Konflik Rusia Vs Ukraina
Dirudapaksa 12 Jam oleh Sejumlah Tentara Rusia, Ibu 4 Anak di Ukraina Menangis Memilih Mati
Seorang ibu empat anak di Ukraina telah menjadi korban rudapaksa tentara Rusia selama lebih dari 12 jam pada pada Minggu (3/4/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Seorang ibu empat anak di Ukraina telah menjadi korban rudapaksa tentara Rusia selama lebih dari 12 jam pada pada Minggu (3/4/2022).
Elena (bukan nama sebenarnya) yang berasal dari di wilayah Kherson selatan, mengalami penyerangan di rumahnya sendiri.
Wanita itu pun terisak-isak mengaku tak ingin lagi hidup lantaran trauma atas kejadian tersebut.

Baca juga: Menangis Ungkap Tentara Rusia Rudapaksa Anak Bawah Umur, Wakil Walikota Ukraina: Mereka Diseret
Baca juga: Bertanya ke Tentara Rusia Kenapa Ada Galian Besar, Nenek di Ukraina Ketakutan Dengar Jawabannya
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Jumat (8/4/2022), Elena yang memiliki suami tentara Ukraina, berprofesi sebagai seorang bidan.
Ia mengatakan bahwa pada pukul 4 sore, di sebuah toko, tentara Rusia datang dan mulai berbicara dengan pelanggan.
Seseorang yang diduga simpatisan Rusia tiba-tiba menunjuk ke arahnya.
"Dia seorang banderovka!," kata orang tersebut mengacu pada istilah terkait pemimpin nasionalis Ukraina Stepan Bandera, yang bekerja sama dengan Nazi untuk memerangi Rusia.
Simpatisan tersebut mengatakan kepada para tentara bahwa suami Elena adalah seorang tentara Ukraina di garis depan.
"Saya segera meninggalkan toko. Aku hanya punya waktu untuk masuk ke rumahku. Dua tentara Rusia masuk melalui pintu setelah saya," ujar Elena.
"Tanpa sepatah kata pun, mereka mendorong saya ke tempat tidur. Mereka menahan saya dengan senapan dan menelanjangi saya. Mereka tidak banyak bicara. Kadang-kadang mereka memanggil saya 'banderovka' atau mereka mengatakan 'giliranmu' satu sama lain."
"Kemudian, pada jam 4 pagi, mereka pergi."
Sambil menangis, Elena mengatakan itu kejadian itu membuatnya merasa sangat jijik dan trauma.
"Saya tidak ingin hidup," isak Elena.
Dia juga bersumpah untuk menemukan orang-orang yang mengkhianatinya.
"Saya akan mengarahkan jari pada orang-orang yang mengadukan saya. Saya akan menunjukkannya kepada suami saya," ucap Elena.
Alina Kryvoulyak, dari La Strada, sebuah kelompok hak-hak perempuan, mengatakan kasus rudapaksa banyak terjadi setelah tentara Rusia menyerang.
"Mungkin ada ribuan perempuan dan gadis-gadis muda yang telah diperkosa," kata Alina.
La Strada telah menerima aduan tentang tujuh kasus pemerkosaan dan yakin akan ada lebih banyak lagi yang akan melapor begitu kejutan awal mereda.
Telepon pertama yang diterima La Strada pada 4 Maret adalah tentang pemerkosaan terhadap seorang ibu dan putrinya yang berusia 17 tahun oleh tiga pria di Kherson.
Kasus lainnya terjadi di wilayah Kyiv, katanya.
"Tentara Rusia telah melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan dan laki-laki Ukraina, terhadap anak-anak dan terhadap orang tua," kata jaksa agung Ukraina Iryna Venediktova minggu ini.
Dia mengakui, bagaimanapun, tantangan mengumpulkan bukti di negara yang berperang di mana sinyal telepon dan jangkauan listrik tidak merata.
Baca juga: Kisah WNI di Ukraina Berpuasa di Tengah Konflik, sempat Stres Dengar Bombardir Rudal Rusia
Baca juga: Kasus Rudapaksa Wanita Ukraina oleh Tentara Rusia Meningkat, Pemerintah Kiev Tak Tinggal Diam
Tentara Rusia Cekikikan Bahas Korban Rudapaksa
Pemerintah Ukraina baru-baru ini merilis sebuah rekaman suara yang berisi percakapan telepon antara seorang tentara Rusia dan seorang wanita yang berhasil disadap.
Pada saat bercakap-cakap terdengar tentara Rusia tersebut membahas sebuah kasus rudapaksa yang dilakukan oleh sejumlah tentara Rusia terhadap gadis di bawah umur.
Terdengar juga suara tawa pada percakapan tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova sempat menyampaikan para tentara Rusia sengaja melakukan tindakan asusila terhadap warga sipil sebagai instrumen perang selama invasi.
Awalnya percakapan dibuka oleh sang wanita.
"Apa yang kau lakukan," tanya wanita itu sambil tertawa.
"Di sini ada tiga kru tank merudapaksa seorang gadis," jawab sang tentara Rusia dengan santai.
Ia lalu menjelaskan gadis yang menjadi korban masih berusia 16 tahun.
"Kru tank kita?" tanya wanita itu.
"Iya," jawab sang tentara Rusia.
Dalam rekaman lainnya, terdengar percakapan antara dua tentara Rusia.
Mereka saling berbicara soal persediaan makanan.
Seorang tentara Rusia mengaku baru saja memakan daging anjing karena bosan hanya mengonsumsi makanan kering yang menjadi bekal mereka.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, satu dari beberapa kasus keji yang diinformasikan oleh pihak Ukraina adalah saat dua tentara Rusia secara bergantian melakukan tindakan asusila terhadap seorang ibu di Ukraina.
Informasi ini disampaikan oleh Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova.
Ia mengatakan, kejadian ini terjadi di sebuah desa yang berada di dekat Kyiv/Kiev.
Awalnya dua tentara Rusia tersebut membunuh suami korban ketika masuk secara paksa ke rumah korban.
Selanjutnya kedua tentara Rusia itu merudapaksa sang wanita dengan ancaman senjata dan kekerasan.
Venediktova menyampaikan, tindakan asusila itu dilakukan oleh kedua pelaku di depan anak korban.
Satu dari dua pelaku disebut tengah dalam kondisi mabuk.
Pihak kepolisian Ukraina mengklaim telah berhasil mengidentifikasi satu dari dua pelaku dan kini tengah memburu pelaku tersebut.
Kendati demikian identitas pelaku tidak dipublikasikan oleh pemerintah Ukraina.
Lewat akun Facebooknya, Venediktova memastikan akan menangkap seluruh penjahat di dalam konflik Rusia-Ukraina.
"Mari temukan seluruh penjahat dan buat mereka bertanggungjawab melalui hukum yang tegas," ujarnya.
Sementara itu, tentara Rusia disebut telah melakukan tindakan asusila kepada para wanita yang tinggal di kota-kota yang sedang dikepung pasukan militer Rusia.
Kota-kota tersebut di antaranya adalah Irpin dan Kherson.
Selain melakukan tindakan asusila, para tentara Rusia juga dituduh telah melakukan tindakan keji lainnya seperti membantai warga sipil dan mengusir warga yang sedang mengungsi.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, informasi ini disampaikan oleh sejumlah warga Ukraina dan anggota parlemen Ukraina.
Lesia Vasylenko selaku anggota Parlemen Ukraina menyampaikan banyak wanita lansia menjadi target tindakan asusila yang dilakukan oleh para tentara Rusia.
"Ketika Putin tidak berhasil merebut Ukraina dan Kyiv dalam waktu tiga hari seperti yang ia perkirakan, dia (Putin) merubah strateginya untuk mengincar wanita dan anak-anak," ujar Vasylenko.
Vasylenko menyampaikan, kejadian ini terjadi di sejumlah kota yang menerima serangan paling parah oleh Rusia.
Mayoritas wanita yang menjadi korban rudapaksa adalah para wanita lanjut usia (lansia) yang tidak bisa kabur dari tempat tinggal mereka.
"Sebagian dari wanita tersebut, kami mendapat laporan mereka telah dibunuh setelah dirudapaksa atau mereka telah mengakhiri hidup mereka sendiri," ungkap Vasylenko.
Seorang warga Kherson bernama Svetlana Zorina (27) mengaku kota tempatnya tinggal sudah tak lagi aman sebab para wanita di sana kini diincar oleh tentara Rusia.
"Ada sebuah informasi dari seseorang yang saya kenal mengetahui ada seorang gadis berusia 17 tahun dirudapaksa dan kemudian mereka (tentara Rusia) membunuhnya," ujar Zorina. (TribunWow.com/Via/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina