Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Masyarakat Rusia Disebut Berpotensi Lakukan Pemberontakan pada 9 Mei jika Putin Ambil Kebijakan Ini

Seorang ahli menyebut ada kemungkinan rezim kekuasaan Putin akan digulingkan oleh masyarakat Rusia pada 9 Mei mendatang.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
YouTube Guardian News
Presiden Rusia Vladimir Putin saat melakukan kunjungan ke cosmodrome di Amur Oblast, Rusia, 12 April 2022. 

TRIBUNWOW.COM - Belum lama ini negara-negara barat memprediksi bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan memobilisasi besar-besaran pasukan untuk menghadapi Ukraina.

Putin disebut-sebut akan mengumumkan hal ini pada 9 Mei 2022 mendatang yang merupakan hari perayaan kemenangan berakhirnya perang dunia kedua.

Seorang ahli soal Rusia bernama Kamil Galeev justru menyebut ada kemungkinan Putin akan digulingkan pada 9 Mei mendatang.

Baca juga: Putin Disebut telah Merasakan Kelemahan Barat sebelum Memulai Invasi Rusia ke Ukraina

Baca juga: Tinggalkan Mariupol, Pakaian Wanita Ukraina Dilucuti Tentara Rusia hingga Diancam Dikirimi Kepala

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Kamil yang juga merupakan peneliti independen menyampaikan apabila Putin benar-benar melakukan mobilisasi, kemungkinan Putin digulingkan oleh tentara Rusia akan meroket.

Kamil menilai dari kebiasaan dan sikap Putin, ada 20 persen kemungkinan sang Presiden Rusia tersebut mengumumkan mobilisasi pasukan besar-besaran.

Menurut Kamil, deklarasi tersebut mungkin bisa berdampak positif terhadap imej Putin, namun di saat yang sama akan menjadi kesalahan fatal.

"Putin jelas dapat mendeklarasikan mobilisasi massa," kata Kamil.

Kamil menjelaskan, infrastruktur hingga militer Rusia saat ini sedang dalam kondisi tidak memadai untuk mengakomodasi kebijakan mobilisasi massa.

"Dalam kasus mobilisasi total, kita akan mendapati barak dan fasilitas latihan dipenuhi oleh jumlah besar orang yang tidak memiliki semangat tempur tinggi di bawah kepemimpinan yang lemah."

"Orang-orang tersebut tahu mereka akan dikirim ke Ukraina di mana mereka sangat mungkin terbunuh. Itu adalah situasi revolusioner."

Kamil mengatakan, saat ini kemungkinan masyarakat Rusia melakukan pemberontakan adalah 0 persen.

Namun apabila Putin mendeklarasikan mobilisasi massa, maka akan ada sangat banyak orang yang memiliki senjata berkeinginan untuk menggulingkan rezim kekuasaan Putin.

Media asal Rusia rt.com menyebut Ukraina menunjukkan tanda-tanda akan melakukan serangan balik berskala besar terhadap pasukan militer Rusia.

Pernyataan ini disampaikan oleh penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Alexey Arestovich pada Kamis (5/5/2022).

Arestovich menyebut serangan balik mungkin dilakukan setelah Ukraina menerima bantuan senjata dalam jumlah besar dari negara-negara barat.

Berdasarkan penjelasan rt.com, Arestovich telah beberapa kali menjanjikan Ukraina akan melakukan serangan balik ke Rusia, yakni pada akhir Februari dan April lalu.

Kemudian sempat menyampaikan klaim bahwa tentara Rusia akan dikalahkan pada 9 Mei mendatang.

Di sisi lain, pemerintah Rusia menegaskan bahwa bantuan senjata dari negara-negara barat tidak akan membantu Ukraina memenangkan perang.

Pemerintah Rusia menyebut bantuan senjata untuk Ukraina hanya akan memperpanjang konflik dan menyebabkan kerugian yang lebih besar untuk Ukraina.

Sebelumnya, pemerintah Inggris menyebut ada kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera mendeklarasikan perang dunia kedua pada 9 Mei 2022 mendatang.

Kekhawatiran ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.

Ben juga khawatir apabila Rusia terus dibiarkan menginvasi Ukraina, maka Rusia akan seperti kanker yang terus bertumbuh.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Ben menyebut sebelum invasi Rusia semakin meluas layaknya kanker maka harus segera dipotong.

Menurut Ben, deklarasi perang dunia ini akan disampaikan oleh Putin pada 9 Mei yang bertepatan pada hari perayaan kemenangan berakhirnya perang dunia kedua.

Putin disebut akan memanfaatkan momen ini untuk menggalang pasukan mengumumkan deklarasi perang melawan nazi di dunia.

"Saya tidak akan kaget," ujar Ben kepada radio LBC saat membahas kemungkinan Putin mendeklarasikan perang dunia.

Ben menyatakan, Inggris harus terus membantu Ukraina mengusir pasukan militer Rusia kembali ke asal mereka.

Ben juga mengonfirmasi bahwa Inggris akan terus menyuplai senjata ke Kiev/Kyiv dan sedang mempertimbangkan untuk mengirim rudal anti kapal.

Rusia sendiri diketahui telah melegalkan penyerangan pangkalan militer negara-negara NATO yang mendukung Ukraina.

Serangan tersebut dilakukan untuk memutus rantai logistik dan persenjataan kiriman NATO ke Ukraina.

Muncul kekhawatiran sikap Rusia tersebut akan benar-benar memicu terjadinya perang dunia ketiga.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Rabu (27/4/2022), keputusan tersebut diungkapkan oleh juru bicara kementerian luar negeri Rusia, Maria Zakharova.

Ia menyatakan bahwa Rusia dapat mengizinkan serangan terhadap negara-negara NATO yang menyediakan senjata ke Ukraina.

"Apakah kita memahami dengan benar bahwa demi mengganggu logistik pasokan militer, Rusia dapat menyerang sasaran militer di wilayah negara-negara NATO yang memasok senjata ke rezim Kyiv?," kata Zakharova.

"Bagaimanapun, ini secara langsung menyebabkan kematian dan pertumpahan darah di wilayah Ukraina."

Kata-katanya muncul setelah Menteri Angkatan Bersenjata Inggris James Heappey mengatakan bahwa Inggris mendukung serangan udara Ukraina pada infrastruktur Rusia.

Dia menambahkan bahwa akan senjata Inggris akan sepenuhnya sah digunakan dalam serangan semacam itu.

Namun pernyataannya ditanggapi negatif oleh Kremlin, dengan kementerian pertahanan menuduhnya melakukan provokasi.

Moskow juga memperingatkan bahwa pihaknya akan bersiap untuk menyerang balik pusat pengambilan keputusan di Kyiv sebagai pembalasan, bahkan jika diplomat Barat hadir.

Hal ini disampaikan setelah Kepala Departemen Pertahanan AS, Lloyd Austin kemarin mengatakan bahwa retorika ancaman perang nuklir Moskow sangat berbahaya dan tidak membantu.

Selama kunjungan ke Jerman, dia membalas ucapan diplomat Rusia Sergei Lavrov yang mengatakan bahwa para pemimpin Barat mempertaruhkan perang dunia ketiga dengan memasok senjata berat ke Ukraina.

"Retorika semacam itu sangat berbahaya dan tidak membantu," kata Austin.

"Tidak ada yang ingin melihat perang nuklir terjadi. Ini adalah perang di mana semua pihak kalah."

"Retorika berbahaya itu jelas tidak membantu dan sesuatu yang tidak akan kita lakukan."

(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved