Konflik Rusia Vs Ukraina
Warga Ukraina di Seluruh Dunia Sukarela Pulang Kampung untuk Lawan Pasukan Rusia
Pria warga negara Ukraina yang berada di berbagai negara di penjuru dunia berbondong-bondong pulang ke tanah air untuk melawan invasi Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Invasi Rusia ke Ukraina saat ini sudah memasuki hari ke-6 pada Selasa (1/3/2022).
Di awal konflik terjadi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menetapkan status darurat militer yang menyebabkan warga negara Ukraina pria berusia 18-60 tahun tidak diperbolehkan keluar dari negara mereka.
Kini, warga negara Ukraina pria yang berada di negara-negara lain justru berbondong-bondong sukarela pulang ke kampung halaman mereka untuk menghadapi pasukan Rusia.
Baca juga: Lawan Pasukan Muslim Chechen Rusia, Grup Milisi di Ukraina Lumuri Peluru Pakai Lemak Babi
Baca juga: 5 Jam Diskusi, Ini Hasil Pertemuan Ukrania dan Rusia terkait Kelanjutan Perang
Dikutip dari ABC NEWS, Andrii Zadorozhnyi, seorang pekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ada di Nepal memilih untuk kembali ke Ukraina untuk ikut perang.
"Hal yang saya inginkan sekarang adalah berada di negara saya," ujar Andrii.
Andri menyatakan, saat ini dirinya hanya ingin bersama keluarganya yang ada di Ukraina, dan bila diperlukan ikut berperang.
Kemudian Oleksandr Petrov, seorang pasukan cadangan tentara Ukraina yang sedang bekerja di Arab Saudi mengaku pulang ke Ukraina karena merasa terpanggil.
"Saya datang dari Arab Saudi. Ketika invasi terjadi, saya meminta kepada perusahaan saya untuk membantu menyediakan tiket pulang ke Ukraina dan perusahaan saya membantu saya," ujar Oleksandr.
Namun tak semua warga Ukraina yang pulang ke Tanah Air memiliki pengalaman seperti Oleksandr.
Oleh Novikov seorang nelayan Ukraina yang bekerja di Amerika Serikat pulang kampung demi menyelamatkan keluarganya.
"Istri dan anak saya ada di Ukraina... Saya tidak bisa tinggal (di AS), saya harus pulang," kata Oleh.
"Saya ingin bertarung, saya tidak memiliki pengalaman, Saya seorang warga sipil."
Hal serupa turut dilakukan oleh seorang ayah dan anak yang bekerja di Polandia mencari uang.
Namun ayah dan anak tersebut pulang ke Ukraina demi melawan pasukan Rusia.
Di sisi lain, selama lima jam perwakilan Ukraina dan Rusia telah berdiskusi membicarakan operasi militer spesial yang dilakukan oleh Presiden Vladimir Putin.
Diskusi yang digelar pada Senin (28/2/2022) bertempat di Belarus.
Media asal Rusia yakni RT.com menjelaskan, Ukraina dan Rusia telah mencapai kesepakatan dalam sejumlah hal.
Diskusi antara kedua belah pihak diketahui akan dilanjutkan di lain kesempatan.
Topik diskusi yang dibicarakan pada Senin kemarin adalah gencatan senjata di Ukraina.
Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menyebut sudah ada beberapa solusi yang disorot.
"Beberapa solusi tertentu telah digarisbawahi," jelas Podolyak.
Sementara itu Ajudan Presiden Putin, Vladimir Medinsky menyebut sudah ada beberapa poin yang dapat dipenuhi oleh kedua belah pihak.
Perwakilan dari Ukraina yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Ukraina, Alexey Reznikov telah meminta agar segera dilakukan gencatan senjata dan meminta Rusia menarik pasukan militernya.
Di sisi lain berdasarkan media Sky News yang berbasis di Inggris, diskusi antara Ukraina dan Rusia di Belarus berlangsung sulit karena pihak Rusia yang bias.
"Pihak Rusia sayangnya masih memiliki pandangan yang bias terkait proses destruktif yang mereka lakukan," terang Podolyak.
Traktor Warga Ukraina Curi Kendaraan Militer Rusia
Di media sosial (medsos), viral sebuah video menampilkan warga sipil Ukraina menggunakan traktor untuk mencuri kendaraan militer milik Rusia.
Video ini dibagikan oleh Anggota Parlemen Inggris, Johnny Mercer, pada Senin (28/2/2022).
Dalam video tersebut terekam sebuah traktor berwarna biru menyeret sebuah kendaraan militer milik Rusia.
"Saya bukan ahli, tetapi invasi tampaknya tidak berjalan dengan baik," ujar Johnny dalam cuitannya.
"Terjadi hari ini, traktor Ukraina mencuri kendaraan lapis baja Rusia," sambungnya.
Video ini bukan kali pertama warga sipil Ukraina terekam berpartisipasi menghadapi serangan tentara Rusia.
Sebelumnya pada Jumat (25/2/2022) beredar sebuah video viral menampilkan aksi nekat seorang pria warga Ukraina.
Diberitakan oleh media massa di Ukraina, pria itu tampak berdiri sendirian di tengah jalan raya.
Dikutip dari YouTube Guardian News, di jalan tersebut tampak rombongan kendaraan militer milik Rusia berjalan beriringan.
Dalam video tersebut, pasukan militer yang didekati oleh Pria Ukraina itu terekam banting setir berusaha menghindari pria Ukraina itu.
Terdengar suara ketakutan dan kaget dari perekam dan sejumlah warga yang menyaksikan kejadian itu.
Warganet lalu menyamakan kejadian viral ini dengan momen bersejarah seorang pria mencoba mengadang tank di Tiananmen Square, China, pada tahun 1989.
Baca juga: Dibunuh Pasukan Rusia, Anak-anak di Ukraina Dihabisi di TK hingga Ditembak Agen Sabotase
Ukraina Manfaatkan Narapidana Pembunuh
Di sisi lain, media massa asal Rusia yakni Russian Today (RT.com) memberitakan bagaimana pemerintah Ukraina melepaskan sejumlah narapidana sebagai prajurit tambahan.
Para narapidana sebelumnya telah diseleksi terlebih dahulu.
Narapidana yang dipilih untuk dilepaskan adalah mereka yang memiliki latar belakang militer hingga pengalaman bertarung.
Dikutip dari RT.com, Minggu (27/2/2022), info ini diungkapkan oleh Andrey Siniuk selaku pejabat di kantor kejaksaan saat diwawancarai oleh stasiun televisi Hromadske.
Seperti yang diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial di Ukraina dengan dalih membantu warga Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk yang memberontak dari pemerintah Ukraina dan menyatakan kemerdekaan.
"Ini merupakan masalah rumit yang diselesaikan di level tinggi," ujar Siniuk.
Siniuk menyampaikan, satu dari beberapa narapidana yang dilepaskan bernama Sergey Torbin.
Sergey Torbin adalah seorang tentara veteran yang berpartisipasi dalam konflik melawan Republik Donetsk dan Republik Lugansk.
Torbin dipenjara selama enam tahun pada tahun 208 karena aksinya membunuh seorang aktivis kemanusiaan dan anti korupsi bernama Kateryna Handziuk dengan cara disiram air keras.
Torbin kemudian diberikan hak untuk memilih narapidana lainnya sebagai anggota tim pasukan melawan Rusia.
Kemudian narapidana lain yang dibebaskan adalah ekstentara bernama Dmitry Balabukha yang dipenjara selama sembilan tahun karena menikam pria hingga mati di tahun 2018 lalu. (TribunWow.com/Anung)