Konflik Rusia Vs Ukraina
Saat Dirudapaksa Pria Chechen, Wanita di Ukraina Ngaku Diselamatkan oleh Tentara Rusia
Seorang wanita di Ukraina menyatakan bahwa tidak seluruh tentara Rusia adalah orang-orang yang tak bermoral.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Tinggal di sebuah desa terpencil di dekat Kyiv/Kiev, seorang wanita berinisial A (50) tak pernah menyangka bakal mengalami pengalaman yang begitu mengerikan akibat konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
Pada tanggal 7 Maret 2022 kemarin, rumah yang ditinggali A dan suaminya dimasuki paksa oleh tentara dari negara lain.
Menurut pengamatan A, tentara itu merupakan prajurit Chechen yang merupakan aliansi pasukan militer Rusia.
Baca juga: Sudah Siap Mati, Ibu di Ukraina Tuliskan Ini di Punggung Anaknya yang Berusia 2 Tahun
Baca juga: Disekap Tentara Chechen, Ibu di Ukraina Dirudapaksa Berhari-hari lalu Dieksekusi Mati
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, A lalu dibawa paksa oleh tentara Chechen itu ke sebuah rumah yang tak jauh dari rumah A.
"Buka pakaian mu atau ku tembak kau," ucap A menirukan ancaman tentara Chechen tersebut.
"Dia terus mengancam akan membunuh ku jika aku tidak melakukan seperti yang dia minta. Lalu dia mulai melakukan tindakan asusila kepada ku," ucap A sambil menangis tersedu-sedu.
A bercerita, ketika ia dirudapaksa, datang empat orang tentara.
Saat itu A berpikir dirinya sudah pasti akan mati.
Namun keempat tentara yang merupakan pasukan militer Rusia itu justru membawa pergi sang tentara Chechen.
A lalu pulang ke rumahnya mendapati suaminya ditembak di bagian perut.
"Dia (suami) mencoba mengejar ku untuk menyelamatkan ku, namun dia ditembak," jelas A.
A akhirnya mengobati suaminya semampu yang ia bisa hingga akhirnya suaminya tewas dua hari kemudian karena luka tembakkan di perut.
Setelah sang suami meninggal, A dan tetangganya mengubur jasad korban di halaman belakang rumah.
Sementara itu tentara Rusia yang menyelamatkan A, selama beberapa hari menetap di rumah A.
A mengaku sempat diancam oleh tentara Rusia tersebut untuk menyerahkan barang berharga milik suaminya.
"Sebagian besar dari mereka adalah pembunuh, cabul, dan penjarah. Hanya sebagian kecil yang baik," ujar A.
Seusai para tentara Rusia itu pergi, A mengaku menemukan obat-obatan narkotika milik para tentara tersebut.
Pejabat Menangis Ungkap Kelakuan Tentara Rusia
Wakil Walikota Ivankiv, Maryna Beschastna tak kuasa menahan air matanya saat menuturkan kekejaman tentara Rusia di kotanya.
Ia mengungkapkan banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Satu diantaranya adalah rudapaksa anak-anak gadis di bawah umur yang disertai penganiayaan.
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube ITV News, Rabu (6/4/2022), Ivankiv baru saja terbebas setelah 35 hari diduduki Rusia.
Berkat insinyur tentara Ukraina yang membangun jembatan ponton, bantuan pun bisa disalurkan kepada para warga yang bertahan.
Namun, seiring kelegaan yang dirasakan penduduk, kisah-kisah mengerikan yang menimbulkan trauma turut terungkap.
Seperti kisah memilukan kakak beradik di Ivankiv yang diungkap oleh Maryna.
Sempat menyusut air matanya menggunakan punggung tangan, Maryna menuturkan kisah tersebut dengan suara bergetar.
"Ada kasus di satu desa, di mana dua saudara perempuan diperkosa. Anak perempuan berusia 15 dan 16 tahun, mereka masih anak-anak," isak Maryna.
"Para wanita dijambak rambutnya dan diseret keluar dari ruang bawah tanah agar mereka (tentara Rusia) dapat menyiksanya."
"Gadis-gadis mulai memotong pendek rambutnya agar tak telihat menarik sehingga tak ada yang melirik mereka lagi."
Kisah memilukan lain diceritakan oleh Elena Skoropad, yang sesenggukan mengenang kematian putranya, Artem yang masih berusia 12 tahun.
Saat itu, Elena bersama sang suami, Sasha, ayah tiri Artem, sedang dalam perjalanan.
Namun ledakan terjadi dan Artem terkena pecahan peluru meriam yang ditembakkan pasukan Rusia.
Seraya menangis, Elena berusaha menggendong sang anak yang menjerit kesakitan.
"Dalam perjalanan pulang di mobil, Artem terus berteriak, 'Mama, Sasha, aku mencintaimu'. Lalu ia terus menyerukan kakinya sakit, punggungnya sakit," isak Elena.
"Saat kami membawanya, dia masih hidup, tapi kemudian lukanya semakin parah hingga akhirnya meninggal dunia."
Video Kamar Penyiksaan di Bucha
Pasukan militer Ukraina mengunggah sebuah video pendek menampilkan sebuah rumah yang digunakan sebagai markas para tentara Rusia saat berada di Kota Bucha, Ukraina.
Seperti yang diketahui, Kota Bucha beberapa hari ini menjadi sorotan seusai pemerintah Ukraina mengunggah foto dan video jasad manusia bertebaran di jalanan hingga di halaman rumah yang disebut merupakan warga sipil korban pembantaian tentara Rusia.
Dalam video yang diunggah oleh pasukan militer Ukraina ditemukan juga sebuah ruang interogasi dan penyiksaan.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, markas para tentara Rusia itu diketahui bertempat di basemen sebuah rumah.
Seorang tentara Ukraina di dalam video tersebut menjelaskan bahwa para jasad yang ada di markas tentara Rusia itu dibunuh dengan cara dieksekusi.
Menurut keterangan tentara Ukraina yang namanya tidak disebutkan itu, lima jasad yang ditemukan merupakan warga sipil.
"Jasadnya masih ada di sini," ujar tentara Ukraina itu.
"Pertama mereka menembak lutut mereka. Lihat lah apa yang terjadi kepada lutut mereka."
Tentara Ukraina itu menjelaskan, para warga sipil yang ditembak tangannya diikat lalu dieksekusi dengan cara ditembak ke arah kepala.
Selain difungsikan sebagai markas militer, menurut tentara Ukraina yang ada di video, bangunan itu juga memiliki ruang untuk anggota badan intelijen Rusia.
"Terdapat ruang untuk interogasi," ungkap tentara Ukraina itu.
Dalam video itu tampak jelas ada lima jasad manusia dalam kondisi berlutut menghadap ke tembok. (TribunWow.com/Anung/Via)