Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Makin Paranoid, Putin Dilaporkan Sering Mendengar Suara-suara, Diduga Sebabkan Konflik Ukraina

Para ahli menilai Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjukkan tanda-tanda psikosis.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube Daily Mail
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato menanggapi protes terhadap penyerangan militer ke Ukraina, Jumat (25/2/2022). Terbaru, Putin dinilai menderita penyakit psikosis, Rabu (20/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Para ahli menilai Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjukkan tanda-tanda psikosis atau gangguan mental yang menyebabkannya kesulitan membedakan halusinasi dan kenyataan.

Pasalnya, presiden 69 tahun itu mendengar suara-suara di dalam kepalanya setelah mengisolasi diri selama penguncian.

Ia juga dikabarkan menjadi semakin paranoid selama beberapa bulan terakhir, yang menjadi satu dari antara penyebab keputusan menyerang Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) duduk di seberang meja sepanjang 4 meter saat bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) duduk di seberang meja sepanjang 4 meter saat bertemu Presiden Perancis Emmanuel Macron. (AFP)

Baca juga: Detik-detik Vladimir Putin Kepergok Selalu Bawa Koper Tombol Nuklir, Bahkan saat Hadiri Pemakaman

Baca juga: Jawab Isu Putin Kena Kanker, Jubir Kremlin Isyaratkan Kondisi Kesehatan Presiden Rusia

Presiden Rusia dilaporkan menghindari kontak dekat dengan orang lain.

Ia hanya mau bertemu orang-orang di lingkaran dalamnya setelah mereka terpaksa dikarantina di hotel selama dua minggu.

Dikatakan bahwa beberapa tamu bahkan harus berjalan melalui terowongan penyemprotan disinfektan yang rumit.

Ketika bertatap muka, Putin bahkan menggunakan meja besar untuk memperluas jarak antara dirinya dan orang-orang tersebut.

Disebutkan pula bahwa sang presiden merasa khawatir akan diracuni orang-orang terdekatnya dan menjadi semakin paranoid.

Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Rabu (20/4/2022), psikoterapis Noel McDermott menyebut Putin telah mengasingkan diri sejak awal pandemi yang mungkin telah menyebabkan kerusakan psikologis permanen.

Hal ini bahkan diperkirakan mempengaruhi keputusannya untuk menyerang Ukraina.

Para ahli menjelaskan bahwa menghabiskan waktu yang lama dalam isolasi, dapat berdampak besar pada kesehatan mental seseorang.

"Pada awal lockdown, Putin mengisolasi dirinya sendiri dan tetap terisolasi dari orang-orang bahkan sampai saat ini. Bahkan sekarang, dia masih mengisolasi diri secara fisik," terang McDermott.

"Perilakunya benar-benar antisosial dan menunjukkan seseorang yang memiliki gangguan kepribadian, yang merupakan kemungkinan, atau itu menunjukkan dia sangat takut dan paranoid."

Menurut McDermott, kesendirian yang terlalu lama akan memperngaruhi pikiran manusia.

Ia mencontohkan seperti hukuman isolasi di penjara bagi napi yang melanggar aturan.

"Salah satu cara anda menghukum seseorang di penjara adalah dengan menempatkan mereka dalam isolasi dan orang-orang tidak mengerti betapa merusaknya kesendirian itu," ucap McDermott.

"Ini akan menyebabkan kerusakan psikologis yang tidak dapat diubah. Apa yang bisa berdampak pada orang-orang akan sangat mengerikan."

"Jika dia mengasingkan diri, seperti yang dia lakukan, dia (Putin) akan berada dalam kondisi psikologis atau psikotik yang sangat, sangat aneh. Ada semakin banyak laporan tentang dia yang menunjukkan perilaku ini."

Sang Psikoterapis menjelaskan bahwa tanda-tanda psikosis cukup umum dengan kurangnya kontak sosial.

Ia juga mengatakan bahwa kurangnya interaksi membuat Putin akan lebih sering mendengarkan suara pikirannya sendiri.

Jika dilakukan secara terus-menerus, hal ini bisa membuatnya rancu terhadap kenyataan dan halusinasi.

"Suara-suara di dalam kepala Putin kemungkinan akan menjadi jauh lebih nyata," tambahnya.

Sementara itu, para ahli telah memperingatkan bahwa perilaku paranoid pemimpin Rusia akan menyebabkan dia dikudeta.

Analis intelijen Dragonfly, yang memprediksi dengan tepat Rusia akan menginvasi Ukraina, mengatakan kroni-kroni Putin akan melihat perilakunya yang sebagai ancaman bagi kekayaan dan kekuasaan mereka sehingga sangat mungkin untuk menggulingkannya.

Diyakini keputusan pemimpin Rusia untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari mungkin dipicu oleh kondisi fisiknya yang buruk.

Dan tindakan Putin yang semakin tidak menentu dalam perang dapat mengindikasikannya sedang di ambang kehancuran fisik atau mental.

Perubahan fisik Presiden Rusia selama bertahun-tahun telah menimbulkan spekulasi bahwa ia mungkin menderita penyakit fisik yang parah.

"Kontras dengan Vladimir Putin lima atau 10 tahun lalu - ketika dia jauh lebih energik dan tegak - sangat mencolok," jelas Pakar bahasa tubuh Erik Bucy dari Texas Tech University.

Beberapa penampilan publiknya selama beberapa bulan terakhir memicu desas-desus tentang kesehatannya karena dia tampak lebih menggembung dan melemah.

Sumber-sumber intelijen sebelumnya menyatakan bahwa wajahnya yang membengkak serta nafsunya untuk melakukan kekerasan mungkin disebabkan oleh pengobatan steroid untuk kanker.

Awal bulan ini penyelidikan mengungkapkan tiran itu terus-menerus ditemani oleh seorang dokter yang berspesialisasi dalam kanker tiroid.

Teori bahwa Putin mungkin menderita kanker dan Parkinson pertama kali muncul pada tahun 2020, oleh analis politik Valery Solovei yang juga mengklaim bahwa Putin perlu menjalani operasi darurat.

Baca juga: Membelot Dukung Rusia, Politisi Ukraina Minta Putin Pakai Senjata Nuklir untuk Akhiri Konflik

Baca juga: Putin Diprediksi akan Nekat Serang Pangkalan NATO untuk hentikan Pasokan Senjata ke Ukraina

Dua Penyakit Putin

Sebelumnya, Putin dikabarkan menderita penyakit mematikan yang mempengaruhi keputusannya untuk menginvasi Ukraina.

Sejumlah ahli melihat kondisi tersebut dari kejanggalan sikap dan penampilan di depan publik baru-baru ini.

Pria 69 tahun itu dikabarkan tampak lebih lesu dengan tubuh yang terlihat menggembung.

Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Jumat (1/4/2022), Putin yang selama ini menunjukkan citra sebagai pria kuat, telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.

Penyelidikan terbaru telah mengungkapkan bahwa sang presiden terus-menerus ditemani oleh seorang dokter yang berspesialisasi dalam kanker tiroid.

Laporan oleh media investigasi Proekt, menyatakan bahwa ahli bedah Yevgeny Selivanov, dari Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow, telah terbang menemui Putin tidak kurang dari 35 kali di resor Laut Hitam Sochi.

Yevgeny Selivanov diketahui merupakan dokter yang memiliki keahlian di bidang kanker tiroid.

Penemuan ini mendukung teori baru-baru ini bahwa Putin menyatakan perang ketika dia menderita masalah medis yang disembunyikan dari orang-orang Rusia.

Sementara pada November 2020, analis politik Valery Solovei mengungkapkan teori penyakit kanker dan Parkinson yang diderita Putin hingga perlu menjalani operasi darurat.

"Yang satu bersifat psiko-neurologis, yang lain adalah masalah kanker," ujar Solovei.

"Jika ada yang tertarik dengan diagnosis pasti, saya bukan dokter, dan saya tidak punya hak etis untuk mengungkapkan masalah ini."

"Diagnosis kedua jauh, jauh lebih berbahaya daripada diagnosis yang disebutkan pertama karena Parkinson tidak mengancam keadaan fisik, tetapi hanya membatasi penampilan publik."

Dia menambahkan bahwa Putin telah menjalani operasi, sedangkan sumber lain membenarkan dan mengklaim operasi itu untuk mengangkat kanker perut.

Sebuah rekaman video menunjukkan kaki dan jari-jari Putin bergerak terus-menerus, yang mendukung teori Parkinson.

Putin juga menderita batuk-batuk selama pertemuan yang disiarkan televisi.

Selain dokter Selivanov, pemimpin Rusia itu juga diikuti oleh seorang ahli bedah saraf.

Ahli bedah tersebut adalah Alexey Shcheglov yang terus mengikuti Putin dalam setiap acara publik dan sempat ikut terfoto.

Ia dipandang sebagai dokter yang antara lain dapat mendeteksi penyakit pada kelenjar tiroid, termasuk masalah onkologis.

Ada spekulasi luas di Barat bahwa Putin memiliki masalah medis yang serius ketika ia melancarkan perang di Ukraina yang diperkirakan menewaskan 17.000 tentara Rusia.

Diduga, sikap Putin yang dinilai tergesa-gesa merupakan dampak dari penyakit fatal yang dideritanya. (TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
ParanoidVladimir PutinUkrainaRusia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved