Terkini Daerah
Detik-detik Dramatis Penyelamatan Buaya Berkalung Ban Seberat 3 Ton di Palu, Dipotong Pakai Gergaji
Akhirnya, warga dan petugas bisa melepaskan lilitan ban yang bertahun-tahun melekat pada tubuh buaya itu.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Disaksikan ratusan orang, penyelamatan buaya berkalung ban seberat 3 ton di Sungai Palu, Jalan I Gusti Ngurah Rai, Tatura Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), berlangsung dramatis.
Akhirnya, warga dan petugas bisa melepaskan lilitan ban yang bertahun-tahun melekat pada tubuh buaya berkalung ban itu.
Penangkapan buaya berkalung ban itu terjadi pada Senin (7/2/2022) malam di lokasi kejadian.
Baca juga: Sosok Tili, Pria Penakluk Buaya Berkalung Ban yang Viral, Dipuji Lebih Hebat dari Panji Petualang
Baca juga: Kakak di Agam Histeris Lihat Adiknya Dibawa Kabur Buaya, Awalnya Jalan Membelakangi Sungai
Diketahui, pria yang berhasil menangka buaya berkalung ban itu bernama Hili (34) (sebelumnya disebut Tili, -red), yang merupakan lelaki asal Sragen, Jawa Tengah.
Hili sendiri mengaku melakukan aksinya karena merasa kasihan melihat buaya berkalung ban.
"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas," tuturnya, Selasa (8/2/2022), dikutip dari Tribun Palu.
"Ini kemauannya saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," tambahnya.
Karena itu dirinya berinisiatif untuk menyelamatkan buaya berkalung ban itu dan menyusun rencana penangkapan.
Hili ternyata sudah mulai memiliki niat menyelamatkan buaya berkalung ban itu sejak tiga pekan lalu.
Selama tiga minggu itu juga, dia menunggu buaya berkalung ban tersebut di pinggir sungai dan mencarinya dengan memberikan umpan.
Baca juga: Sosok Pria yang Tewas Diterkam Buaya saat Cari Sinyal untuk Telepon Keluarga, Pekerjaannya Buruh
"Kadang umpannya merpati, kadang ayam," kata Mas Hili sambil memegang ban yang dilepas dari buaya.
Rencana Hili mulai membuahkan hasil setelah pada empat hari lalu dirinya menangkap buaya kecil yang merupakan anak buaya berkalung ban itu.
"Anaknya buaya ini saya tangkap disana (tengah sungai, red) pakai perahu rakitan saya, Sudah empat hari saya tangkap anaknya buaya ini," ujarnya.
Dalam empat hari setelah itu, umpannya berhasil dimakan buaya dan dia menangkap buaya berkalung ban itu.
Detik-detik Memotong Ban
Kolase proses evakuasi dan penampakan buaya berkalung ban yang populer di Palu, Sulawesi Tengah. (Tribun Palu)
Ketika buaya ditangkap dan akan dilakukan penyelamatan, personel Pemadam Kebakaran (Damkar) setempat pun turut hadir dalam evakuasi itu.
Mereka mengaku kewalakan ketika banyaknya warga yang berkerumun di sekitar lokasi.
Namun, dengan gergaji besi, ban motor yang melilit buaya itu bisa di lepaskan dari buaya itu.

Nampak puluhan orang ikut membantu memgangi buaya yang dievakuasi di pinggir sungai tersebut.
Kebanyakan orang, juga nampak terlihat di atas jalan hingga di atas jembatan yang tak jauh dari lokasi penyelamatan.
Kemudian, personel damkar itu memutuskan untuk kembali melepas buaya sepanjang empat meter itu ke sungai.
Sebagai informasi, buaya seberat tiga ton itu itu sudah bertahun-tahun memiliki ban yang melilit tubuhnya.
Entah dari mana asalnya sejak 2016, bahkan warga mulai memanggil buaya itu dengan sebutan B3 atau buaya berkalung ban.
Sejumlah pihak termasuk Panji si Petualang dan pemerhati buaya dari mancanegara, gagal melakukan penyelamatan terhadap buaya itu.
Hingga Hili yang merupakan warga sekitar memiliki tekad dan akhirnya berhasil melakukan penyelamatan.
Karena itu, kini warga menyebut Hili lebih hebat dari Panji Petualang.
"Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun," ucap Mas Hili. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Tribun Palu yang berjudul Damkar Putuskan Lepas Buaya ke Sungai Palu, Detik-detik Warga Gergaji Ban yang Melilit Leher Buaya Viral di Palu, Personel Damkar Kewalahan Evakuasi Buaya Berkalung Ban di Palu yang Viral, dan Sosok Penangkap Buaya Berkalung Ban, 3 Minggu Pasang Umpan