Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Sebut Rusia Berencana Lakukan Propaganda dengan Membawa Jurnalis ke Mariupol
Pemerintah Rusia dituding melakukan propaganda di Ukraina dengan cara membawa jurnalis datang ke Mariupol.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Membiarkan orang-orang itu pergi adalah hal yang sangat sederhana. Tidak ada yang lebih mudah," kata Putin.
"Anda bilang, koridor kemanusiaan Rusia tidak bekerja. Pak Sekjen, Anda telah diberi informasi salah: koridor tersebut berfungsi," kata Putin ke Guterres.
Putin menjelaskan bahwa telah ada sekira 140 ribu warga yang telah meninggalkan Mariupol dengan bantuan Rusia.
"Mereka bebas pergi ke manapun mereka inginkan. Beberapa memilih untuk pindah ke Rusia, dan yang lain pindah ke tempat lainnya di Ukraina," ujar Putin.
Putin menegaskan Rusia tidak menahan para warga sipil.
Di sisi lain, kunjungan Guterres ini menuai kritik dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky menyayangkan mengapa Guterres justru berkunjung ke Rusia lebih dulu bukannya ke Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, saat di Rusia Guterres diketahui telah berbincang dengan Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membicarakan konflik di Ukraina.
"Perang terjadi di Ukraina, tidak ada mayat di jalanan Moskow," sindir Zelensky.
"Logisnya pertama mengunjungi Ukraina, untuk melihat masyarakat di sana (Ukraina), konsekuensi dari okupasi," ujar Zelensky.
Guterres diketahui juga melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov di Moskow, Selasa (26/4/2022).
Keduanya membahas mengenai kemungkinan perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang berkonflik.
Juga mengenai negosiasi yang terhenti serta ketidakpuasan Rusia kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Adapun, pertemuan itu dilakukan sebelum Guterres nantinya berunding langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir Sky News, Lavrov menyatakan invasi ke Ukraina adalah seruan peringatan yang berbahaya bagi PBB.