Konflik Rusia Vs Ukraina
Tahu Invasi Rusia dari YouTube, Pria Binjai Bisa Kabur Gegara Rahasia Bangunan Pabrik di Ukraina
Selamat pulang ke Indonesia, pria asal Binjai menceritakan pengalamannya sempat terjebak di Chernihiv, Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Selama tiga minggu pria asal Indonesia bernama Iskandar (46) terjebak di sebuah pabrik di Chernihiv, Ukraina.
Iskandar yang kini telah kembali selamat ke Binjai, Sumatera Utara mengaku tahu ada serangan Rusia dari video di YouTube.
Diketahui sejak tahun 2017 Iskandar telah bekerja di Ukraina sebagai karyawan pabrik plastik di Chernihiv.
Baca juga: Bawa Alat Kremasi ke Medan Perang, Rusia Dituding Tutupi Kejahatan Perang di Ukraina
Baca juga: Pakar Militer Soroti Vladimir Putin yang Tak Sebut Ukraina saat Pidato Hari Kemenangan Rusia
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, di pabrik tersebut, Iskandar bekerja sebagai seorang petugas quality control (QC).
Iskandar bercerita, tak lama setelah melihat video di YouTube, serangan terjadi.
Sebanyak sembilan pekerja lainnya yang berasal dari Indonesia dan dua warga asal Nepal serta karyawan asli Ukraina berkumpul di dalam pabrik mendiskusikan langkah yang harus diambil.
"Boss kami menyuruh kami untuk mematikan mesin. Kami hanya berkumpul di sana dan mendengarkan suara roket terbang di atas kepala," ujar Iskandar.
Kala itu anak Iskandar yakni Aris Wahyudi (23) turut ikut bersamanya di Ukraina.
Menurut Iskandar, selain dirinya, para pekerja asal Indonesia yang satu pabrik dengannya semua baru berusia kepala dua.
"Mereka meminta jawaban kepada saya apa yang harus dilakukan, dan saya tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada mereka," kata Iskandar.
Iskandar bercerita, kala itu semua ketakutan dan panik.
Hingga pada suatu hari Iskandar melihat ada sebuah ruangan aneh di luar bangunan pabrik tempatnya bekerja.
Awalnya ia mengira bangunan tersebut adalah toilet yang sudah tak terpakai.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, bangunan tersebut adalah akses masuk ke sebuah bunker bawah tanah yang berada di bawah bangunan pabrik.
Bunker ini ternyata dibangun pada era perang dunia kedua saat Chernihiv berada di bawah kekuasaan Nazi pada 1941-1943.
Kala itu bunker tersebut digunakan oleh Nazi untuk penjara.
Akhirnya bunker rahasia itu dimanfaatkan oleh Iskandar dan staf lainnya sebagai tempat persembunyian.
"Kami tidur di atas palet kayu yang dibentuk menjadi kasur dan memakan buah serta roti," kata Iskandar.
Iskandar bercerita, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ukraina berkali-kali mengupayakan misi evakuasi namun berkali-kali juga gagal karena faktor keamanan.
Suatu ketika Iskandar dan para WNI lainnya sudah berhasil dibawa menggunakan mobil van, namun selang 15 menit berkendara, mereka terpaksa kembali ke pabrik karena situasi tidak memungkinkan.
Baru pada 17 Maret 2022, Iskandar dan para WNI berhasil kabur dari Chernihiv ke Kyiv/Kiev menggunakan mobil van yang disewa KBRI.
Seusai tiba di Kiev, Iskandar melanjutkan perjalanan ke Lviv yang berbatasan dengan Polandia.
Sore hari seusai Iskandar berhasil kabur, pabrik tempat Iskandar bersembunyi sebagian terkena serangan dan terbakar.
Iskandar lalu melanjutkan perjalanan dari Lviv menuju Warsaw, baru menuju Jakarta via Doha. (TribunWow.com/Anung)