Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Setuju Putin Tarik Pasukan Militer, Kadyrov Sebut Rusia Punya Kewajiban di Ukraina

Pimpinan Republik Chechnya justru tidak setuju jika Rusia menarik pasukan militernya dari Kiev/Kyiv.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture YouTube Kompas TV
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov saat berpidato di depan pasukannya, diunggah Kamis (3/3/2022). Terbaru, pada Selasa (29/3/2022), Kadyrov menyatakan pasukan Rusia harus mengambil alih Kiev. 

TRIBUNWOW.COM - Kepala Republik Chechnya Ramzan Kadyrov tidak setuju atas keputusan Rusia untuk menarik pasukan militernya dari Ukraina.

Seperti yang diketahui, setelah ada perundingan damai antara Ukraina dan Rusia di Istanbul, Turki pada Selasa (29/3/2022), Rusia mengumumkan akan mengurangi aktivitas militer di beberapa kota di Ukraina termasuk di Kiev/Kyiv.

Kadyrov berpendapat, Rusia justru memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk merebut Kiev dari Ukraina.

Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov (kiri) bersama Presiden Rusia Vladimir Putin saat berada di Grozny, October 2008.
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov (kiri) bersama Presiden Rusia Vladimir Putin saat berada di Grozny, October 2008. (AFP/ Alexey Nikolsky)

Baca juga: Rusia Janji Turunkan Aktivitas Militer, Zelensky Pesimis: Masyarakat Ukraina Bukan Orang Naif

Baca juga: Kadyrov Bawa Putranya Usia 14 Tahun ke Medan Perang, Ajak Lihat Langsung Kondisi Konflik Ukraina

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Kadyrov ingin operasi militer spesial yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin terus dilanjutkan hingga selesai.

"Kita harus masuki Kiev dan merebut Kiev. Jika kita berhenti di dekat Kiev, saya sangat yakin kita akan bisa memasuki Kiev dan menciptakan ketertiban di sana," ujar Kadyrov, Selasa (29/3/2022).

Kadyrov mengatakan, tanggung jawab Rusia di Kiev yang lain adalah memusnahkan Nazi dan kelompok nasionalis di Ukraina yang diketahui bernama Banderite.

Kadyrov melanjutkan, pasukan militer Rusia terus semakin bertambah dan semakin banyak yang mendukung.

Di sisi lain, Rusia menyampaikan, pengurangan aktivitas militer ini dilakukan demi kelancaran negosiasi antara Rusia dan Turki.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, informasi ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin, pada Selasa (29/3/2022).

Fomin menyampaikan, dirinya juga turut berharap pihak Ukraina melakukan hal serupa.

"Mematuhi konvensi Jeneva, termasuk memerlakukan penjahat perang secara manusiawi," ujar Fomin.

Fomin menjelaskan, pertimbangan diambilnya keputusan ini di antaranya karena pemerintah Ukraina bersedia untuk tetap netral.

Pengurangan aktivitas militer juga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan antara Rusia dan Ukraina.

"Membuat kondisi yang diperlukan untuk perkembangan negosiasi lebih lanjut dan meraih tujuan utama saling sepakat dan menandatangani perjanjian," papar Fomin.

Negara Barat Justru Curiga

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Vladimir PutinmiliterRusiaUkraina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved