Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Cerita WNI di Ukraina saat Rusia Lakukan Penyerangan, Diberi Peta Bunker hingga Dengar Bom Meledak

Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina menceritakan kondisinya sesuai pemerintah Rusia melakukan serangan militer ke Ukraina.

Photo by Daniel LEAL / AFP
Warga Kiev mengungsi setelah Ukraina diserang Rusia, Kamis (24/2/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Ukraina menceritakan kondisinya sesuai pemerintah Rusia melakukan serangan militer ke Ukraina.

Dikutip dari BBC Indonesia, Rusia mengatakan menarik sebagian pasukan dari dekat Ukraina setelah pengerahan sekitar 100.000 tentara menimbulkan kekhawatiran invasi akan segera terjadi.

Namun kementerian pertahanan Rusia mengatakan latihan skala besar akan tetap berlanjut dan bahwa sebagian unit tentara akan ditarik ke markas.

Orang-orang terlihat di luar area tertutup di sekitar sisa-sisa peluru di sebuah jalan di Kyiv Kamis (24 Februari 2022). Serangan terjadi usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada hari Kamis dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negerinya memperingatkan
Orang-orang terlihat di luar area tertutup di sekitar sisa-sisa peluru di sebuah jalan di Kyiv Kamis (24 Februari 2022). Serangan terjadi usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina pada hari Kamis dengan ledakan terdengar segera setelah di seluruh negeri dan menteri luar negerinya memperingatkan "invasi skala penuh" sedang berlangsung. (Foto oleh Sergei Supinsky / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Baca juga: Terungkap Penyebab Rusia Serang Ukraina, Konflik Sudah Terjadi sejak 2014

Rusia selalu menyangkal akan melakukan penyerbuan.

Tidak ada kepastian dari penarikan ini dan negara-negara barat bersikap hati-hati atas pengumuman ini.

Lebih dari selusin negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat, mendesak warga mereka untuk meninggalkan Ukraina.

Seorang warga negara Indonesia yang telah tinggal di Ukraina selama lebih dari lima tahun, Benni Sitanggang, mengatakan berbagai persiapan sudah dilakukan bila sampai penyerbuan terjadi.

Namun, kondisi sehari-hari, termasuk di ibu kota Kiev, "masih berjalan seperti biasa, dan tidak ada panic buying", kata Erna Herlina, pejabat KBRI Ukraina.

Di tengah situasi ini, warga sipil Ukraina - selain persiapan latihan oleh tentara - mendapatkan pelatihan militer untuk bersiap menghadapi serbuan Rusia.

Marta Yuzkiv termasuk salah seorang yang ikut bersiap membela negaranya sebagai tentara cadangan walaupun ia mengatakan tidak ingin perang.

"Kami termasuk bagian dari tim pertahanan teritorial, kami harus mempertahankan kota tempat tinggal kami, gedung-gedung pemerintah, infrastruktur, dan lain-lain untuk membantu tentara bila terjadi penyerbuan besar," kata Marta.

"Sebagian besar adalah warga sipil, kami harus belajar bekerja dalam tim, melakukan tugas-tugas militer mendasar, bagaimana melawan bila tentara musuh datang," tambahnya.

Baca juga: Ada Potensi Perang Dunia 3, Guru Besar UI Minta Jokowi Ambil Sikap soal Invasi Rusia ke Ukraina

Di antara warga sipil yang ikut bersiap ini termasuk seorang nenek berusia 78 tahun.

Valentina Konstantinovska mengatakan kepada BBC, "Saat penyerbu datang, saya akan melawan dan saya akan sangat marah."

"Saya orang yang suka damai, tapi bila ada sesuatu yang diambil dari saya, dengan hadirnya penyerbu, saya akan lawan," katanya lagi.

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVladimir PutinWarga Negara Indonesia (WNI)
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved