Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mirip AS, Inggris Turut Latih Langsung Tentara Ukraina untuk Perangi Rusia

Sejak awal konflik terjadi, pemerintah Inggris telah melakukan beragam cara demi membantu Ukraina melawan Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP / Scanpix
Pasukan militer Ukraina saat menjalani pelatihan di masa-masa awal terjadinya konflik melawan Rusia. 

TRIBUNWOW.COM - Ketika konflik terjadi pada 24 Februari 2022, pemerintah Inggris telah memberikan kecaman hingga sanksi ekonomi kepada Rusia untuk membantu Ukraina.

Keterlibatan Inggris dalam konflik antara Rusia dan Ukraina secara perlahan semakin meningkat.

Mulai dari mengirimkan senjata, kini pemerintah Inggris terlibat langsung melatih para tentara Ukraina.

Baca juga: Ibaratkan Presiden Rusia Layaknya Buaya, Inggris Soroti Taktik Perang Putin

Baca juga: Situasi Terkini di Pertahanan Terakhir Mariupol, Tentara Ukraina Ungkap Alasan Tak Menyerah ke Rusia

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, puluhan tentara Ukraina saat ini diketahui berada di Inggris untuk mengikuti pelatihan militer.

Informasi ini disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

"Saya dapat mengatakan bahwa saat ini kita sedang melatih tentara Ukraina di Polandia untuk menggunakan senjata pertahanan anti pesawat," ujar Boris.

Boris menambahkan, pelatihan juga dilakukan di Inggris dengan materi menggunakan kendaraan tempur lapis baja.

Pelatihan dilakukan menggunakan senjata yang didonasikan Inggris kepada Ukraina.

Total ada 120 kendaraan tempur lapis baja yang diberikan oleh Inggris untuk Ukraina.

Eks duta besar Inggris untuk Ukraina, Leigh Turner memastikan babak baru konflik akan berlangsung lama atau berlarut-larut.

Turner mengatakan, dalam kondisi seperti ini akan penting bagi negara-negara barat untuk terus menyuplai senjata ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Turner juga mengingatkan bahwa jalur negosiasi juga harus terus ditempuh demi menghindari jatuhnya korban lebih banyak.

"Rakyat Ukraina sangat menderita dan terus menderita. Ratusan orang terbunuh sejauh yang bisa kita lihat setiap hari," jelas Turner.

Turner mengatakan, para keluarga di Rusia juga merasakan kehilangan yang sama ketika anak mereka gugur di medan perang.

Namun menurut Turner sulit untuk mencapai resolusi yang memuaskan kedua belah pihak.

Turner menyampaikan, Putin dipastikan tidak akan mau menyetujui resolusi jika Rusia tidak memeroleh teritori baru dalam konflik ini.

Terkait kemungkinan penggunaan senjata nuklir, Turner menyampaikan sulit untuk menilai potensi terjadinya penggunaan senjata nuklir.

Turner mengatakan, jika Rusia kalah dalam konflik ini, tak menutup kemungkinan Rusia akan menggunakan senjata nuklir.

AS Latih Langsung Tentara Ukraina

Hampir tiga bulan berlalu semenjak konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi pada 24 Februari 2022 lalu.

Seiring berjalannya waktu Amerika Serikat (AS) semakin terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dari yang awalnya hanya memberikan sanksi ekonomi, kini AS menyatakan akan melatih para tentara Ukraina untuk menggunakan senjata yang telah dikirimkan oleh negeri Paman Sam tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, namun Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan tidak akan terjun langsung ke Ukraina untuk memberikan pelatihan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Pentagon pada Senin (18/4/2022).

Pentagon menyatakan, pelatihan akan dilakukan di negara dunia ketiga, namun tak disebutkan di negara mana pelatihan akan dilakukan.

Nantinya, tentara Ukraina yang mendapat pelatihan dapat mengajari rekan-rekan mereka setelah kembali pulang ke Ukraina.

Di saat yang sama, AS dapat menghindari ikut campur turun langsung ke Ukraina.

Satu dari beberapa pelatihan yang diberikan adalah cara menggunakan bom drone yang bernama Switchblade kamikaze drone.

Sejak awal terjadinya konflik pada 24 Februari 2022 lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyuplai senjata ke Ukraina yang totalnya mencapai Rp 37 miliar.

Presiden AS Joe Biden berdalih bantuan ini diberikan kepada Ukraina agar Ukraina mampu bertahan dari serangan Rusia dan agar Ukraina tidak jatuh ke tangan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada Rabu (13/4/2022), Kementerian Pertahanan AS mengumumkan paket bantuan senjata terbaru dari AS ke Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, bantuan terbaru AS diketahui memiliki total harga sebesar Rp 11 miliar.

Berikut ini daftar persenjataan yang dikirim oleh AS ke Ukraina:

- 500 Javelin (senjata penghancur tank)

- 300 drone tipe switchblade kamikaze

- 18 howitzers beserta 40 ribu amunisinya

- 10 radar anti artileri

- dua radar pengawas udara

- 200 kendaraan tempur lapis baja tipe M113

- 100 mobil jeep lapis baja

- 11 helikopter tipe Mi-17

- 30 ribu rompi pelindung badan beserta helm

Juru bicara Kemenhan AS, John Kirby menyampaikan, bantuan yang dikirimkan oleh AS sudah disesuaikan sedemikian rupa sesuai permintaan Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan menyampaikan pemerintah AS siap menyediakan apapun senjata yang diminta oleh Ukraina.

AS mengaku akan terus menyuplai senjata ke Ukraina untuk membantu dalam konflik melawan Rusia.

Sullivan mengatakan, pemerintah AS saat ini mengirim senjata ke Ukraina setiap hari.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, Sullivan sendiri mengaku telah berkomunikasi dengan petinggi pejabat militer Ukraina untuk mendiskusikan senjata apa yang dibutuhkan oleh Kiev/Kyiv.

Sullivan berdalih, senjata yang akan diberikan AS ke Ukraina nantinya akan memperkuat Ukraina di medan perang serta memperkuat posisi Ukraina ketika melakukan negosiasi dengan Rusia.

Sullivan menyampaikan, pemerintah AS saat ini juga tidak lagi membeda-bedakan senjata untuk bertahan dan menyerang untuk diberikan ke Ukraina.

Bagi AS kini yang terpenting adalah memberikan Ukraina senjata yang dibutuhkan.

Sullivan menjadikan dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Rusia sebagai justifikasi AS mengirimkan senjata ke Ukraina.

"Lakukan apapun yang kita bisa untuk membantu Ukraina sukses," ujar Sullivan.

"Pada akhirnya, kita ingin melihat Ukraina yang bebas dan independen."

"Rusia yang semakin lemah dan terisolasi."

"Dan negara-negara barat yang semakin kuat, semakin bersatu, dan bertekad."

AS meyakini ketiga hal tersebut bisa dicapai dengan cara membantu Ukraina melawan Rusia. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaAmerika SerikatVladimir PutinVolodymyr ZelenskyInggris
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved