Konflik Rusia Vs Ukraina
Bahas Ancaman Putin, Guru Besar UI Nilai Upaya AS dkk Hentikan Rusia Invasi Ukraina akan Sia-sia
Upaya Amerika Serikat dan negara lainnya menghentikan upaya Rusia menginvasi Ukraina dinilai akan berakhir sia-sia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."
"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.
Menurut pengakuan Zelensky, dirinya sempat meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam namun tidak ada respons.
Kini Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat nasional yang mana pemerintah berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik.
Baca juga: Ledakan Terus Terjadi di Ukraina, Rusia Klaim Hanya Serang Fasilitas Militer
Simak videonya mulai menit ke-6.40:
Putin Minta Tentara Ukraina Pulang ke Rumah
Dalam pengumuman agresi ke Ukraina, Putin meminta agar para prajurit Ukraina menyerah dan pulang ke keluarga mereka masing-masing di rumah.
Putin juga memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka yang berani menganggu Rusia.
Ditayangkan dalam YouTube The Telegraph, Kamis (24/2/2022), Putin menyatakan akan ada konsekuensi besar jika ada yang berani menganggu Rusia.
Berikut pengumuman invasi yang disampaikan oleh Putin.
"Saya memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi militer spesial," ujar Putin.
"Operasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi korban perundungan dan target genosida oleh rezim Kyiv yang terjadi selama delapan tahun."
"Oleh karena itu, kami akan berjuang untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina dan akan membawakan keadilan kepada mereka yang telah melakukan beragam kejahatan terhadap manusia, termasuk masyarakat Rusia."
"Kami meminta Anda untuk menanggalkan senjata dan segera pulang ke rumah."
"Saya akan jelaskan: seluruh prajurit dari militer Ukraina bebas untuk pergi meninggalkan area perang dan pulang ke keluarga mereka."