Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Bahas Ancaman Putin, Guru Besar UI Nilai Upaya AS dkk Hentikan Rusia Invasi Ukraina akan Sia-sia

Upaya Amerika Serikat dan negara lainnya menghentikan upaya Rusia menginvasi Ukraina dinilai akan berakhir sia-sia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AFP PHOTO/SPUTNIK/MIKHAIL METZEL
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) tersenyum saat menjabat tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam pertemuan bilateral perdana di Villa la Grange, Jenewa, Swiss, pada 16 Juni 2021. Terbaru, upaya Amerika Serikat dan negara lainnya menghentikan Putin menyerang Ukraina pada Kamis (24/2/2022) dinilai akan berakhir sia-sia. 

TRIBUNWOW.COM - Ledakan terjadi di sejumlah titik di Ukraina seusai Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan kebijakannya melakukan agresi ke Ukraina, pada Kamis (24/2/2022).

Dalam pengumuman yang disampaikan oleh Putin, dirinya juga menyertakan sebuah ancaman kepada siapapun yang berani mengganggu Rusia.

Tindakan Putin menginvasi Ukraina telah menerima kecaman dan reaksi keras dari sejumlah negara di dunia seperti Amerika Serikat (AS) hingga Inggris.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). (The Telegraph)

Baca juga: Minta Tentara Ukraina Pulang ke Rumah, Putin Ancam Siapapun yang Berani Ganggu Rusia

Baca juga: Ada Potensi Perang Dunia 3, Guru Besar UI Minta Jokowi Ambil Sikap soal Invasi Rusia ke Ukraina

Namun menurut Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, apa yang dilakukan oleh AS dan negara lainnya hanya akan berakhir sia-sia.

Hikmahanto menjelaskan bagaimana akan sulit bagi negara lain untuk ikut campur tangan langsung membantu Ukraina.

Ia mencontohkan bagaimana Ukraina sampai saat ini belum masuk menjadi anggota NATO sehingga Ukraina tidak akan bisa mendapat bantuan tentara dari negara-negara anggota NATO yang berada di sekitar Ukraina.

"Presiden Putin mengatakan bahwa Rusia tidak punya alternatif lain selain menghadapi negara-negara yang mau ikut campur," ujar Hikmahanto dikutip dari YouTube Kompastv, Kamis (24/2/2022).

"Tetapi negara-negara yang mau ikut campur, dia harus punya legitimasi."

Hikmahanto lalu menjelaskan bahwa upaya AS dan negara lainnya melakukan embargo ekonomi terhadap Rusia tidak akan bisa berdampak besar.

"Embargo ekonomi ini tidak akan efektif untuk mencegah Presiden Putin yang akan melakukan serangan terhadap Ukraina," terang dia.

"Negara sebesar Rusia tentu bukan kayak Iran, Korea Utara, yang diembargo ekonomi terus mereka akan kerepotan, tidak."

Selanjutnya Hikmahanto mengungkit kemungkinan China akan membantu Putin jika Rusia diserang.

Sementara itu pada Kamis (24/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyampaikan pidato yang berisi keinginannya berdamai dengan Rusia.

"Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.

Kendati demikian, Zelensky juga menyatakan bahwa jika perdamaian tidak bisa terjadi, maka Ukraina akan melawan agresi Rusia.

"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."

"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.

Menurut pengakuan Zelensky, dirinya sempat meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam namun tidak ada respons.

Kini Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat nasional yang mana pemerintah berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik. 

Baca juga: Ledakan Terus Terjadi di Ukraina, Rusia Klaim Hanya Serang Fasilitas Militer

Simak videonya mulai menit ke-6.40:

Putin Minta Tentara Ukraina Pulang ke Rumah

Dalam pengumuman agresi ke Ukraina, Putin meminta agar para prajurit Ukraina menyerah dan pulang ke keluarga mereka masing-masing di rumah.

Putin juga memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka yang berani menganggu Rusia.

Ditayangkan dalam YouTube The Telegraph, Kamis (24/2/2022), Putin menyatakan akan ada konsekuensi besar jika ada yang berani menganggu Rusia.

Berikut pengumuman invasi yang disampaikan oleh Putin.

"Saya memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi militer spesial," ujar Putin.

"Operasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi korban perundungan dan target genosida oleh rezim Kyiv yang terjadi selama delapan tahun."

"Oleh karena itu, kami akan berjuang untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina dan akan membawakan keadilan kepada mereka yang telah melakukan beragam kejahatan terhadap manusia, termasuk masyarakat Rusia."

"Kami meminta Anda untuk menanggalkan senjata dan segera pulang ke rumah."

"Saya akan jelaskan: seluruh prajurit dari militer Ukraina bebas untuk pergi meninggalkan area perang dan pulang ke keluarga mereka."

"Siapapun yang mencoba menghentikan Rusia dan mengancam negara dan masyarakat kami, Rusia akan segera merespons dan ada konsekuensi serius yang belum pernah Anda hadapi sepanjang sejarah."

"Kami siap untuk keadaan apapun," tegas Putin. (TribunWow.com/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suara Sirene Peringatan Serangan Udara Meraung di Jantung Ibu Kota Kiev Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyHikmahanto JuwanaUniversitas Indonesia (UI)NATO
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved