Liga 1
Soroti Keputusan Kontroversial, Ketua Komisi X DPR RI Minta PSSI Tindak Tegas Wasit Liga 1
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyoroti sejumlah kinerja wasit Liga 1 2021 yang dianggap kontroversial dan merugikan tim.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyoroti sejumlah kinerja wasit Liga 1 2021 yang dianggap kontroversial dan merugikan tim.
Karena itu, Syaiful Huda meminta PSSI bertindak tegas untuk meningkatkan kualitas wasit.
“Kualitas wasit Liga I harus diakui masih belum banyak mengalami peningkatan. Banyak keputusan kontroversial yang merugikan banyak tim."
Baca juga: Ini Alasan Wasit Fariq Hitaba Beri Kartu Kuning untuk Robert dan Bepe di Laga Persija Vs Persib
Baca juga: Diganjar Kartu Kuning di Laga Persib Bandung Vs Persija, Robert Alberts Ungkap Alasan Wasit
"Wajar jika banyak official tim peserta Liga I maupun pendukung yang meminta ketegasan PSSI agar wasit maupun asisten wasit bekerja dengan benar,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Jumat (4/3/2021), dikutip dari Tribunnews.com.
Huda, juga memberikan contoh beberapa keputusan wasit yang dianggapnya kontroversial.
Hal itu ada di pekan ke-27 Liga 1 2021 dalam pertandingan Persiraja Banda Aceh vs Barito Putera.
Saat itu, wasit menyatakan bahwa striker Persiraja Jabar Sharza terjebak offside.
Padahal ketika di lihat dalam tayangan ulang, posisi Jabar Sharza masih on side.
Bahkan, keputusan itu juga membuat kedua pelatih bersitegang di lapangan.
“Keputusan ini sempat membuat pelatih kedua tim bersitegang karena satu merasa dirugikan sehingga menyerang yang lain,” katanya.
Kemudian, hal lain yang dianggap kontroversi ada di dalam pertandingan Madura United Vs Persebaya Surabaya, pada Senin (28/2/2022).
Baca juga: Cegah Keputusan Kontroversial, Komite Wasit PSSI Bakal Tambah 2 Asisten di setiap Pertandingan
Saat itu wasit enggan meniup peluit tanda pelanggaran ketika striker Persebaya Surabaya Samsul Arif terjatuh saat berhadapan dengan Kapten Madura United Fachrudin di menit 71 di kotak penalti.
Padahal, pelanggaran itu seharusnya bisa membuat Persebaya Surabaya mendapatkan tendangan pinalti.
Yang di sayangkan adalah ketika mengingat jarak wasit Agus Fauzan hanya berjarak sekitar dua meter dari lokasi pelanggaran.
“Pelanggaran itu harusnya berbuah tendangan penalty bagi Persebaya karena itu jelas disengaja untuk menghentikan pergerakan dari Samsul Arif,” katanya.
Dua hal itu, hanya contoh yang diberikan dalam rentetan panjang kontroversi wasit di Liga 1 2021.
Karena itu, dia berharap PSSI bisa segera menindaklanjutinya agar kualitas wasit di Indonesia meningkat.
“Kami berharap federasi kita dalam hal ini PSSI segera bertindak cepat, grounded para pengadil lapangan yang terbukti bersalah untuk memberikan keamanan bagi peserta kompetisi kalau mereka bisa bersaing secara adil dalam merebut juara Liga I atau bertahan di Liga I,” katanya.
Terutama dalam pekan-pekan krusial di mana setiap pertandingan menjadi penentu juara atau tim yang terdegradasi.
Terlebih Liga 1 kali ini setiap tim harus berupaya lebih keras hanya agar bisa bertanding.
“Jika dalam kondisi berdarah-darah untuk bertahan di Liga I, betapa kecewanya mereka saat upaya meraih kemenangan dijegal secara tidak fair oleh perangkat pertandingan,” tukasnya.
Terakhir, Huda juga mengingatkan bahwa PSSI pernah berjanji untuk meningkatkan kualitas wasit.
Kemudian, agenda PSSI untuk menghadirkan direktur Teknik wasit dari luar negeri yang direkomendasikan AFC juga belum terealisasi
Padahal kehadiran direktur Teknik wasit ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kinerja wasit pemimpin pertandingan Liga I.
“Selain itu upaya menambah asisten wasit di sisi gawang masing-masing tim hingga pekan ke-28 Liga I juga belum bisa terealisasi. Jangan sampai federasi hanya bisa menghadirkan janji surga tanpa realisasi kongkret di lapangan,” pungkasnya.
Baca juga: Profil Wasit Agus Fauzan, Tuai Kontroversi saat Madura United Vs Persebaya, Pernah Dikecam Bobotoh
Kata PSSI
Sebelumnya, Komite Wasit PSSI menyatakan bahwa pihaknya memiliki berbagai rencana untuk mencegah tindakan kontroversi wasit.
Termasuk penambahan asisten wasit dengan menggunakan teknologi canggih dan pembinaan.
Rencana itu, muncuk dari evaluasi kinerja selama ini di mana banyak keputusan dianggap kontroversi dan tidak adil.
Penambahan asisten wasit itu, bakal terlaksana di pekan terakhir Liga 1 2021/2022.
"Tanggal 10 - 14 Februari 2022 lalu kami datangkan asisten wasit untuk tambahan empat orang, rencana nanti digawang ada asisten wasit. Kami masih terkendala alat yang belum datang," ujar kata Ketua Komite Wasit PSSI Ahmad Riyadh, Senin (21/2/2022) dikutip dari Tribun Bali.
"Alat di gelang, nanti kalau ada pelanggaran dia bunyi, nanti ada tambahan asisten garis gawang, untuk melihat gol atau tidak, dan lihat pelanggaran di area gawang. Yang krusial di area gawang," jelas Ahmad Riyadh.
Alat itu, merupakan Goal Line Technology (GLT) atau teknologi garis gawang.
GLT sendiri dikembangkan di Inggris oleh Dr Paul Hawkins, yang merupakan insinyur di Roke Manor Research Limited, anak perusahaan Siemens di Romsey, Inggris.
Lebih lanjut, Ahmad menyebut bahwa rencana ini sebenarnya sudah ada sejak lama.
Rencana awalnya adalah asisten wasit dan alat canggih itu sudah mulai bekerja di awal tahun 2021 tepatnya pada 5 Januari.
Namun, pihak AFC yang memberikan pelatihan baru hadir pada tanggal 10 Februari dan kini tinggal menunggu alat tersedia.
"Harusnya seri 4 kemarin sudah mulai, tapi alatnya belum datang, mereka (wasit) juga sudah dilatih, pelatihannya dari AFC datang kasih pelatihan 10 - 14 Februari 2022 di Bali di kumpulimln semua wasit dan asisten wasit," tegasnya.
Selain melakukan penambahan wasit dan menerapkan teknologi canggih, Komite Wasit juga berencana melakukan pembinaan.
Pembinaan itu, dilakukan kepada pihak-pihak yang dirasa keputusannya tidak adil setelah sebelumnya dilakukan evaluasi.
"Komite Wasit PSSI menyadari, bahwa selain permainan sepakbola itu sendiri yang disorot, kepemimpinan wasit pun akan menjadi sorotan," kata Ahmad.
"Maka dengan beberapa keterbatasan pada masa pandemi ini, kami menjalankan program development berkala dengan metode virtual."
Ahmad, juga berjanji bila menemukan kesalahan dalam kinerja wasit, dirinya akan menerapkan sanksi.
Namun, pihaknya juga meminta pengertian bahwa memang tugas wasit adalah berat.
Menurutnya kewajaran bila seorang wasit melakukan kesalahan dan hal itu yang akan dievaluasi.
"Setelah kompetisi vakum selama 1,5, lalu dimulai kembali pada tahun 2021, dengan waktu persiapan yang terbatas, maka hal-hal yang tidak ideal pun tidak terhindarkan, contohnya sosialisasi Laws of the Game secara menyeluruh kepada klub peserta kompetisi. Hal ini menajdi catatan untuk perbaikan pada kompetisi musim berikutnya, "ujarnya.
"Jika hasil analisa tersebut ternyata keputusan wasit keliru, maka wasit atau asisten wasit bersangkutan akan dievaluasi, dibina, dan diedukasi kembali. Jika keputusan Wasit/AW benar, maka kami apresiasi." (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Tribunnews yang berjudul Kinerja Wasit Liga I Disorot, Ketua Komisi X DPR: PSSI Harus Tegas dan Tribun Bali yang berjudul Akui Ada Kesalahan dan Perlu Dibina, Komite Wasit PSSI Angkat Suara Terkait Kontroversi Wasit Liga 1