Konflik Rusia Vs Ukraina
Gedung Putih Murka Trump Minta Putin Bongkar Aib Keluarga Joe Biden: Orang Amerika Macam Apa?
Gedung Putih kritik keras ucapan Donald Trump soal Presiden Vladimir Putin harus merilis informasi negatif tentang keluarga Presiden AS Joe Biden.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pihak Gedung Putih mengkritik keras pernyataan Mantan Presiden AS Donald Trump.
Pasalnya, Donald Trump mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus merilis informasi negatif tentang keluarga Presiden AS Joe Biden.
Hal ini diungkapkan menyusul memanasnya hubungan AS dan Rusia akibat konflik di Ukraina.

Baca juga: Joe Biden Pastikan NATO Tak akan Tinggal Diam jika Rusia Gunakan Senjata Kimia di Ukraina
Baca juga: Akui Kaget, Donald Trump Sebut Putin Berubah, Singgung Sikap Presiden Rusia dalam Krisis Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Kamis (31/3/2022), pernyataan kontroversial itu diucapkan Trump dalam sebuah wawancara televisi kemarin.
Ia meminta Putin mengungkap aib putra Joe Biden, Hunter Biden, yang diduga pernah mendapat uang dari istri pejabat Moskow.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Gedung Putih, Kate Bedingfield, mengecam dengan keras.
Ia menyindir sang mantan presiden yang tampaknya justru membanggakan hubungannya dengan Putin.
Kate Bedingfield mempertanyakan kebangsaan Donald Trump yang justru terkesan menjelek-jelekkan politik negaranya.
"Orang Amerika macam apa, apalagi mantan presiden, yang berpikir bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk masuk ke dalam skema dengan Vladimir Putin dan membual tentang hubungannya dengan Vladimir Putin?” kata Kate Bedingfield, ketika ditanya awak media.
"Hanya ada satu, dan itu Donald Trump.”
Komentar Trump muncul di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang telah membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Berbicara dalam sebuah wawancara di program Just the News TV yang mengangkat pertanyaan tentang hubungan bisnis Hunter Biden sebelumnya di Rusia.
"Saya pikir Putin akan tahu jawabannya. Saya pikir dia harus melepaskannya," jawab Trump.
Adapun selama Rusia melakukan penumpukan militer di perbatasan sebelum invasi ke Ukraina, Trump memuji Putin sebagai jenius.
Namun, begitu serangan itu dimulai, dia mengutuknya sebagai mengerikan.
Ini juga bukan pertama kalinya Trump meminta bantuan dari Rusia untuk menyerang lawan politiknya.
Selama kampanye presiden 2016 melawan Demokrat Hillary Clinton, Partai Republik secara terbuka menyarankan peretas Rusia dapat membantu menemukan email Clinton.
"Rusia, jika anda mendengarkan, saya harap Anda dapat menemukan 30.000 email," ucap Trump saat itu.
Baca juga: Rusia Bongkar Rencana Ukraina Sebarkan Patogen Berbahaya, Sebut Keterlibatan Anak Joe Biden
Baca juga: Audiens Ramai Tertawa, Trump Bercanda Usul AS Pura-pura Jadi China saat Serang Rusia
Trump Minta Putin Bongkar Aib Joe Biden
Sebuah tudingan kontroversial disampaikan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Presiden AS saat ini yakni Joe Biden.
Di tengah panasnya konflik Rusia dan Ukraina, Trump meminta kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membongkar aib keluarga Joe Biden.
Satu di antaranya adalah anak Joe Biden yakni Hunter Biden disebut pernah menerima uang berjumlah fantastis dari keluarga pejabat di Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, Hunter Biden disebut sempat menerima uang sebesar 3,5 juta dollar atau setara Rp 50 triliun dari istri eks Walikota Moskow.
Trump meminta agar Putin berani membongkar aib-aib tersebut yang nantinya akan merusak citra Biden.
Mempertimbangkan kondisi Putin yang saat ini sedang dibenci di AS, Trump meyakini sang Presiden Rusia tersebut akan berani membongkar aib-aib tersebut.
"Saya rasa Putin kemungkinan akan bersedia menjawab," jelas Trump.
Sebelumnya Trump mengaku terkejut melihat perubahan yang ditunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Ia juga sempat tak menyangkan bahwa Vladimir Putin akan benar-benar melancarkan serangan ke Ukraina.
Lagi-lagi, pengusaha kenamaan AS itu mengklaim bahwa Rusia tak akan berani melakukan agresi jika ia masih menjabat.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail UK, Rabu (16/3/2022), Trump awalnya percaya Putin hanya mencoba bernegosiasi ketika mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina.
Ia pun terkejut ketika pemimpin Kremlin itu benar-benar menyerbu Ukraina yang dimpimpin Presiden Volodymyr Zelensky.
"Saya terkejut, saya pikir dia sedang bernegosiasi ketika dia mengirim pasukannya ke perbatasan (Ukraina-red). Saya pikir dia sedang bernegosiasi," kata Trump kepada Washington Examiner dalam wawancara melalui telepon, Selasa (15/3/2022).
"Saya pikir itu adalah cara yang sulit untuk bernegosiasi tetapi cara yang cerdas untuk bernegosiasi."
Trump, yang tampaknya mengembangkan hubungan kerja yang erat dengan Moskow selama masa kepresidenannya, mengatakan bahwa Putin telah sangat banyak berubah.
Pasalnya, ia mengira Putin akan mengakhiri masalahnya dengan Ukraina melalui jalur diplomasi seperti yang selama ini dilakukan.
"Saya pikir dia akan membuat kesepakatan bagus seperti yang dilakukan dengan Amerika Serikat dan seperti saat mereka membuat kesepakatan dengan pihak lain. Anda tahu, seperti setiap kesepakatan perdagangan. Kami tidak pernah membuat kesepakatan perdagangan yang baik sampai saya datang," kata Trump.
"Dan kemudian dia menginvasi, dan saya pikir dia sudah berubah. Saya pikir dia sudah berubah. Ini adalah hal yang sangat menyedihkan bagi dunia. Dia sangat banyak berubah."
Trump juga menolak anggapan bahwa dia bersikap lunak pada pemimpin Rusia.
Ia pun berpendapat bahwa Moskow tidak akan pernah menginvasi Ukraina jika dia masih menjabat sebagai presiden.
"Saya sangat-sangat keras terhadap Putin. Saya sampai mendapat reputasi yang buruk karena itu," kata Trump.
"Pada saat yang sama, saya bergaul dengan sangat baik dengannya. Tapi saya memang bergaul dengan sebagian besar pemimpin dunia dengan sangat baik." (TribunWow.com/Via/Anung)