Konflik Rusia Vs Ukraina
Warga Mariupol Berhasil Dievakuasi setelah Lama Terjebak di Pabrik Azovtal yang Dikepung Rusia
Sebagian pengungsi di kompleks pabrik baja Azovtal, Mariupol, Ukraina dikabarkan telah dievakuasi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Diperkirakan 1.000 warga sipil dan beberapa ratus tentara Ukraina diperkirakan berlindung di labirin terowongan bawah tanah di bawah pabrik baja.
Banyak dari mereka memerlukan perhatian medis.
Baca juga: Video Aksi Adik Kadyrov Sergap Pasukan Ukraina yang Berkeliaran di Pabrik Azovtal Mariupol
Baca juga: Putin Bicara Blak-blakan ke Sekjen PBB soal Mariupol: Anda Diberi Informasi Salah
Perdebatan Sengit Menlu Putin dan Sekjen PBB
Sekretaris Jenderal Antonio Guterres melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Moskow, Selasa (26/4/2022).
Keduanya membahas mengenai kemungkinan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang berkonflik.
Juga mengenai negosiasi yang terhenti serta ketidakpuasan Rusia kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Adapun, pertemuan itu dilakukan sebelum Guterres nantinya berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir Sky News, Lavrov menyatakan invasi ke Ukraina adalah seruan peringatan yang berbahaya bagi PBB.
Ia juga menuduh PBB berusaha mencoret aturan dasar dari piagamnya sendiri.
"Organisasi ini dibuat atas dasar persamaan kedaulatan negara," tambah Lavrov dikutip TribunWow.com, Rabu (27/4/2022).
Guterres menjawab bahwa pihaknya memahami Rusia memiliki sejumlah keluhan mengenai hubungan dengan negara tetangganya.
Namun ia mengingatkan kesalahan Rusia yang jelas-jelas melakukan penyerangan ke Ukraina.
"Ada satu hal yang benar dan jelas dan tidak ada argumen yang dapat berubah," kata Guterres.
"Tidak ada pasukan Ukraina di wilayah Federasi Rusia, tetapi pasukan Rusia berada di wilayah Ukraina."
Dia juga membantah tuduhan Lavrov tentang pelanggaran piagam PBB.