Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Diisukan Punya Kebiasaan Mandi Darah Hewan, Disebut untuk Tingkatkan Vitalitas
Presiden Rusia Vladimir Putin diisukan memiliki kebiasaan aneh untuk mandi dengan darah hewan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin tak pernah lepas dari isu-isu seputar kehidupan pribadinya.
Pemimpin negara 69 tahun itu pun makin menjadi sorotan lantaran keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Sejumlah rumor beredar mengenai kesehatan, percintaan dan kebiasaan Putin.
Namun, ada satu rumor yang cukup mengejutkan mengenai kebiasaan yang dilakukan Putin untuk menjaga vitalitasnya.
Tentu saja meski didasarkan laporan investigasi, kabar ini tak bisa langsung dipercaya lantaran belum ada validasi dari pihak terkait.

Baca juga: Rahasia Kehidupan Pribadi Putin, Sosok Istri, Isu Perselingkuhan hingga Anak yang Disembunyikan
Baca juga: Tentara Rusia Disebut Kalah dan Lelah, Inggris Sebut Putin bagaikan Orang di Dalam Kurungan
Dikutip TribunWow.com dari The Sun, Minggu (2/4/2022), kebiasaan yang memicu kontroversi itu adalah kabar mengenai Putin yang disebut kerap mandi menggunakan darah hewan.
Menurut outlet jurnalisme investigasi Rusia, Proekt, kebiasaan ini diperkenalkan oleh menteri pertahanan Rusia saat ini, Sergei Shoigu.
Dikatakan bahwa ekstrak yang digunakan diambil dari tanduk rusa merah yang dipotong dengan gergaji di musim semi ketika masih penuh dengan darah segar.
Praktik tersebut dilakukan di sebuah klinik di wilayah Pegunungan Altai, Siberia yang dikatakan sering dikunjungi oleh Putin.
Klinik tersebut mengklaim praktik ini memiliki sejumlah manfaat kesehatan, termasuk meningkatkan kemampuan intim pria.
"Ekstrak dari tanduk rusa merah bertindak sebagai tonik yang kuat, terutama untuk potensi pria," klaim sebuah peternakan di Altai yang mengekspor tanduk untuk digunakan dalam pengobatan Cina
"Menguatkan tulang tubuh, otot, gigi, penglihatan dan pendengaran, menyembuhkan radang selaput dada, radang paru-paru, asma, nyeri sendi, osteoporosis, dan masalah pada tulang belakang."
Laporan dari Proekt mengatakan bahwa Putin sudah mendapat kritik atas praktik tak berdasar itu.
Namun, presiden Rusia itu dikabarkan tak ambil pusing dan tetap menjalani perawatan tersebut.
"Seorang kenalan presiden mengklaim bahwa dia telah diperingatkan bahwa tidak ada bukti konklusif tentang manfaat mandi tanduk," bunyi laporan tersebut.
"Tapi Tuan Putin menyukainya, dan sejak itu dia mengunjungi Altai beberapa kali."
Kebiasaan aneh pemimpin Rusia itu untuk mandi darah pertama kali dilaporkan pada tahun 2017.
Menurut outlet media lokal kapitalist.tv, menjelang kunjungan Putin ke Altai pada tahun 2016, setidaknya 70 kg tanduk rusa disiapkan untuk mandi.
Dia bahkan diduga telah memperkenalkan mantan pemimpin Italia, Silvio Berlusconi pada tradisi aneh itu.
Kelompok hak asasi hewan telah lama mengutuk praktik itu dan mengatainya sebagai tindakan barbar.
Baca juga: Erdogan Sebut Putin dan Zelensky akan Dipertemukan di Turki, Ini Harapan untuk Rusia dan Ukraina
Baca juga: Jawab Isu Putin Kena Kanker, Jubir Kremlin Isyaratkan Kondisi Kesehatan Presiden Rusia
Dua Penyakit Putin
Sebelumnya, Putin dikabarkan menderita penyakit mematikan yang mempengaruhi keputusannya untuk menginvasi Ukraina.
Sejumlah ahli melihat kondisi tersebut dari kejanggalan sikap dan penampilan di depan publik baru-baru ini.
Pria 69 tahun itu dikabarkan tampak lebih lesu dengan tubuh yang terlihat menggembung.
Dilansir TribunWow.com dari The Sun, Jumat (1/4/2022), Putin yang selama ini menunjukkan citra sebagai pria kuat, telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Penyelidikan terbaru telah mengungkapkan bahwa sang presiden terus-menerus ditemani oleh seorang dokter yang berspesialisasi dalam kanker tiroid.
Laporan oleh media investigasi Proekt, menyatakan bahwa ahli bedah Yevgeny Selivanov, dari Rumah Sakit Klinik Pusat Moskow, telah terbang menemui Putin tidak kurang dari 35 kali di resor Laut Hitam Sochi.
Yevgeny Selivanov diketahui merupakan dokter yang memiliki keahlian di bidang kanker tiroid.
Penemuan ini mendukung teori baru-baru ini bahwa Putin menyatakan perang ketika dia menderita masalah medis yang disembunyikan dari orang-orang Rusia.
Sementara pada November 2020, analis politik Valery Solovei mengungkapkan teori penyakit kanker dan Parkinson yang diderita Putin hingga perlu menjalani operasi darurat.
"Yang satu bersifat psiko-neurologis, yang lain adalah masalah kanker," ujar Solovei.
"Jika ada yang tertarik dengan diagnosis pasti, saya bukan dokter, dan saya tidak punya hak etis untuk mengungkapkan masalah ini."
"Diagnosis kedua jauh, jauh lebih berbahaya daripada diagnosis yang disebutkan pertama karena Parkinson tidak mengancam keadaan fisik, tetapi hanya membatasi penampilan publik."
Dia menambahkan bahwa Putin telah menjalani operasi, sedangkan sumber lain membenarkan dan mengklaim operasi itu untuk mengangkat kanker perut.
Sebuah rekaman video menunjukkan kaki dan jari-jari Putin bergerak terus-menerus, yang mendukung teori Parkinson.
Putin juga menderita batuk-batuk selama pertemuan yang disiarkan televisi.
Selain dokter Selivanov, pemimpin Rusia itu juga diikuti oleh seorang ahli bedah saraf.
Ahli bedah tersebut adalah Alexey Shcheglov yang terus mengikuti Putin dalam setiap acara publik dan sempat ikut terfoto.
Ia dipandang sebagai dokter yang antara lain dapat mendeteksi penyakit pada kelenjar tiroid, termasuk masalah onkologis.
Ada spekulasi luas di Barat bahwa Putin memiliki masalah medis yang serius ketika ia melancarkan perang di Ukraina yang diperkirakan menewaskan 17.000 tentara Rusia.
Diduga, sikap Putin yang dinilai tergesa-gesa merupakan dampak dari penyakit fatal yang dideritanya. (TribunWow.com/Via)