Terkini Daerah
4 Fakta Viral Mahasiswi dan Ibunya Disekap dan Dianiaya 3 Pria di Garut, Bermula dari Utang Piutang
Viral video yang memperlihatkan tiga orang melakukan penyekapan dan penganiayaan terhadap mahasiswi dan ibunya di Garut. Ini faktanya.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Viral video yang memperlihatkan tiga orang melakukan penyekapan dan penganiayaan terhadap mahasiswi dan ibunya di Garut, Jawa Barat.
Dikutip dari Tribun Jabar, mahasiswi bernama Rifda Abidah (19) ini berhasil merekam aksi tiga pria yang masuk secara paksa ke rumahnya di malam hari.
Peristiwa ini pun viral di media sosial, karena videonya beredar luas.

Baca juga: Viral Detik-detik Perampok Beraksi di Garut, Mahasiswi dan Ibunya Dianiaya, Selamat Berkat Ini
Rifda Abidah merupakan mahasiswi di Fakultas Komunikasi dan Informasi, Universitas Garut .
Berikut fakta-fakta peristiwa tersebut :
1. Berhasil Direkam Korban
Kejadian mencekam itu direkam oleh Rifda Abidah menggunakan ponsel saat komplotan orang itu membobol rumahnya.
Rifda mengaku masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi terhadapnya.
Ia disekap, dianiaya, bahkan kepalanya dibenturkan ke lemari hingga ia babak belur.
"Masih tidak percaya aja saya mengalami kejadian ini, di tragedi malam itu sepertinya saya dan ibu akan mati karena pelaku mengancam akan membunuh," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id di kediamannya, Kamis (24/3/2022).
Keberaniannya merekam saat detik-detik rumahnya diporak porandakan patut diapresiasi.
Dalam kondisi tertekan ia masih bisa melakukan hal yang logis yang ternyata bisa menyelamatkannya dari maut.
Di malam mencekam itu, ia pun menolong ibunya yang sedang dianiaya oleh pelaku, bahkan pelaku sempat ditendang olehnya.
Namun perlawanannya itu sia-sia, ia akhirnya bisa disekap bersama ibunya dan berulang kali dipukuli.
"Saya ditonjok, ditendang, dan digusur, ponsel saya pun dilempar hingga pecah,"
"Beruntung video bukti kuat mereka masuk dan menghancurkan seisi rumah sempat dikirim ke saudara," ucapnya.
Baca juga: Kronologi Mahasiswi dan Ibunya Disekap lalu Dianiaya 3 Pria di Garut, Ternyata Dipicu Masalah Utang
2. Dianiaya Secara Brutal oleh Pelaku
Rifda menegatakan ia dan ibunda saling menolong satu sama lain.
Saat ia dianiaya sang ibu turun menolong, tapi ibunya malah menjadi sasaran kemarahan.
Rifda pun akhirnya kembali menolong ibunya dan kembali menjadi sasaran brutal dari para pelaku.
"Jadi begitu terus, saya nolong mamah malah saya yang kena hantam, terus mamah nolong saya, sasaran pindah ke mamah," ujarnya.
Setelah itu pelaku mulai berhenti menganiaya keduanya. Ibunya pun melakukan negosiasi bahwa bisa memberikan uang yang diinginkan pelaku.
Uang tersebut merupakan uang utang ibunya saat berbisnis dengan pelaku, tapi bisnis tersebut tidak berjalan mulus.
"Mamah menyuruh saya untuk keluar mengambil uang, padahal tak ada uang yang dimaksud, saya langsung pergi ke Polsek diater santri naik motor," ucapnya.
Perlu diketahui, rumah Rifda berada di lingkungan pesantren. Ia pun sempat meminta pertolongan kepada santri tapi santri yang masih di bawah umur itu malah kebingungan.
Setelah sampai di Polsek Samarang, ia menangis sejadi-jadinya melaporkan bahwa ibunya sedang sekapan pelaku, anggota polisi saat itu langsung bergegas pergi ke rumah korban.
Di rumah korban, pelaku dan anggota polisi tersebut sempat beradu argumen.
Akhirnya pelaku tidak berdaya saat mengetahui bahwa mereka adalah polisi.
Baca juga: Kembali Kirim Bantuan, PM Inggris Boris Johnson Pastikan Ukraina Tak Sendirian Hadapi Rusia
3. Bermula dari Utang Piutang
Ibunda Rifda, Solihati Nurzanah (42) menjelaskan kronologi rumahnya dibobol tiga orang hingga dia dan anaknya menjadi korban kekerasan.
Ia menyebut kenal dengan pelaku dan pernah sama-sama menjalankan salah satu bisnis.
Namun bisnis yang dijalankannya dengan pelaku mengalami kerugian sehingga dirinya menanggung utang piutang yang harus dibayarkan kepada pelaku.
"Jadi ada kegagalan bisnis ya, karena itu saya tanggung jawab menanggung utang dari bisnis itu, saya tidak kabur malahan dalam proses cicil," ujarnya saat ditemui Tribunjabar.id di kediamannya, Kamis (24/3/2022).
Ia menjelaskan di malam tersebut pelaku sempat datang ke rumahnya dan menanyakan keberadaannya, namun di rumah hanya ada Rifda seorang.
Kemudian pada Rabu (23/3/2022) dini hari sekira pukul 01.00 WIB, pelaku kembali datang ke rumahnya dengan cara membobol pintu dapur.
"Kondisi saat itu lampu dimatikan, pintu dibobol, kemudian kaca kamar saya pun dibobol," ucapnya.
Saat proses pembobolan tersebut ia menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan keadaan itu, ia pun bersembunyi di balik lemari.
Detik-detik mencekam itu ia hadapi, pelaku yang mengacak-ngacak tempat tidurnya kesal karena orang yang ia cari tidak ada.
"Pelaku kemudian merencanakan masuk ke kamar anak saya, mengetahui anak saya terancam akhirnya saya menghadang mereka, saya bentak mereka ada apa ini," ucapnya.
Komplotan pembobol rumah tersebut langsung menyerang dirinya dengan cara mencekik dan dipukul secara membabi buta.
Baca juga: Firasat Istri sebelum Temukan Suami Tewas di Dalam Mobil, Polisi Temukan Pisau dan Natrium Sianida
Ia pun mendapat ancaman akan diculik dan dibunuh oleh pelaku.
"Saya berpikir saat itu saya tidak akan selamat, akhinya saya berontak dan membuka pintu, posisi anak saya sudah berada di depan pintu berdiri."
"Saya teriak Bit (Rifda) kabur selamatkan diri," kata Solihati Nurzanah.
Anaknya tersebut menurutnya malah menghampirinya dengan cara menendang pelaku dan berusaha menyelamatkan ibunya.
Setelah itu keduanya berhasil dibekap oleh pelaku dan terjadi penyiksaan demi penyiksaan.
Ia menuturkan pelaku tidak henti-hentinya menganiaya anaknya dengan tendangan dan pukulan.
"Malahan anak saya itu kepalanya dibenturkan ke lemari," ucapnya.
Selang beberapa saat akhirnya perlakuan kasar tersebut mereda, Solihati saat itu mencoba untuk berpikir jernih dengan mencoba negoisasi dengan para pelaku.
Pelaku kemudian berhasil diajak diskusi, ia pun menyuruh anaknya untuk keluar memanggil saudaranya dengan alasan akan membawa uang yang pelaku inginkan. Anaknya itu pun berhasil keluar.
"Dalam hati saya bilang, Bit kamu keluar dan cepat minta pertolongan," ucapnya.
Anaknya itu ternyata berangkat ke Polsek Samarang untuk meminta pertolongan.
Polisi yang melihat kondisi Rifda dalam keadaan babak belur langsung meluncur menuju lokasi.
Selang beberapa saat akhirnya polisi datang, pelaku menurutnya seketika lemas saat mengetahui yang datang tersebut adalah anggota kepolisian.
Solihati mengira yang akan datang itu masyarakat atau tetangga tapi ternyata anggota kepolisian.
"Polisi datang saat itu, berpakaian preman, saya kira bukan polisi," ucapnya.
Setelah mengetahui yang datang tersebut adalah anggota kepolisian dari Polsek Samarang, ia akhirnya merasa lega. Pelaku pun akhirnya berhasil diamankan.
4. Kata Polisi
Pelaku penganiayaan terhadap seorang mahasiswi di Garut kini sudah diamankan pihak kepolisian.
Pelaku berjumlah tiga orang yang berinisial Yandi Mardiandi (37), Devi Candra Firmansyah (45) dan Abdul (35), ketiganya merupakan warga Kabupaten Garut.
Kapolsek Samarang Kompol Jajang mengatakan pelaku melanggar KUHP Pasal 170 sub 351, sub 406 dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
"Polsek Samarang Polres Garut saat ini telah mengamankan terduga pelaku, untuk proses penyidikan lebih lanjut," ujarnya saat gelar jumpa pers di halaman Mapolsek Samarang, Kamis (24/3/2022).
Ia menuturkan pihaknya saat ini masih mengumpulkan bukti-bukti pendukung untuk kasus tersebut.
Dalam jumpa pers itu ketiga pelaku tidak ditampilkan ke publik karena sedang menjalani proses pemeriksaan di Polres Garut.
Kompol Jajang mengatakan motif dari penganiayaan dan pengrusakan yang dilakukan oleh tiga orang pelaku itu hingga kini masih diselidiki.
"Belum kepada perampokan, tidak ada yang hilang, ada yang pecah dan rusak salah satunya kaca dan jendela," ucapnya.
Kerugian lain menurutnya ada satu unit ponsel milik korban yang rusak akibat direbut dan dilemparkan pelaku.
Yandi dan Devi merupakan rekan kerja dari ibu korban yakni Solihati Nurzanah (42).
Mereka sebelumnya pernah bekerja sama dalam bisnis namun gagal mendapat keuntungan.
Sehingga kerugian dibebankan kepada korban sebagai bentuk utang. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul FAKTA-fakta Mahasiswi di Garut dan Ibunya Disekap dan Dianiaya, Korban Kenal Pelaku, Ini Motifnya