Konflik Rusia Vs Ukraina
Tentara Rusia Dituding Rudapaksa 25 Gadis di Ruang Bawah Tanah Bucha, 9 di Antaranya Hamil
Kasus-kasus korban rudapaksa oleh pasukan Rusia di Bucha, Ukraina, mulai terangkat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Kasus-kasus korban rudapaksa oleh pasukan Rusia di Bucha, Ukraina, mulai terangkat.
Sejumlah wanita melaporkan kebiadaban yang dialami ketika pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin menduduki daerahnya.
Bahkan, 9 dari 25 korban rudapaksa tersebut dikabarkan tengah mengandung.

Baca juga: Akui Merasa Merinding, Petinggi Militer Ukraina Ceritakan Kasus Tentara Rusia Rudapaksa Nenek-nenek
Baca juga: Rekam Dirinya Lakukan Tindakan Asusila ke Bayi, Tentara Rusia Kirim Videonya ke Temannya
Dilansir TribunWow.com dari BBC, Selasa (12/4/2022), seorang wanita berusia 50 tahun yang dipanggil Anna (bukan nama sebenarnya) menuturkan kebiadapan pasukan Rusia.
Ia mengaku diancam dan dipaksa melayani nafsu bejat seorang tentara Rusia yang diduga berasal dari divisi Chechnya.
Wanita itu pun kehilangan sang suami yang dibunuh tentara Putin.
"Saya ingin bertanya kepada Putin, mengapa ini terjadi?" kata Anna.
"Saya tidak mengerti. Kita tidak hidup di Zaman Batu, mengapa dia tidak bisa bernegosiasi? Mengapa dia menginvasi dan membunuh?"
Ombudsman Ukraina untuk hak asasi manusia, Lyudmyla Denisova, mengatakan telah mendokumentasikan beberapa kasus seperti itu.
Di antaranya kasus di mana 25 perempuan dan anak-anak gadis dirudapaksa pasukan Rusia di sebuah ruang bawah tanah.
"Sekitar 25 anak perempuan dan perempuan berusia 14 hingga 24 tahun dirudapaksa secara sistematis selama pendudukan di ruang bawah tanah satu rumah di Bucha. Sembilan dari mereka sedang hamil," beber Denisova.
"Tentara Rusia mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan memperkosa para gadis itu sampai ke titik di mana mereka tidak menginginkan kontak seksual dengan pria mana pun, untuk mencegah mereka memiliki anak Ukraina."
Dia mengatakan lembaganya menerima beberapa panggilan di saluran pendampingan dan juga mendapatkan informasi melalui saluran di aplikasi perpesanan Telegram.
Satu diantaranya adalah kasus mengenaskan di mana seorang wanita menyaksikan langsung adik perempuannya dirudapaksa tentara Rusia di jalanan.
"Seorang wanita berusia 25 tahun menelepon untuk memberi tahu kami bahwa saudara perempuannya yang berusia 16 tahun dirudapaksa di jalan di depannya. Dia mengatakan mereka berteriak 'Ini akan terjadi pada setiap pelacur Nazi' saat mereka memperkosa saudara perempuannya," kata Denisova.
Ditanya apakah mungkin untuk menilai skala kejahatan seksual yang dilakukan oleh pasukan Rusia selama pendudukan, Denisova sangsi.
Ia mengatakan tak semua korban trauma bersedia untuk mengungkap nasib tragis yang dialami.
"Tidak mungkin saat ini karena tidak semua orang mau memberi tahu kami apa yang terjadi pada mereka. Mayoritas dari mereka saat ini meminta dukungan psikologis, jadi kami tidak dapat mencatat itu sebagai kejahatan kecuali mereka memberikan kesaksian kepada kami," kata Denisova.
Dia mengatakan Ukraina ingin pengadilan khusus dibentuk oleh PBB untuk mengadili Vladimir Putin secara pribadi atas tuduhan kejahatan perang termasuk pemerkosaan.
Baca juga: Video Pasukan Rusia Temukan Markas Bawah Tanah Tentara Azov, Dapati Hal Ini Dalam Lorong
Baca juga: Menangis Ungkap Tentara Rusia Rudapaksa Anak Bawah Umur, Wakil Walikota Ukraina: Mereka Diseret
Video Kamar Penyiksaan di Bucha
Pasukan militer Ukraina mengunggah sebuah video pendek menampilkan sebuah rumah yang digunakan sebagai markas para tentara Rusia saat berada di Kota Bucha, Ukraina.
Seperti yang diketahui, Kota Bucha beberapa hari ini menjadi sorotan seusai pemerintah Ukraina mengunggah foto dan video jasad manusia bertebaran di jalanan hingga di halaman rumah yang disebut merupakan warga sipil korban pembantaian tentara Rusia.
Dalam video yang diunggah oleh pasukan militer Ukraina ditemukan juga sebuah ruang interogasi dan penyiksaan.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, markas para tentara Rusia itu diketahui bertempat di basemen sebuah rumah.
Seorang tentara Ukraina di dalam video tersebut menjelaskan bahwa para jasad yang ada di markas tentara Rusia itu dibunuh dengan cara dieksekusi.
Menurut keterangan tentara Ukraina yang namanya tidak disebutkan itu, lima jasad yang ditemukan merupakan warga sipil.
"Jasadnya masih ada di sini," ujar tentara Ukraina itu.
"Pertama mereka menembak lutut mereka. Lihat lah apa yang terjadi kepada lutut mereka."
Tentara Ukraina itu menjelaskan, para warga sipil yang ditembak tangannya diikat lalu dieksekusi dengan cara ditembak ke arah kepala.
Selain difungsikan sebagai markas militer, menurut tentara Ukraina yang ada di video, bangunan itu juga memiliki ruang untuk anggota badan intelijen Rusia.
"Terdapat ruang untuk interogasi," ungkap tentara Ukraina itu.
Dalam video itu tampak jelas ada lima jasad manusia dalam kondisi berlutut menghadap ke tembok. (TribunWow.com/Via/Anung)