Konflik Rusia Vs Ukraina
Intelijen Ukraina Sebut Rusia Tembaki Rombongan Pengungsi Anak-anak dan Wanita hingga 7 Orang Tewas
Informasi dari intelijen Ukraina mengklaim pasukan militer Rusia melakukan serangan terhadap warga sipil yang hendak mengungsi dari zoona konflik.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
Dirinya juga menyampaikan rumah bersalin itu telah dikuasai oleh kelompok radikal Ukraina.
Setidaknya ada 17 orang mengalami luka-luka seusai pasukan militer Rusia melakukan serangan udara ke sebuah rumah sakit bersalin yang ada di Mariupol, Ukraina, pada Rabu (9/3/2022).
Pada foto yang beredar di media sosial (medsos) tampak kondisi rumah bersalin yang diserang Rusia rusak parah.
Sebagian bangunan rumah bersalin tersebut tampak hancur, sedangkan di bagian luar terdapat puing-puing dan bangkai mobil yang rusak akibat serangan udara Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari thesun.co.uk, pada foto yang lain tampak sejumlah wanita mengalami luka-luka keluar dari bangunan yang baru saja diserang oleh Rusia.
Seorang ibu hamil mengalami luka di kaki terpotret sedang ditandu oleh empat pria.
Gubernur regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko menjelaskan, dalam serangan itu tidak terdapat kroban jiwa.
Ia mengatakan, serangan dilakukan oleh pihak Rusia saat momen gencatan senjata berlaku.
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Mariupol, Serhiy Orlov mengaku tidak menduga Rusia akan menyerang rumah bersalin.
"Kami tidak mengerti bagaimana mungkin di era modern ini terjadi pemboman di rumah sakit anak-anak. Orang-orang tidak dapat percaya ini terjadi," ujar Olrov.
Baca juga: Ukraina Akui Tak Mampu Lawan Rusia, Volodymyr Zelensky: Perang Dunia Ke-3 akan Dimulai
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan apa yang dilakukan oleh Rusia adalah kejahatan perang.
Orlov menyampaikan, sejak Mariupol diserang oleh pasukan Rusia, paling tidak ada 1,170 warga sipil tewas di sana.
Sementara itu, Rusia memberikan pembelaan atas serangan udara yang dilakukan pada sebuah kompleks RS Bersalin di Mariupol Ukraina.
Staf Presiden Rusia Vladimir Putin juga menyinggung pernyataan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres di media sosial.
Pihaknya menyebut bahwa berita tentang pasien yang terkena serangan itu adalah kabar palsu.