Washington mengatakan pemerintah yakin NATO dapat mencapai konsensus tentang aplikasi tersebut.

"Kami tahu ada banyak dukungan untuk Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO,” kata sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.

Baca juga: Ancaman Baru Rusia jika Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Bakal Kerahkan Nuklir ke Perbatasan Eropa

Baca juga: Sempat Ancam dengan Nuklir, Putin Kini Mengaku Rusia Tak Punya Masalah dengan Finlandia dan Swedia

Presiden Finlandia Minta Putin Berkaca

Presiden Finlandia Sauli Niinistö, menyalahkan Rusia atas keputusan negaranya dan negara tetangganya, Swedia bergabung dengan NATO.

Ia menyinggung mengenai sikap Rusia dan invasi ke Ukraina yang diinisiasi Presiden Vladimir Putin.

Niinistö pun meminta Rusia berkaca dan mengintrospeksi perbuatannya.

Pernyataan ini diungkapkan dalam acara pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Rabu (11/5/2022).

Dalam jumpa pers tersebut, keduanya mengumumkan perjanjian kerjasama untuk menangkal ancaman Rusia.

Kerjasama itu melibatkan kesepakatan untuk memberikan bantuan militer jika salah satu negara itu diserang.

Diketahui, Rusia telah menyatakan sejumlah ancaman akibat wacana Finlandia dan negara tetangganya, Swedia, bergabung dengan NATO.

Hal ini sempat juga dibahas oleh Niinistö dalam kesempatan tersebut.

"Dia akhir tahun lalu, Rusia melarang Finland dan Swedia untuk bergabung dengan NATO," kata Niinistö dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube Sky News, Kamis (12/5/2022).

"Mereka menuntut NATO tidak menerima anggota baru."

Niinistö menjelaskan bahwa Finlandia dan Swedia memilih netral dan tidak memihak blok Barat maupun Timur.

Namun larangan Rusia justru membuat Finlandia seolah tak memiliki pilihan.

"Finlandia dan Swedia memilih untuk tidak tergabung dalam blok militer manapun karena keinginan kami sendiri," ujar Niinistö.

"Tapi dengan mengatakan hal itu, Rusia sesungguhnya menyatakan 'Kalian tidak (bisa) punya keputusan sendiri', dan ini membuat perbedaan besar."

Ditambah lagi, serangan Rusia ke Ukraina membuat Finlandia dan Swedia merasa semakin terancam.

"Dan yang terjadi pada tanggal 24 Februari dan terus berlangsung, perang besar yang diinisiasi Rusia di Ukraina, juga membuat perubahan. Mereka (Rusia) siap menyerang negara-negara tetangganya," sebut Niinistö.

Untuk itu, ia menekankan jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, hal itu disebabkan karena Rusia sendiri.

"Karena itu, jika kami bergabung (dengan NATO), respons saya adalah kalian menyebabkan hal ini, berkacalah," tegasnya.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
RusiaFinlandiaNATOTurki
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved